Di pagi hari, seperti biasa Mark terbangun lebih dulu dan bertepatan dengan pintu kamar Haechan yang diketuk pelan membuatnya dengan cepat bangun dari tidurnya, dia menduga itu pasti Lucas yang akan memberikan deretan jadwal kerjanya hari ini.
"Maaf aku harus meninggalkanmu sepagi ini, Lucas sedang meneror ku dengan pekerjaan dan maafkan tindakanku untuk semalam." ucap Mark dengan pelan dan mengecup kening Haechan lembut, baru dia pergi.
Saat itu juga Haechan membuka matanya karena dia sebenarnya sudah bangun saat mendengar pintu kamarnya diketuk, dia juga sangat tidak menyangkah karena menghabiskan malam bersama Mark, ditambah dengan peristiwa semalam membuat pipinya seketika itu juga bersemu merah merona.
"Astaga Haechan, apa yang kau pikirkan? Dia pangeran dan kau hanya rakyat jelata, mohon sadar dirilah." keluh Haechan pada dirinya sendiri, saat itu juga tanda fate pair abadinya kembali terasa sakit. "Akh... Tapi aku tetap bahagia dengan sentuhan serta perhatiannya, membuatku sangat terlena menginginkannya untuk menjadi alphaku."
Saat itu juga tandanya tidak sakit, Haechan menduga jika dia tidak boleh menolak takdirnya dan harus membuat harapan untuk bersama sang alpha.
"Lebih baik aku membersihkan diriku dan bekerja, sepertinya tenagaku sudah pulih dan aku merasa baik-baik saja." ucap Haechan pada dirinya sendiri dia tidak tahu mengapa dia sudah baik-baik saja seharusnya dia masih lemah, tapi apa mungkin karena pelukan hangat Mark? Membayangkannya lagi membuat Haechan kembali merona malu.
Haechan segera membersihkan tubuhnya sebelum pikirannya akan berkelana ke mana-mana dan membuat pipinya merona merah karena malu.
Saat keluar dari kamarnya untuk bekerja dia mendengar beberapa pelayan lain yang tidak menyukainya, mengatakan jika dia pintar mencari perhatian hingga putra mahkota memberikan perhatian lebihnya, banyak yang mengatakan dia licik dan murahan.
Karena dia juga putra mahkota dituduh tidak adil, mengalami nasib yang buruk karena jika memilih dia yang hanya seorang pelayan.
Ucapan mereka membuat Haechan jadi menunduk, lesuh dan sedih karena betapa buruk dirinya jika dia terus berdekatan dengan sang putra mahkota di negerinya.
Haechan melangkahkan kakinya begitu cepat untuk menemui permaisuri Taeyong dan saat berada di ruangan kamar Taeyong terlihat permaisurinya terlihat terkejut melihat kehadirannya.
"Haechan, kau sudah baik? Jika kondisimu belum pulih total kau boleh beristirahat." ucap Taeyong dengan nada khawatirnya.
"Saya sudah baik-baik saja Yang mulia, jadi saya akan bekerja karena kompetisi juga sedang diliburkan, apakah boleh?" ucap Haechan dengan lembut.
"Baiklah jika keadaanmu sudah seperti sedia kala dan tentu saja boleh, kau tetap pelayan kesayanganku tapi jika statusmu berubah menjadi omega untuk putraku mungkin kau akan menjadi menantu kesayanganku bersama Jaemin juga." goda Taeyong dan membuat pipi Haechan merona merah.
"Yang Mulia, apa yang engkau katakan jangan berbicara seperti itu jika ada yang mendengar nanti akan ada kesalahpahaman." ucap Haechan pelan.
"Aku hanya sedang membuat harapan Haechan, aku ingin kau menjadi omega untuk pengeran Mark tidak peduli kau siapa dan bagaimana latar belakangmu yang aku tahu kau adalah seseorang yang sangat cocok untuk mendampingi Mark, begitu pun dengan takdir kalian jangan mencoba untuk mengingkari tapi coba untuk jalanin. Aku tahu ketika kau berani mengambil keputusan yang mengubah seluruh hidupmu dan semua berpusat padamu, pasti semuanya akan terasa berat tapi semua itu tergantung bagaimana kau menyikapinya dengan santai namun tegas serta yakin atau takut dan tetap mundur." ucap Taeyong lembut, dia mengerti kekhawatiran yang dirasakan oleh Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alpha is My Prince
FanfictionSeo Heachan seorang omega biasa yang selama ini menyembunyikan aroma feromon manisnya dengan parfum menyengat yang tidak disukai oleh para alpha serta tak lupa mengonsumsi obat yang dapat menekan feromonnya dan terakhir dia selalu menutupi tanda tak...