Mark menyuapi Haechan dengan begitu telaten meskipun awalnya Haechan ingin menolak tapi Mark terus memaksanya.
"Yang Mulia sudah, saya sudah kenyang." ucap Haechan pelan.
"Tapi ini tinggal sedikit padahal." ucap Mark lembut tapi Haechan tetap menggelengkan kepalanya.
"Baiklah jika kau tidak ingin makan lagi, tapi Haechan dengarkan aku." ucap Mark dengan lembut namun juga serius dan membuat Haechan menatapnya. "Apapun yang terjadi aku akan selalu bersamamu, dan aku akan tetap ingin mendengar kemenanganmu."
Ucapan Mark membuat Haechan menatapnya dengan tatapan terkejut serta bingung. "Yang Mulia boleh aku bertanya mengapa Anda ingin saya memenangkan kompetisi itu? Banyak omega yang lebih baik daripada saya."
"Karena itu dirimu, bukan karena alasan lainnya dan memang banyak omega di sana yang lebih baik daripada dirimu tapi sisi alpha ku menginginkanmu Haechan, ini suatu rasa yang sulit aku tolak." ucap Mark dengan tersenyum tipis.
Haechan lebih terkejut bukan main mendengar alasan Mark dia jadi berpikir apakah Mark merasakan jika dia omeganya? Tapi dia rasa dia sudah menyamarkan feromonnya dan berusaha sebisa mungkin menjauh darinya, dia berdoa semoga Mark tidak menyadarinya.
"Sudah jangan terlalu dipikirkan, sekarang istirahatlah aku akan makan sambil menjagamu setelah kau lelap aku akan keluar dari kamarmu dengan hati-hati." ucap Mark dengan mengusap pipi Haechan lembut sampai omega itu memerah malu.
"Kenapa pipimu berubah merah seperti ini, ada yang sakit lagi?" tanya Mark yang khawatir. Haechan menggelengkan kepalanya, lalu masuk ke dalam selimutnya dan berusaha untuk tidur mengabaikan Mark.
Karena lelah akhirnya dia jatuh tertidur juga dan Mark tersenyum tipis melihat pemandangan itu, selesai makan dan memastikan Haechan benar-benar tidur tak lupa mengecup keningnya, baru dia keluar dari kamar Haechan dengan hati-hati.
Di esok harinya Haechan keluar dari kamarnya, untuk mulai bekerja seperti biasanya tapi saat akan berjalan menuju ruangan permaisuri, langkahnya dihadang oleh Renjun serta Jaemin yang langsung memeluknya erat.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Jaemin dengan raut khawatirnya begitu pun dengan Renjun.
"Sudah lebih baik daripada sebelumnya Pangeran Jaemin." jawab Haechan dengan tersenyum lembut.
"Syukurlah kami senang mendengarnya." ucap Renjun yang lega, lalu dia dan Jaemin mengajak Haechan untuk pergi ke taman istana yang cukup sepi dengan pemandangan yang cantik dengan para pelayan mereka yang mengekori di belakang. "Oh ya setelah ini kau akan ke mana, bekerja lagi?"
"Iya pangeran aku akan bekerja lagi karena aku merasa sudah sangat sehat." ucap Haechan dengan penuh semangat.
"Hari ini kerajaan sangat sibuk Haechan, kau tahu jika hari ini kerajaan kita kedatangan dua tamu kerajaan, salah satunya dari kerajaan Topaz milik pangeran Jaemin kedua orang tuanya datang untuk melihat anaknya yang akan dipersunting pangeran kedua." beritahu Renjun dan Jaemin yang merona malu.
"Lalu kerajaan dari Citrine yang akan membahas soal pemuja roh pemakan jiwa, raja mereka tidak sengaja melihat Alex ada di wilayah dan mengacau di sana, mereka meminta bantuan pada kerajaan Emerald. Rajanya sangat tampan dan salah satu teman baik pangeran Mark." tambah Renjun dengan tersenyum semangat menceritakan semuanya.
"Jadi Yang Mulia permaisuri sangat sibuk sekarang?" tanya Haechan dengan raut khawatir membayangkan tuannya yang sangat sibuk dan dia tidak bisa membantu.
"Iya tapi tenanglah banyak yang membantu Yang Mulia permaisuri, jadi jangan khawatir Permaisuri Taeyong bahkan mengatakan pada kami untuk mengingatkan kau lebih banyak istirahat." ucap Renjun dengan lembut dan Jaemin mengangguk setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alpha is My Prince
FanfictionSeo Heachan seorang omega biasa yang selama ini menyembunyikan aroma feromon manisnya dengan parfum menyengat yang tidak disukai oleh para alpha serta tak lupa mengonsumsi obat yang dapat menekan feromonnya dan terakhir dia selalu menutupi tanda tak...