part11

33.5K 2.7K 23
                                    

Di posisi Mark, karena seleksi pemilihan omeganya libur karena Haechan yang mendapatkan serangan membuat Mark kembali menjalankan tugasnya sebagai putra mahkota, menemani ayahnya dan berusaha memecahkan banyak permasalahan kerajaan, dia cukup sibuk hari ini.

Tapi jujur saja saat ini pikirannya justru berpusat pada omega manis yang selama ini hanya menaruh perhatiannya pada pekerjaannya, menjadi pelayan setia bubunya.

Mark menyadari jika Haechan itu menarik, mata bulatnya dengan sorot yang teduh, pipi gembul yang menggemaskan, bibir ranumnya yang sangat menggoda dirinya, dirinya definisi cantik yang sesungguhnya tanpa dia sadari.

Mark juga tahu jika Haechan tidak pernah dekat dengan alpha manapun dirinya seolah memberi batas, dia bahkan terlihat tidak nyaman jika berada di pavilun utama, milik sang raja jika dia menemani permaisuri untuk menemui alphanya.

Haechan benar-benar terlihat seperti seseorang yang tertutup dan memberi batas pada semuanya, dia lebih tepatnya, suka menyendiri.

Dan malam ini, Mark memikirkan apakah Haechan sudah makan, apa dia sudah tidak sakit lagi dan masih banyak kata apa, sungguh dia sangat mengkhawatirkan Haechan sekarang.

Mark datang di pavilun permaisuri, tujuannya mencari bubunya serta Haechan tentunya, dia ingin tahu bagaimana keadaan omega manisnya itu.

Tapi saat akan berkunjung memasuki ruangan bubunya, dia diberitahu jika bubunya saat ini sedang berada di kamar pelayan Haechan.

Mark dengan cepat segera menuju ruangan kamar Haechan, dengan ditemani pengawal serta kaki tangannya, Lucas yang baru saja kembali dari tugasnya, benar saja di sana ada bubunya serta Doyoung juga.

Pengawal serta kaki tangan Mark, Lucas yang mengetuk pintu pelan hingga semua mengalihkan perhatiannya pada Mark yang baru datang. "Salam hormat permaisuri Taeyong."

Taeyong tersenyum tipis, lalu matanya menatap Mark. "Kau datang berkunjung anakku? Maaf bubu ada di sini untuk Haechan."

"Iya tidak apa, Bubu." ucap Mark dengan tersenyum tipis.

"Oh ya Mark, apa tadi pagi kau tidak mengajak Haechan untuk sarapan?" tanya Taeyong serius.

"Aku mengajaknya Bubu, hanya saja Haechan menolak dan terburu-buru untuk pergi ke kamarnya. Aku pikir dia akan sarapan tadi pagi, tapi ternyata tidak, ya?" ucap Mark dengan menatap Haechan datar, sampai omega manis itu menengguk ludahnya kasar.

"Tidak, dia bahkan baru bangun. Beruntung bubu melihatnya, lalu memanggil Doyoung ke sini." jawab Taeyong dan menjelaskan semuanya.

Mark tentu saja terkejut serta khawatir bukan main, "Bagaimana keadannya?"

"Tidak ada yang serius, lukanya juga mulai membaik, sepertinya tidur membuat tenaganya kembali pulih hanya saja dia tidak sayang perutnya, dia harus makan." jawab Doyoung dengan serius.

"Aku tidak apa Hyung." ucap Haechan santai meskipun memang benar dirinya sekarang kelaparan.

"Ish, rasanya ingin ku pukul kepalamu, baik apanya kau kelaparan dan membuat suhu tubuhmu meninggi, kau bisa jatuh sakit lagi dan demam. Mau libur lagi dan melalaikan pekerjaanmu?" omel Doyoung.

"Tidak! Aku akan bekerja, aku sudah baik-baik saja." ucap Haechan dengan semangat.

Doyoung menghela napas kasar melihat Haechan yang sangat semangat jika menyangkut pekerjaannya, Taeyong hanya tertawa kecil melihat pelayan setianya itu sangat suka bekerja melebihi apapun di dunia ini.

"Kau tidak boleh bekerja lagi, jika keadaanmu belum baik dan ini perintahku kau tidak bisa menolaknya!" ucap Mark serius, Heachan menciut bukan main.

Doyoung serta Lucas menatap Mark sedikit aneh mengapa alpha itu terlihat begitu khawatir dengan pelayan ibunya sekalipun dia adalah peserta seleksi omega untuknya, sikapnya dirasa terlalu berlebihan.

Sedangkan Taeyong tersenyum tipis melihat dua orang itu yang terlihat bingung dengan sikap anaknya, seandainya saja mereka tahu siapa Haechan bagi Mark dia yakin kedua orang itu akan protective menjaga pelayan setianya.

