Bagian 22

2.7K 103 5
                                    

Hari Minggu Brian dipaksa menginap oleh Kasih, walaupun rumah keduannya berdekatan, Kasih memberikan alasan cucunya tidak pernah berkunjungan dan menginap, sehingga tidak bisa bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Minggu Brian dipaksa menginap oleh Kasih, walaupun rumah keduannya berdekatan, Kasih memberikan alasan cucunya tidak pernah berkunjungan dan menginap, sehingga tidak bisa bertemu. Padahal aslinya Kasih sering datang ke rumah untuk bertemu Naka.

Bukan hanya Brian, anak Kasih yang lainpun di suruh datang dan menginap. Sehingga keadaan rumah yang menjadi saksi tumbuh kembang Brian tampak ramai.

Walaupun hari Minggu, Brian masih kerkutik dengan layar laptop. Kebetulan saat ini sedang banyak pekerjaan dan Brian tidak suka meninggalkan begitu saja, rasanya ada beban, mau holiday pun tidak tenang.

"Sibuk Amat, Mas."

"Hem."

"Banyak kerjaan ya?"

"Hem."

"Cih..Mas!"

"Kenapa Cha?"

"Mentang-mentang udah nikah, udah punya istri dan anak, Mas ga sayang lagi sama aku!"

Brian mengerutkan keningnya, bingung. Ini adiknya kenapa lagi? Setelah sekian lama tidak mencak-mencak, sifat itu kembali juga ternyata.

"Mas ga sayang aku, Mas suka jahil sekarang, ga pernah telpon aku juga."

Sejak kapan Brian suka menelepon Elsa, adiknya? Bahkan menghubungi istrinya pun jarang Brian lakukan, kecuali penting banget.

"Mas ga peluk aku juga sekarang." Ujarnya sendu.

Eh ada apa dengan adiknya ini. Ini bukan konspirasi Elsa mengngelabui dirinya? Mengingat Brian dan Elsa saling lempar kejahilan.

"Kamu kenapa sih, Cha? Sejak kapan kamu suka Mas peluk. Dari kamu kecilpun, kamu suka ga mau Mas peluk."

"Itukan beda! Sekarang aku pengen Mas peluk."

"Lah...kenapa ga minta Gibran, aneh-aneh gini Mas khawatir kamu hamil lagi."

"Mas anakku masih kecil, ya kali Risa mau punya adik lagi!" omong-omong, Risa adalah nama anak Elsa dan Gibran. Bayi itu berusia 6 bulan, beda 2 bulan dengan Naka. Tidak terasa perkembangan Naka juga sangat cepat, tau-tau 4 bulan. Sudah bisa telungkup dan terlentang sendiri. Perasaan baru kemarin Aira mengandung dan melahirkannya.

"Ya, kali aja. Kamu kan suka aneh kalau lagi hamil. Random dan rese."

"Mas juga rese! Ga sayang lagi sama aku, bahkan ga mau peluk. Aira aja terus yang Mas peluk." ujarnya merajuk.

"Aduh adik Mas mau peluk, ya udah sini." Brian merentangkan tangannya pada Elsa. Mungkin apa yang di bilang istrinya waktu itu benar.

Brian tidak pernah mengajak siapapun wanita di kehidupannya, memperkenalkan di hadapan keluarga atau sekadar membicarakannya pun ogah. Makanya orang tuannya sering menjodoh-jodohkan atau menanyai kapan Brian menikah.

Mengejar Cinta IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang