Bagian 20

1.8K 111 2
                                    

POV Brian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV Brian

Genap 1 bulan setelah Aira melahirkan, Aira dan Naka sudah di izinkan pulang ke rumah. Berat badan Naka sudah normal dan kondisinya sangat baik. Naka juga sudah bisa merespon suara, bahkan kalau mendengar suaraku sehabis bekerja tangan dan kakinya bergerak, mengoceh dengan bahasa bayinya. Sangat lucu sekali.

Ia juga sudah mengenali aroma aku dan Aira, terutama Maminya. Kalau Maminya sedang di kamar mandi, Naka selalu mencari-cari dengan menunjukan ekspresi mau menangis. Antara kasihan dan gemas beda tipis.

Baru pulang bekerja, Aira menyambutku di depan pintu dengan senyuman. Tangannya terulur untuk menyalimiku. Aku mengecup bibir dan jidatnya yang menjadi rutinitas sebelum dan sehabis pulang bekerja, dan waktu tidur tentunya.

"Mana Naka?" tidak melihat Naka dalam gendongan istri membuatku bertanya secara langsung, menanyakan keberadaan putra kami yang menggemaskan seperti Maminya ini hehe.

"Sama Mamah di atas, Mamah bawain sop daging katanya bagus untuk ibu yang baru melahirkan dan menyusui, karna kaya akan protein dan vitamin B12." Aku terkekeh mendengarnya. Kembali aku mendaratkan kecupan di bibirnya.

"Mas mandi dulu, nanti kita makan bareng." Aira mengangguk.

Setelah selesai bersih-bersih, aku menuju ke kamar Naka terlebih dahulu. Aira dan aku berencana Sleep training Naka ketika umur 4 bulan, oleh karena itu sudah di persiapkan jauh-jauh hari. Tapi untuk saat ini Naka masih tidur bersama kami, mungkin untuk siang saja Naka tidur di kamarnya bersama Aira.

Mamah pernah menanyakan rencana itu, ngapain bayi tidur sendiri, ga sayang anak lah, nanti kenapa-napa, tapi cara parenting orang tua beda-beda. Aku dan Aira sepakat pelatihan tidur sendiri Naka dilakukan sejak dini, banyak juga penelitian yang menyebutkan keputusan untuk tidur terpisah dengan bayi berdampak jangka panjang. Kualitas tidur bayi lebih lama dan bagus untuk tumbuh kembanganya.

Peneliti juga menyebutkan, orang tua yang tidur sekamar dengan bayinya, ditempatkan di kasur yang sama, bila mana terbangun di malam hari biasanya orang tua akan menggendong untuk menenangkan. Bayi berumur 4 bulan sudah mampu mengenali pola kebiasaan yang dilakukan, jika bayi tidak dilatih sejak dini maka dia akan tahu kebiasaanya sejak kecil. Ia tidak akan berhenti menangis jika belum digendong, dan itu berdampak pada kualitas tidur anak. Bayi sering nangis dan tatrum, belum lagi Ibunya.

Aku menyadari usia Aira masih sangat muda, mengurus bayi bukanlah perkara mudah. Banyak Ibu muda yang baby blues bukan karena tidak siap saja menjadi seorang Ibu, terkadang perubahan pasca melahirkan, seperti kurang tidur karena bayi terus menangis, banyaknya pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan, suami yang tidak peka dan perubahan-perubahan lain terkait emosional dan fisik.

Sebisa mungkin hal itu tidak terjadi pada istriku Aira, menjadi seorang suami atau ayah juga harus banyak belajar, bukan hanya istri saja yang dituntut untuk bisa menyenangkan hati suami, suami juga harus melakukan serupa dan menjadi seorang ayah harus mampu mengemban tanggung jawab yang besar untuk dapat membahagiakan semuanya.

Mengejar Cinta IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang