Selesai dari melihat cahaya bulan Mark mengajak untuk kembali ke istana karena udara malam yang sudah berubah lebih dingin dari biasanya dan dia takut udara itu akan menganggu kondisi Haechan yang masih dalam tahap pemulihan.
"Haechan berikan tanganmu." minta Mark dengan mengulurkan tangannya, Haechan sedikit kebingungan tapi dia memberikan tangannya pada Mark.
Mark menggenggam kedua tangan itu yang mulai dingin, "Astaga tanganmu dingin sekali."
Mark mengusapnya dengan lembut dengan kedua tangannya, lalu mengusap lembut kedua pipi Haechan, sampai omega itu memerah malu.
"Aku tidak apa-apa Yang Mulia." ucap Haechan dengan lembut.
"Kita harus segera kembali ke kerajaan, aku tidak ingin kau jatuh sakit lagi kondisimu belum pulih sepenuhnya." ucap Mark dengan khawatir.
Lalu Mark menggenggam tangannya dan berjalan bersamaan, Haechan tidak menolak ataupun melepaskan genggaman tangan Mark yang hangat, dia menyukainya.
Saat melewati para rakyat yang menikmati festival cahaya bulan mereka terlihat menyambut sepasang alpha dan omega itu dalam raut kagum berbinar serta penasaran, mereka bisa melihat jika kedua orang itu telah mendapatkan berkah cahaya biru melingkupi keduanya.
"Yang Mulia putra mahkota lampion untukmu, untuk omegamu buat harapan yang indah maka Dewi Bulan akan mengambulkannya." seorang anak kecil perempuan memberikan dia lampion dengan cahaya api birunya dan tersenyum manis.
Mark menerimanya dengan senang hati, lalu memberikan lampion itu pada Haechan dan diterimanya dengan senang hati, mereka berdua membuat harapan jika ingin dunia serta kerajaan mereka damai penuh cinta dan keduanya selalu bahagia.
Saat itu juga Mark melihat senyum cantik Haechan serta warna bola matanya yang berubah menjadi biru yang sangat cantik, Mark menyukainya tapi saat Haechan menutupnya matanya, maka warna bola matanya akan kembali normal.
Sedangkan para rakyat benar-benar melihat keduanya telah diberkahi menjadi sepasang kekasih dan belahan jiwa tanpa mereka sadari.
Setelah menerbangkan lampion itu Mark mengajak Haechan untuk kembali ke istana mereka juga berpamitan dan selesailah penyambutan festival cahaya bulan untuk malam ini.
Mereka semua kembali ke kerajaan begitu pun saat bertemu Jeno dan Jaemin yang terlihat bahagia dengan saling melemparkan senyuman serta Renjun dan Guanlin, Renjun terlihat kesal pada raja muda itu dan Guanlin hanya tersenyum miring, sepertinya terjadi sesuatu diantara mereka berdua.
"Ayo kita kembali, kondisi Haechan masih belum pulih sepenuhnya tapi jika kalian masih ingin di sini menikmati festivalnya bersama para rakyat, juga tidak apa-apa." ucap Mark dengan menatap semuanya dan tangannya yang selalu menggenggam tangan Haechan.
"Kita akan pulang Hyung, sudah larut malam sebentar lagi festivalnya juga akan selesai." ucap Jeno membalas dan Mark mengangguk mengerti.
"Aku ikut kembali bersamamu Yang Mulia pengeran Mark dan jauhkan aku dari raja mesum itu, aku masih calon kandidat omegamu bukan lindungi aku." Renjun berlari ke arah Mark dan bersembunyi di belakang tubuhnya di sebelah kiri Mark karena di sebelah kanan Mark ada Haechan yang dia genggam tangannya erat.
"Apa yang kau lakukan Raja Guanlin?" tanya Mark tegas karena dia melihat Renjun yang kesal, takut dan pipinya yang bersemu merah.
"Aku tidak melakukan apapun dia saja yang berlebihan." jawab Guanlin santai. "Aku hanya mengecup bibirnya, kau tahu berciuman saat cahaya bulan biru keluar kau akan mendapatkan berkah dari dewi bulan dan kau akan dipasangkan menjadi pasangan abadi."
"Iya itu benar, karena itu aku mengecup bibir omegaku, aku ingin cinta dan perasaan kami abadi untuk selamanya sebagai pasangan omega dan alpha yang dipenuhi oleh kebahagiaan." ucap Jeno dengan lembut serta menatap omeganya penuh cinta dan membuat Jaemin bersemu merah malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alpha is My Prince
FanfictionSeo Heachan seorang omega biasa yang selama ini menyembunyikan aroma feromon manisnya dengan parfum menyengat yang tidak disukai oleh para alpha serta tak lupa mengonsumsi obat yang dapat menekan feromonnya dan terakhir dia selalu menutupi tanda tak...