28

31.3K 2.7K 113
                                    

Mark terus menarik tangan Haechan begitu kasar tidak peduli tatapan orang-orang yang memperhatikannya begitu penasaran.

"Yang Mulia, lepaskan tanganku lihat kita jadi pusat perhatian." ucap Haechan pelan, tapi Mark tidak peduli dia terus menarik tangan Haechan untuk tetap mengikuti langkah kakinya.

Hingga akhirnya Mark membawa Haechan memasuki hutan dan membuat Haechan sedikit ketakutan.

"Yang Mulia tolong lepaskan tanganku sakit." keluhnya, Mark langsung tersadar dan melepaskan cekalan tangannya.

Matanya terlihat terkejut ketika dia sadar jika dia tidak sadar telah menyakiti omeganya hingga pergelangan tangannya begitu memerah.

"Maafkan aku." ucap Mark dengan penuh sesal dan mengusap lembut pergelangan tangan itu lalu mengecupnya begitu dalam dan membuat Haechan terpaku.

Saat Haechan mengingat jika dia tidak pantas berdekatan serta bersanding dengan Mark, dengan cepat dia menarik tangannya dan berdiri beberapa langkah dengan menundukkan kepalanya.

Mark menghela napas kasar, dia yakin pasti omeganya masih memikirkan ucapan sampah para pelayan itu.

Mark mendekat ke arahnya dan Haechan memundurkan langkahnya, setiap Mark mendekat Haechan pasti akan mundur hingga pohon membuat langkah Haechan terhenti dan Mark segera mengungkungnya, membuat Haechan tidak bisa berkutik.

Lalu Mark dengan cepat menggenggam tangannya kembali, Haechan terlihat gugup ingin melepaskan tangannya dari Mark, "Tatap mataku Haechan."

Seolah tersihir Haechan menatap Mark, "Ya seperti itu, aku menyukai bening hangat retina matamu. Jangan sekalipun kau menundukkan kepalamu lagi saat berada di dekatku."

Mark mengusap lembut kelopak mata Haechan dan membuat omega itu menutup matanya, sentuhan tangan Mark yang hangat entah mengapa menggelitik hatinya.

Tapi saat ucapan buruk mengenai dirinya kembali hadir dalam pikirannya membuat Haechan dengan cepat membuka matanya dan menundukkan kepalanya lagi, dirinya cukup terkenal untuk sesaat, "Maaf Yang Mulia, tapi saya hanya ingin melakukan tata cara pelayan menghormati tuannya."

Mark tersenyum miring karena dia tahu Haechan hampir jatuh dalam rayuannya, tapi dia yakin omeganya sedang memikirkan hal bodoh dalam kepalanya.

"Tapi ini perintahku untuk tidak menundukkan dirimu dihadapanku omega!" Mark menggunakan alpha tonenya membuat Haechan terkejut serta seketika itu juga menatap Mark.

Haechan ingin menampar wajahnya lagi, dia ingin memastikan lagi apakah benar Mark lagi-lagi memanggilnya, omeganya.

"Satu lagi aku sudah mengatakan bukan jika aku menemukan hal yang membuatmu menghindariku dan terjadi sesuatu aku tidak akan melepaskamu." ucap Mark dengan serius dan Haechan terdiam.

"Apa maksud Yang Mulia?" tanya Haechan yang bingung dan gugup.

"Mulai saat ini kemanapun kau berada, kau akan selalu dalam pengawasanku dan saat aku ingin menemuimu, maka aku akan datang ataupun kau yang harus menemuiku ketika aku menginginkan kehadiranmu, tidak ada penolakan." ucap Mark serius dan Haechan terkejut bukan main mendengar permintaan Mark yang dia rasa pasti akan menyulitkannya untuk menjauhinya.

"Yang Mulia itu perintah yang sulit." Haechan sangat enggan dan takut.

"Tidak sulit Haechan, kau hanya tidak perlu memikirkan banyak hal buruk yang mengganggu pikiranmu termasuk ucapan sampah para pelayan yang membicarakan hal buruk tentangmu dan diriku. Kau hanya perlu untuk tetap percaya pada apa yang hatimu katakan dan jangan dengarkan semua hal buruk yang menggoyahkan keyakinmu." ucap Mark dengan lembut dan Haechan kembali terkejut mendengar ucapan Mark yang terdengar sama seperti yang diucapkan Taeyong padanya saat tadi pagi.

My Alpha is My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang