Mark mengerjapkan matanya secara perlahan dan saat tidak menemukan omeganya di sampingnya, membuatnya dengan cepat bangun dari tidurnya dan mencarinya.
Jika Haechan tidak disampingnya saat dia terbangun tentu Mark dengan sangat panik mencari omeganya, kehilangan Haechan dulu membuatnya jadi memiliki banyak trauma.
"Yang Mulia mencari pangeran Haechan?" tanya seorang pelayan yang tidak sengaja lewat di depannya.
"Iya, kau melihat omegaku?" tanya Mark tidak sabaran.
"Yang Mulia Haechan, berada di taman dengan pangeran Chenle serta Pangeran Jisung, Yang Mulia." jawab pelayan itu.
"Ah, baik terima kasih." Mark dengan cepat melenggang pergi mencari omega serta anaknya itu.
Mark menuju taman dan ternyata benar di sana ada Haechan omeganya yang tampak menjewer telinga anaknya yang berusia delapan tahun itu dan anaknya yang terlihat kesakitan.
"Sayang, apa yang kau lakukan? Chenle kesakitan." Mark menatap Haechan ngeri.
"Anak ini nakal, lihat itu Jisung dibuat menangis karena jatuh dikubungan tanah. Wajahnya jadi penuh tanah." jelas Haechan yang tampak lelah dengan tingkah anaknya serta keponakannya itu, pada alphanya, lalu dia melepaskan jewerannya pada telinga Chenle yang tidak begitu keras tapi anak itu mulai berdrama, mengadu pada ayahnya.
"Eomma sangat jahat Appa. Padahal aku dengan Jisung hanya bermain lalu tidak sengaja Jisung terpeleset lalu jatuh dan aku tertawa, Jisung tiba-tiba saja menangis dan eomma memarahiku, katanya aku tidak sayang saudara padahal aku sangat sayang Jisung." Chenle berpura-pura menangis.
Haechan hanya memutar bola matanya malas dan menenangkan Jisung yang menangis terisak dengan wajah serta pakaian yang kotor, "Sudah Jisung jangan menangis ya, eomma Haechan sudah menjewer dan memarahi Chenle agar tidak nakal lagi ya."
"Terima kasih Eomma Haechan." Jisung menghentikan tangisnya dan tersenyum ceria, terlebih saat Haechan mengusap kepalanya dengan hangat. "Eomma Haechan, Chenle sangat nakal dia mengerjaiku dengan menakutiku dengan serangga lalu mendorongku di kubungan tanah yang kotor."
Aduhnya, Jisung menyeringai saat melihat wajah Chenle yang panik dan dengan tegas membantah, dan menertawakan wajah jisung yang kotor, "Tidak itu bohong eomma, aku memang menakut-nakutinya tapi jika jatuh dia jatuh sendiri karena terpeleset dan lihat wajahnya yang kotor, sangat lucu."
"Astaga Chenle, pantas Eomma memarahimu kau tidak boleh menakuti saudaramu seperti itu, karena lihat itu berbahaya kau bisa tanpa sengaja menyakiti Jisung, contohnya dia sampai jatuh tadi. Lain kali jangan lakukan lagi oke." nasehat Mark, dia percaya dengan apa yang anaknya katakan sejahil apapun, anaknya tidak akan mungkin melukai orang lain.
Mark juga tahu Jisung berbohong hanya untuk mengerjai Chenle agar dimarahi oleh Haechan, sebenarnya Jisung dan Chenle itu sama-sama nakal dan suka membalas satu sama lain. Lihat saja nanti anaknya akan berdrama pada Jaemin hingga Jaemin akan memarahi Jisung.
Dan benar saja Jaemin dan Jeno datang ke taman istana mungkin mencari anaknya, dengan diekori oleh Sungchan dan Beomgyu yang berlari untuk menghampiri kedua ponakannya.
"Keponakan paman yang manis-manis." sapa Beomgyu lucu.
"Hallo paman Beomgyu." keduanya kompak.
"Apa yang sedang kalian lakukan dan Jisung, kenapa wajahnyamu?" tanya Sungchan yang terkejut.
"Jatuh dia paman, lihat wajahnya lucu bukan seperti anak babi." ejek Chenle.
"Kau anak lebah, kecil dan berisik." ejek Jisung balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alpha is My Prince
FanfictionSeo Heachan seorang omega biasa yang selama ini menyembunyikan aroma feromon manisnya dengan parfum menyengat yang tidak disukai oleh para alpha serta tak lupa mengonsumsi obat yang dapat menekan feromonnya dan terakhir dia selalu menutupi tanda tak...