"Kurasa pelaku itu hanya mencoba meniru adegan pembunuhan yang ada di film-film. Metodenya terlalu semberono, Toto."
"Maksudmu? Kita belum menemukan bukti yang menunjukkan kalau dia pelakunya."
Saat ini, mereka berada di TKP pembunuhan, di dalam toilet sebuah kafe kecil yang tidak memiliki CCTV. Seorang wanita terbunuh dengan cara dicekik dengan semacam tali. Satu-satunya tersangka adalah teman korban yang pergi bersamanya.
Tersangka adalah wanita berusia sekitar 30-an, memiliki rambut hitam sebahu dan mengenakan pakaian yang terbuka dari kain wol. Yang ditemukan darinya hanyalah make up dan peralatan merajut.
Tim Forensik telah mengobrak-abrik seluruh kafe, namun tali untuk senjata pembunuhan itu tak kunjung ditemukan.
Ron menyeringai, "Itu jelas sekali kalau senjata pembunuhnya ada di depan mata kita."
"Apa? Dimana?"
"Wanita itu membawa rajutan, kan?"
Totomaru akhirnya mengerti, ia dengan cepat mengarahkan tim Forensik untuk menyita semua rajutan yang dibawa oleh wanita itu.
Setelah menunggu hasilnya selama sejam, Tim Forensik mengonfirmasi bahwa terdapat darah korban dalam rajutan itu.
*Senjatanya ternyata adalah benang wol yang disembunyikannya dalam rajutannya.
Referensi: *Detective Conan case, Volume 88: File 10 (936) ~ Volume 89: File 1 (938)
Wajah wanita itu seketika pucat, ia akhirnya mengaku bahwa ia adalah pelakunya.
"Bisa-bisanya kau membunuh temanmu sendiri!" Totomaru tidak dapat membendung rasa kesalnya.
"Itu karena.... dia mengambil pacarku...." gumam wanita itu dengan penuh amarah.
"Cekik dirimu."
"Eh?!" Totomaru baru ingat bahwa Ron punya kemampuan berbahaya ini. Kemampuan yang bisa membuat para pelaku pembunuhan melakukan bunuh diri.
Ketika kemampuan ini aktif, Ron kehilangan kesadarannya. Seolah dia dikendalikan orang lain.
"Cekik dirimu." ulangnya.
"Jangan, Ron!"
Namun, sudah terlambat.
Terhipnotis oleh kata-kata Ron, wanita itu meletakkan tangannya sendiri ke lehernya.
Untungnya, sebelum kehabisan nafas, Totomaru berhasil melepas cekikannya dan nyawa wanita itu selamat.
Ron yang baru mendapat kesadarannya kembali melihat kearah Partner nya dan pelaku yang berhasil terselamatkan.
"Terima kasih.... Toto." gumam Ron.
Setiap kali melihat pemandangan itu, ia pun diliputi oleh rasa lega.
"Oh, Ron. Kau sudah sadar ternyata." Totomaru membantunya berdiri.
Tangan Totomaru lebih kecil darinya, namun kehangatan yang besar bisa ia rasakan ketika bersentuhan dengan miliknya.
"Kerja bagus, Toto."
"Tidak, itu juga karena bantuanmu." balas Totomaru.
"Baiklah, karena sekarang sudah gelap, bagaimana kalau aku mentraktirmu sebagai balasan sudah membelikan makanan kucingku kemarin?"
Mata Totomaru melebar, "Eh, serius?! Tumben sekali. Aku terima!"
Mereka memesan hidangan yang sama, namun seperti biasa, Ron menambahkan Sirup gula merah kesukaannya.
Totomaru hanya bisa pasrah melihatnya.
Sambil mengunyah makanannya, Ron sesekali melirik Partnernya yang makan dengan lahap.
"Kau seperti belum makan 3 hari." komentarnya.
"Mau bagaimana lagi. Tugas-tugas dari *Amamiya-senpai semakin menumpuk akhir-akhir ini." jawab Totomaru.
*Amamiya= Nama atasan Toto
"Begitu ya...."
Ron tenggelam dalam pikirannya. Totomaru pasti mendapat tugas sebanyak itu karena prestasinya dalam menangani kasus mendadak naik. Padahal yang memecahkan semua kasus itu adalah dirinya.
"Kalau begitu, mintalah cuti." kata Ron mendadak, "Aku tidak keberatan jika membawamu liburan sehari atau dua hari."
"HA??" Totomaru melotot, ia hampir tersedak, "Tidak biasanya kau sebaik ini. Kau.... mengigau?"
"Pokoknya ambil saja cuti. Besok pagi kita berangkat!"
Totomaru tidak berkutik, Ini lebih terdengar seperti paksaan daripada ajakan....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Biggest Mystery [Kamonohashi Ron x Isshiki Totomaru]
DiversosSudah dua bulan sejak Isshiki Totomaru mengenal Kamonohashi Ron, seorang Detektif yang dilarang menggunakan kemampuan deduksinya karena suatu kondisi. Setelah berhasil membawa Ron ke dunia luar setelah ia mengisolasi diri selama 5 tahun, mereka tela...