Chapter - 7. Night in Small House.

406 28 0
                                    

HAPPY READING 📖

-------------------------------------

Makan es krim sembari menonton drama Korea di IQiYi adalah hal yang menyenangkan malam ini. Penthouse: War in Life adalah drama berbelit-belit yang menjadi hiburan. Menonton beberapa episode, beberapa kali pula Jay berkomat-kamit.

"Seriously, Mom. Lebih baik melihat film kita. Apalagi aku yang memerankannya." Sepertinya hampir seribu kali Jay memprotes tontonannya. Ia mencoba untuk menikmati, tapi tidak bisa. Ia merasa lebih baik ia yang memerankan daripada mereka-mereka ini.

"Ssst! Diamlah! Itu seru!" tegur Zoe yang bersandar malas di dada Jay sembari menyuapi es krim ke mulutnya.

"Sumpah! Dramanya berbelit-belit. Sebentar mereka mati, kemudian hidup lagi. Apa pula begitu!"

"SST!" Zoe mendongak sembari melotot. Tangan kanannya yang memegang sendok, ia letakkan terlebih dulu ke mangkuk kemudian mencubit bibir Jay. "Duh, mulutmu cerewet sekali, Daddy! Coba kau lihat Joo Dan tae saat mengancam, coba kau telisik lagi Cheon Seo-jin kalau marah, coba kau lihat betapa manisnya Dokter Ha tersenyum. Kau tak bisa lihat indahnya drama ini? Seandainya saja bisa menikah dua kali, aku akan menikahi Dokter Ha dan meninggalkan pria cerewet sepertimu," cibir Zoe. Ia kembali menyedok es krim cokelat yang ada di mangkuk itu kemudian menyuapi Jay yang mengerutkan dahi.

"Kau berniat menduakanku?" Bibirnya terbuka melahap suapan itu.

"Kalau misalnya calon suami keduaku seperti Dokter Ha yang begitu manis, aku pasti tidak akan pikir panjang." Giliran Zoe yang memakan es krimnya, kemudian mendesah panjang. "Hmmmm, enakkkk!"

Jay mengerucutkan bibir kesal. Kenapa Zoe membanding-bandingkannya? Padahal ia adalah suami paling terbaik. Pelayanan yang ia berikan begitu memuaskan, ia juga perhatian, tampan, apalagi yang kurang? Ia pun tak yakin ada pria yang lebih baik darinya.

Ia mengambil sendok di genggaman Zoe kemudian menyedok es krim itu dan memasukkannya ke mulut hingga Zoe menatapnya tak terima.

"Kenapa tak bilang? Aku, kan, bisa menyuapimu."

"Kau sudah membuatku kesal."

Zoe mengulum bibir, menahan senyum yang membuat pipinya mengembang. "Hahaha! Bercanda! Kalau begitu, giliranmu yang menyuapiku." Ia membuka mulut, menunggu Jay menyuapinya.

Jay menyedok es krim itu setengah hati kemudian memberikan ciuman terlebih dulu lalu menyuapi Zoe. "Seharusnya kita menonton yang lain."

"Memangnya film apa?" Kali ini agak santai dan tidak sepanas tadi. Keduanya kembali rileks menikmati alur film yang mengalir, meskipun agak tak fokus karena sibuk bercengkrama.

"Fifty Shades?" Tanpa Jay ketahui, Zoe melebarkan pupil mata.

"Apa yang kau pikirkan, Daddy?" gumam Zoe dengan suara yang begitu kecil, bahkan terdengar mencicit meskipun terkesan manja.

Tangan Jay mengelus perut Zoe dengan gerakan naik-turun, dan semakin naik hingga Zoe menyadari akan ke arah mana tangan itu akan merambat.

"Stop!" tegur Zoe sembari memukul punggung tangan itu. Ia yang semula berbaring telentang dengan dada Jay sebagai perantara, kini mengubah posisi menjadi telungkup. "Ayo!"

Ia meletakkan mangkuk es krim itu ke nakas kemudian mematikan televisi dan mematikan lampu hingga kamarnya yang terkesan kecil ini hanya diterangi cahaya dari lampu teras, itupun tertutup oleh tirai.

Malam itu, malam yang pertama kali di rumah mungil itu mereka melakukan-nya.

.

.

.

TO BE CONTINUED

Sumpah, gak berani bikin yang aneh-aneh. Duh, ini aja banyak pertimbangan. Gak berani juga bikin dirty talk juga. Maapkan 🙏😅

Little Mistress and Big LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang