Bagian 14

2.2K 144 4
                                    

"Saya tahu ini bukan waktu yang tepat, saya menemui kamu untuk bertanya soal isu yang beredar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya tahu ini bukan waktu yang tepat, saya menemui kamu untuk bertanya soal isu yang beredar. Secara tidak langsung beasiswa kamu, kami hentikan." Ucapan tersebut membuat hati Aira menclos.

"Tapi Pak, saya tidak seperti yang di bicarakan." Air mata Aira tidak bisa di cegah ketika mengatakan hal tersebut.

"Kami mencabut beasiswa kamu bukan karena isu itu, tapi seperti yang kamu jelaskan, hubungan kamu dengan pria itu suami istri? Dalam kontrak beasiswa, Mahasiswa dilarang menikah sebelum menyelesaikan studinya, jika kedapatan demikian, kami menganggap kamu sudah mampu dan kewajibannya sudah beralih pada kepala rumah tangga, yaitu suami kamu sekarang."

Tunggu, apa yang harus Aira lakukan. Masalah apa lagi ini, tidakah cukup masalah yang menghadangnya?

"Pak, saya berjanji akan menyelesaikan kuliah tepat waktu, hal ini tidak akan mengganggu saya dalam belajar. Suami saya juga mendukung ko, Pak!" dengan kondisi yang lemah, sebisa mungkin Aira berucap dengan lancar untuk meyakinkan pihak kampus. Aira akan mempertaruhkan beasiswanya.

"Ketentuannya tidak bisa, Aira." Bahu Aira merosot, dirinya tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan, "kamu masih bisa tetap berkuliah, hanya saja bantuan pendidikan dicabut pihak kampus karena kedapatan pelanggaran."

"Selain itu, kasus kamu akan kami proses. Hasil visum yang telah dilakukan serta bukti-bukti yang ada akan memberatkan pelaku. Tindakan ini tidak terpuji dan mengancam nyawa orang lain. Saya turut berduka dengan apa yang kamu alami."Aira hanya bisa termenung.

Satu perawat masuk dalam ruangan rawat inap membawa kursi roda, pihak kampus undur diri, di ruangan ini hanya tersisa Aira, 2 orang yang menolongnya ditambah perawat yang baru masuk.

"Permisi, saya mau membawa Ibu Aira untuk dilakukan pemeriksaan, Dokternya mau memastikan sesuatu." Masih termenung, balasan dari peryataan perawat tersebut di balas oleh salah satu diantara mereka yang membawa Aira ke rumah sakit.

"Kalau boleh tahu pemeriksaan apa ya, bukannya visum sudah dilakukan?"

"Dokter ingin memastikan apakah tendangan yang mengenai daerah perut Bu Aira tidak mempengaruhi janin yang sedang di kandung, Dokter cukup khawatir soal hal itu. Oleh karenanya kami meminta izin untuk melakukan prosedur USG pada pasien, Bu."

Degg

Apa maksud perawat itu, janin apa yang ia maksud? Walaupun tadi termenung, diam, pendengaranya tidak mungkin salah. Jelas-jelas perawat itu menyebutkan kata janin yang ada di dalam perut. Aira meraba perutnya dengan pelan, "apakah...di sini ada bayi?" ujarnya dalam hati.

Melihat respon Aira, Ana, perempuan yang membantu Aira tersebut menghampiri dan memegang pundak Aira pelan. Tatapan Ana menyiratkan untuk Aira melakukan pemeriksaan tersebut, Ana melihat dengan kedua mata kepalanya sendiri, penyerangan yang dilakukan Sesil sangat brutal. Tendangannya pun cukup keras, hal itu juga sukses membuat Aira pingsan dan di larikan ke rumah sakit. Jika memang benar Aira sedang mengandung, maka perlu melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kandungannya baik-baik saja.

Mengejar Cinta IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang