Chapter 49. The Crown Prince

57 4 0
                                    

Kaisar Ladrel yang sedari tadi hanya memandang Reona dari singgasananya langsung beranjak dari posisinya. Wajahnya terlihat serius. Selir Julia yang berada tepat disebelahnya merasa heran.

"Yang mulia?" panggilnya. Kaisar menoleh dan hanya tersenyum kepadanya.

"Aku berterima kasih atas kehadiran kalian. Hari ini benar-benar hari yang sangat membahagiakan karena itu aku akan menyampaikan satu kabar gembira lainnya."

Para bangsawan mulai berbisik satu sama lain. Beberapa diantaranya sudah menduga perihal apa yang akan disampaikan oleh pria berusia 48 tahun tersebut. Semua orang sedang menanti dirinya. Kaisar Ladrel sontak menarik napasnya dalam.

"Posisi putra mahkota masih belum ditetapkan hingga sekarang dan seperti yang sudah kalian ketahui, putra sulungku, Pangeran Agares Northery telah mengundurkan diri dari posisinya sebagai calon putra mahkota" Dia menjeda ucapannya lalu mengedarkan pandangannya kesekeliling.

"Dalam beberapa waktu terakhir, berbagai masalah melanda kekaisaran bahkan para rakyat ikut terkena imbasnya. Pada saat-saat itu pangeran kedua telah menunjukkan kemampuan dan membuktikan kelayakannya. Maka dari itu, hari ini aku mengumumkan putra keduaku, Pangeran Heinry Northery sebagai putra mahkota kekaisaran Medeia. Penobatan resminya akan dilaksanakan dalam waktu seminggu lagi."

Seketika suasana menjadi gaduh. Para tamu undangan berbondong-bondong menghampiri pangeran untuk mengucapkan selamat. Keberhasilannya dalam menjatuhkan permaisuri, sekali lagi telah mengubah persepsi masyarakat atas dirinya dan membuatnya mendapatkan banyak dukungan.

Sementara itu dipodium, tempat dimana kaisar dan selir berada. "Selamat kepada yang mulia! Jika pangeran Heinry adalah putra mahkota, maka anda adalah ibu suri. Sekali lagi, selamat untuk anda!" ucap Maria yang berada tepat dibelakang selir. Sang majikan hanya tersenyum kecil menanggapi ucapannya.

Disisi lain, Lady Palka menatap lurus kearah podium seraya menyeringai kecil. "Itu aneh. Menurutmu, apakah kita melewatkan sesuatu? Kakak ipar juga terlihat sedikit berbeda."

"Apa yang aneh dari seorang ayah yang ingin menyerahkan tahta kepada putranya? Biarkan saja! Jangan ikut campur!" ucap Reona.

"Tapi kakak ipar harusnya tau kalau kau masih hidup lagipula kenapa baru sekarang? Jika dia benar-benar ingin menyerahkannya pada Heinry."

Reona terdiam lalu melirik kearah sang pangeran yang tengah dikelilingi oleh banyak orang setelah itu mengalihkan pandangannya kearah lain, tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan sang kaisar. Reo menautkan kedua alisnya.

'Kenapa tatapannya seperti itu?' Batinnya.

Keesokan paginya, para bangsawan telah kembali ke wilayahnya masing-masing hanya beberapa orang yang memiliki hubungan dekat dengan Kaisar yang masih berada diistana. Duke Esthertove, Marquess Palles dan keluarga Count Marchilles adalah diantaranya. Atas permintaan Kaisar, mereka akan menginap diistana sampai hari penobatan pangeran kedua.

Dikamar pengantin baru, Pangeran Agares yang baru saja bangun melihat sang istri sedang duduk didepan cermin tengah menyisir rambutnya. Dia mengulum senyum kecil lalu beranjak turun dari kasur kemudian menghampirinya.

"Selamat pagi, istriku!" sapa pangeran seraya mendaratkan ciuman singkat dipipi mulus milik wanitanya.

Komandan Charlotte sontak tersipu malu. Pangeran Agares yang merasa gemas lantas mencubit pipinya. Mereka saling menggoda satu sama lain. Berlarian kesana kemari hingga berujung perang bantal dipagi hari. Kericuhan kecil itu baru berhenti setelah pangeran menahan tubuh sang istri dengan memeluknya.

"Omong-omong, ada yang ingin kutanyakan kepadamu."

"Hm, tanyakan saja."

"Apa kau tau, kenapa Zarcha bersikap sopan kepada Lady Ashtarte?"

THE THRONE RESERVED [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang