Chapter 31. The Empress Took An Action

108 8 0
                                    

Diperpustakaan istana, pangeran kedua Heinry sedang membaca buku seperti biasa. Tuan putri Shofia juga bersamanya. Entah sejak kapan dia tertarik membaca buku. Tuan putri tampak menikmati kegiatan tersebut.

"Jadi, bagaimana penawarannya?"

"Sama sekali tidak menarik," singkat pangeran.

"Cih. Dasar munafik!" Tuan putri menggembungkan pipinya lalu mendengus kesal membuat sang pangeran sontak tertawa terbahak-bahak.

"Omong-omong, apa tidak masalah dekat-dekat denganku seperti ini?"

"Apa masalahnya?"

"Jika kak Agares melihat— "

"Jangan membahasnya!" potong tuan putri.

"Kami tidak seperti itu. Hubungan ini adalah keinginan orang tua kami. Awalnya, aku merasa cukup tertarik tapi dia benar-benar pria yang membosankan." Tuan putri Shofia memutar bola matanya malas.

"Tetap saja. Kalian sudah bertunangan meskipun kami bersaudara, tidak baik terlalu sering berduaan denganku seperti ini."

Tuan putri Shofia sontak menghela napasnya. "Kita bersama untuk membicarakan bisnis. Ini dan itu berbeda, Pangeran Heinry." Dia menyudahi kegiatan membacanya lalu pergi meninggalkan pangeran begitu saja.

"Benar-benar wanita yang luar biasa," gumamnya sembari terkekeh. Tidak lama kemudian, sang pangeran beranjak bangun lalu pergi dari sana.

Disisi lain, Zarcha tidak sengaja mendengarkan percakapan keduanya. Dia sontak mengepalkan tangannya dengan erat.

'Bisnis apa yang mereka bicarakan?' Batinnya.

Seseorang menepuk bahunya pelan. Dia terperanjat lalu menoleh dengan cepat kemudian mendapati Lady Luise sudah berada dibelakangnya.

"Ada apa, Lady?" tanyanya dengan ekspresi keheranan. Pasalnya, dia sama sekali tidak menyadari kedatangannya. Bukannya menjawab Lady Luise malah tersenyum lalu mengulurkan tangannya.

"Mari kita bekerja sama!"

Zarcha sontak mengeryitkan kedua alisnya. Tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi, Lady Luise langsung menariknya pergi dari sana.

"Tu— tunggu dulu!!!"  Zarcha reflek melepaskan tangannya setelah mengetahui sang lady bermaksud membawanya masuk kedalam kamar.

"Apa yang anda pikirkan? Lady!? Kita tidak bisa melakukan ini!!!" Dia berusaha menolak tetapi sang pemilik kamar tetap bersikeras menariknya.

"Aku tidak akan melakukan apa-apa kepadamu. Diam dan ikut saja!"
Lady Luise meninggikan suaranya. Zarcha langsung kicep dan menurut. Mereka berdua masuk kedalam kamar. Sang lady langsung mengunci pintu kamarnya rapat-rapat setelah itu menyibakkan tirai jendelanya.

"Aku akan memberitahumu sesuatu." Zarcha mengangguk dengan gugup.
Lady Luise menatapnya lekat.

"Tapi, berjanjilah! Kau tidak akan mengatakannya kepada siapapun termasuk pangeran pertama," ucapnya.

"Berjanji, berjanji. Aku berjanji!"

"Baiklah." Lady Luise menarik napasnya dalam-dalam. Seketika ekspresinya berubah menjadi serius.

"Pangeran kedua dan tuan putri Shofia berencana memberontak," ucapnya memberitahu. Zarcha sontak terbelalak.

"Aku sudah menyelidiki mereka selama beberapa hari terakhir. Tidak tau kapan itu akan dilakukan," sambung sang lady.

"Kalau begitu kita harus memberitahu kaisar," celetuk Zarcha.

Lady Luise langsung melayangkan jitakannya membuat adik komandan Charlotte tersebut mengaduh kesakitan.
"Istana ini sedang kacau balau. Ada penghianat lain selain mereka. Apa kau bisa bertanggung jawab jika informasinya bocor?"

THE THRONE RESERVED [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang