HAPPY READING 📖
----------------------------------------
Hari kedelapan.
Selamat pagi, Mommy. Aku mau berangkat sekolah! Tadi Daddy membuatkanku pancake cokelat. Tapi rasanya tidak seenak yang pernah Mommy buat.
Mommy, aku sudah pulang sekolah. Daddy tadi melarangku chat dengan Mommy, tapi aku memaksa. Aku kesal sekali!
Mommy, aku mau tidur. Mommy tidak membalas pesanku, ya? Apa Mommy sibuk?
Hari kesembilan.
Mommy, hari ini aku sakit. Mommy bisa datang?
Mommy, aku rindu. Mommy di mana?
Mommy, balas pesanku.
Mommy, tadi teman-temanku pamer hadiah. Di sekolah katanya ada pertukaran hadiah, tapi karena aku tidak datang, jadi aku tidak diberi hadiah.
Missed call.
Mommy, kapan datang lagi? Mommy sibuk sekali, ya?
Maaf mengganggu, ya, Mommy. Maaf kalau aku nakal.
***
Zoe sibuk membuat adonan kue cokelat untuk menjadi cemilan, sekaligus dibagikan ke teman-teman kru di studio. Sudah ada satu kue vanila dilapisi strawberry yang telah dimasukkan ke kulkas untuk dibawa besok. Jay pula berada di ruang tamu dan sedang melakukan rapat kecil bersama tim perusahaan. Daripada ia tidak memiliki pekerjaan, lebih baik ia melakukan sesuatu seperti sekarang. Toh, Jay akan membicarakannya nanti.
Ia memasukkan adonan kue ke oven dan menunggu kue itu siap untuk dihidangkan. Saat melepas apron, terdengar bunyi bel. Ia melangkah ke pintu, bersamaan Jay keluar dari kamar.
"Siapa?" tanya Jay dan hendak ikut membuka pintu.
"Entah." Zoe menekan kenop dan melihat tubuh tinggi Marco berdiri dengan gugup.
"Selamat malam, Zoe. Maaf mengganggumu."
Zoe mendadak takut karena ada Jay, tepat di sebelahnya pula. Ia jadi bingung harus bereaksi seperti apa. Situasi ini mengerikan.
"Selamat malam, Jay." Marco juga menyapa Jay yang dibalas anggukan kecil.
"Maaf mengganggu kalian malam-malam begini. Aku tahu ini tidak sopan, tapi ... Zoe, bisa kau ke rumah sakit sekarang? Randy sakit dan sejak tadi memanggilmu," kata Marco berhati-hati karena menyadari tatapan tak menyenangkan Jay.
"What?! Dia sakit? Dari kapan?" Zoe mulai tanpa sadar mendekat, fokus pada penjelasan Marco.
"Sejak pagi tadi. Demamnya tinggi sekali sampai kejang-kejang dan sekarang sudah ditangani dokter. Dia terus memanggilmu, jadi kupikir ini ada kaitannya denganmu. Aku kira kau masih di luar kota dan ternyata kau ada di sini. Syukurlah."
"Kalau begitu, ayo kita ke sana." Saat pergelangan tangannya digenggam, ia menoleh dan tersadar.
"Daddy sayang, kau mau ikut? Kita bisa pergi bersama." Zoe memahami ada ketidaksukaan yang terpampang tersirat di wajah itu. Dari alis yang mengkerut seolah tak mengizinkan. Tapi ia harus apa? Jika ia mengikuti isi pikirannya pun, ia memiih untuk tidak ikut. Sayangnya, hatinya berkata lain.
"Kalau Daddy tidak mau pergi, aku pergi saja, ya." Zoe berusaha sekuat mungkin untuk tidak melukai, meskipun ia tahu kata-katanya telah menimbulkan masalah. la sadar sekali. Tapi sekali lagi, ia tidak
bisa berbuat apa-apa."Aku akan ke dapur dulu untuk mematikan oven. Setelah itu
aku akan ikut denganmu." Zoe menunduk sekilas. Untuk sekarang ia ingin mengenyahkan pikiran mengenai hubungan mereka. Hanya ada Randy di kepalanya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Mistress and Big Lord
RomancePertama kali publish : 7 November 2021 #SERIES KEDUA ASSISTANT FOR A YEAR# . Keduanya sudah terikat, tak terelakkan perdebatan kecil, keraguan, hingga kemarahan terbesar akhirnya tersulut. Jay yang pemarah, pencemburu akut, egois, dihadapkan dengan...