"Sekarang habiskan makananmu sebelum dingin." Mark menatap nampan berisi makanan yang sama sekali belum tersentuh dan Haechan yang menatapnya tanpa minat, mendadak dia jadi tidak ingin makan setelah melihat wajah Mark yang menakutkan serta serius.

Heachan sendiri bingung, mengapa Mark bisa ada di kamarnya sedangkan dirinya sendiri memiliki tujuan menghindarinya, tapi pangeran putra mahkota itu justru terlihat mendekat selalu padanya, apakah itu takdir alpha dan omeganya?

"Kenapa kau justru melamun dan tidak memakannya, ingin kusuapi?" tanya Mark yang langsung duduk di dekat ranjang Haechan dan membuat Doyoung serta Lucas kembali terkejut.

Haechan dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Saya bisa makan sendiri yang Mulia."

Haechan dengan cepat mengambil nampan dan mulai memakan makanannya dengan cepat untuk menghilangkan rasa gugupnya, karena Mark terus memperhatikannya.

"Jangan terburu-buru, nanti kau bisa tersedak. Tidak ada yang akan merebut makananmu, makan pelan-pelan." ucap Mark dengan lembut, Haechan mengangguk patuh sedangkan di dalam hati Mark rasanya dia ingin tertawa gemas melihat tingkah Haechan yang menggemaskan, sayangnya jika dia melakukannya pasti akan menimbulkan berita-berita yang tidak benar.

Haechan benar-benar gugup karena Mark yang masih tidak mengalihkan perhatiannya, hingga tangan Mark yang mengusap sudut bibirnya karena ada noda makanan yang tertinggal membuatnya mematung seketika, detak jantungnya jadi berdetak lebih kencang dari biasanya.

Mark hanya tersenyum tipis seolah tidak ada beban serta mengabaikan pengawal serta tabib istananya yang menatap mereka dengan tatapan yang sangat terkejut serta menduga-duga dalam pikirannya.

"Oh ya putra mahkota apa ada yang kau bicarakan denganku? Hingga mencariki ke sini." tanya Taeyong mengalihkan perhatian semuanya yang masih tertuju pada anak serta pelayan kesayangannya.

"Benar Bubu, ada yang ingin ku bicarakan." Mark berubah ekspresinya jadi lebih serius, tidak ada senyuman lagi.

Haechan tertegun melihat sikap Mark yang berubah, jujur wajah serius serta dinginnya terasa menakutkan di matanya.

"Makan yang benar, setelah itu istirahat aku tidak mau mendengar jika kau sakit dan memaksakan dirimu untuk bekerja, jika kau melanggar aku akan memberimu hukuman." ucap Mark dengan serius namun juga terdengar seperti dia menaruh perhatian agar Haechan baik-baik saja dan tidak sakit, tapi tak lama dia mengulas senyum tipisnya. "Satu lagi persiapankan dirimu dengan baik, kau berjanji untuk memenangkan seleksi ini bukan?"

Haechan membolakan matanya terkejut serta berpikir kapan dirinya mengatakan hal itu, jika dia berjanji untuk memenangkan seleksi itu artinya dia akan menjadi omega pangeran muda itu, alphanya sendiri? Tidak, Haechan tidak boleh memenangkan seleksi itu, Mark pantas mendapatkan yang terbaik.

Setelah itu Mark keluar dari kamar pelayan Haechan, diikuti oleh Lucas yang tentunya juga terkejut mendengar ucapan tuannya, tidak biasanya tuannya itu terlihat begitu tertarik dengan seorang omega.

Di dalam kamar, Haechan masih memikirkan ucapan Mark, dan Doyoung yang tersenyum lalu mengusap lembut rambut Haechan. "Sepertinya kau akan menjadi omega, pangeran Mark, Haechan."

Haechan tersentak sadar dari lamunannya, "Apa maksud Hyung?"

"Habiskan makanmu, jangan pikirkan apapun dan istirahatlah dengan baik. Turuti perintah pangeran Mark jika kau tidak ingin dihukum, dan persiapkan dirimu untuk mengikuti seleksi selanjutnya." ucapnya lembut, setelah itu dia pergi dari kamar Haechan.

Haechan menghembuskan napasnya kasar, dia memikirkan bagaimana dirinya bisa kalah dan menjauh dari hidup Mark.

Tbc
Maafkan typo dan lainnya.
Makasih juga sudah diberi kritikan dan diberi tahu soal nama Haechan, maafkan aku juga jika aku salah tulis namanya atau siapapun, dan boleh komen ya jika aku salah tulis lagi😭🥰🥰

My Alpha is My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang