Chapter 10. To The East

212 12 0
                                    

"Halo! Aku sudah lama menunggumu!" sapa Reo yang berdiri tepat disamping kereta kuda dengan senyumannya yang lebar.

Luke sontak kebingungan. "Kenapa Lady berada disini?" tanyanya. Pasalnya, dia tidak memberitahu siapapun tentang kepergiannya.

"Aku dengar kaisar akan mengirimmu ketimur kebetulan ada urusan yang harus kuselesaikan jadi aku meminta izin untuk ikut denganmu," jawab Reona.

Pemuda itu masih terlihat bingung. Reona yang tidak sabaran langsung menarik tangannya masuk kedalam kereta kemudian mulai berjalan meninggalkan wilayah kekaisaran.

"Pergi tanpa memberitahu orang lain bukanlah sikap yang baik, anak muda!" sindir Reona sembari menatapnya dengan tajam. Luke hanya menunduk seraya memainkan jari jemarinya.

"Lihat saja kalau kau berani mengulanginya."

Pemuda itu langsung mendongakkan wajahnya, memperlihatkan senyumannya yang cerah dengan deretan giginya yang rapi. "Saya tidak akan mengulanginya," ucapnya dengan cara yang menggemaskan.

Sementara itu, diistana kekaisaran. Cael mendatangi kaisar diruangannya. "Yang mulia, kenapa anda mengirim Lady Ashtarte pergi kewilayah timur?"

Kaisar tersenyum kecil. Dia sudah tau betapa pedulinya Cael kepada kakak perempuannya itu. "Jangan terlalu khawatir! Aku tidak mengirimnya untuk pergi berperang lagipula Lady sendiri yang mengatakan jika dia memiliki urusan disana jadi aku membiarkannya pergi bersama dengan Luke. Apa dia tidak memberitahumu?" tanya Kaisar. Cael terdiam selama beberapa saat.

'Jadi kau sudah mulai bergerak.' Batinnya.

Ekspresinya langsung berubah 360%. "Yang mulia, ada hal penting yang ingin saya sampaikan kepada anda. Ini tentang pangeran pertama...."

Beberapa saat kemudian, Kaisar langsung menggebrak mejanya dengan keras. "Agares tidak mungkin melakukan itu!"

"Saya tidak akan bicara omong kosong yang mulia. Saya memiliki bukti keterlibatan pangeran dalam sejumlah kegiatan perjudian. Baru-baru ini beliau juga membeli sebuah rumah judi diwilayah barat. Saya berpikir untuk menyelidiki masalah ini tetapi saya menghormati anda jadi saya meminta izin terlebih dahulu." Cael menyerahkan kwitansi pembelian atas nama pangeran Agares.

Kaisar membacanya dengan teliti lalu menghela napasnya kasar. "Anak ini benar-benar mencari masalah."

"Apa yang harus saya lakukan yang mulia?"

"Caritahu siapa saja yang terlibat dengannya, anggaran untuk pangeran diatur langsung oleh Permaisuri. Aku penasaran darimana Agares mendapatkan uang begitu banyak," jawab sang Kaisar. Cael mengangguk paham lalu membungkukkan badan dengan sopan kemudian pergi dari sana.

Ditempat lain, kereta kuda yang membawa Luke dan juga Reo telah mencapai wilayah perbatasan selatan dan timur dengan medan berupa hutan serta tebing curam yang berbatasan dengan laut.

"Kenapa Lady memandangi saya seperti itu?" tanya Luke.

"Karena kau menggemaskan," jawab Reo dengan cepat. Pemuda itu sontak tersipu malu.

"Tidurlah kalau kau mengantuk," ucap Reo setelah beberapa saat.

Luke menggeleng kecil. "Saya tidak mengantuk. Lady saja, jika anda berkenan."

"Aku juga tidak mengantuk sebenarnya aku sedang menunggu seorang tamu," ucap Reo yang terdengar aneh.

Luke tidak mengerti. Dia hendak menanyakan apa maksud dari ucapannya itu tapi mereka lebih dulu dikejutkan dengan suara teriakan kusir yang kemudian disusul olengnya kereta yang mereka tumpangi. Pemuda itu menjadi panik karena laju kereta yang semakin cepat dan terkesan ugal-ugalan, merasa ada yang tidak beres, Reona membuka pintu untuk melihat apa yang terjadi.

THE THRONE RESERVED [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang