"Ron, pria yang tewas tadi, sepertinya hanya orang yang di manfaatkan oleh M Family."
"Ya, aku tahu. Dan mereka belum selesai bermain-main, Toto."
"Apa...?"
Ron menunjukkan pesan yang di dapatnya pada Totomaru.
Mata biru Ron menatap Partner nya dengan sendu, "Toto, kalau kau sudah tidak kuat, aku akan pergi sendiri."
Totomaru menatap balik, "Tidak. Aku ikut. Biarkan aku... tidak, kami para Polisi, terlibat penuh dengan kasus ini."
Ron mendapati tekad kuat dari orang yang berada di depannya. Mungkin saja itu adalah tindakan gegabah, dan akhirnya mungkin tidak akan baik. M Family hanya mengincar dirinya, terlalu beresiko untuk melibatkan orang lain.
Setelah berpikir panjang dengan segala kemungkinan terburuk, Ron mengangguk, "Baiklah. Kita pergi sekarang."
Mereka berdua diikuti oleh para Polisi lain, menuju tempat yang tersirat pada pesan itu, "Tangisan bukan selalu hal buruk, sukacita dan dukacita bisa berasal dari tempat yang sama."
Tempat dimana banyak nyawa yang lahir dan melayang.
Rumah sakit.
Pasukan Polisi yang tiba-tiba datang tentu akan membuat seisi Rumah sakit merasa cemas.
Setelah mendapatkan keterangan yang memadai, pihak Rumah sakit pun memberikan izin untuk memeriksa semua ruangan dengan pengawasan yang ketat.
Jam menunjukkan pukul 11:30 pm.
Dalam hiruk piruk pencarian, para Polisi membagi pasukan menjadi dua tim. Tim pertama akan membantu evakuasi dan sisanya mencari bom.
Ron dan Totomaru menemui pihak administrasi dan bertanya apakah mereka ada mendapatkan hal yang mencurigakan.
Ternyata, ada yang mengirimi mereka surat yang berisi huruf-huruf tak beraturan.
Ron mengambil surat itu dan melihat sekilas, di sana tertulis:
"ZB = A
EG TV IK HJ VX ZB QS ZB"Setelah itu, Ron langsung bertanya, "Apakah ada orang yang berkerja atau pasien yang bernama 'Fujiwara' di sini?"
Pihak administrasi segera mengecek dan mendapati pasien dengan nama serupa berada di ruangan nomor 96.
Setelah menerima informasi tersebut, Ron memberi perintah pada Totomaru, "Ruangan itu sudah di evakuasi. Sekarang kita akan berpencar untuk berjaga-jaga. Toto, kau bawa beberapa orang untuk menggeledah ruangan itu. Aku akan keluar dan menemui pasien itu."
"Baiklah!"
Ron berlari bagai angin dan menanyai para pengevakuasi tentang keberadaan pasien dengan nama 'Fujiwara' ini.
Di kepala nya, ada beberapa kemungkinan. Pertama, pasien ini adalah komplotan M Family. Kedua, dia adalah korban yang di manfaatkan sama seperti yang sebelumnya. Ketiga, dia hanya seorang pasien tak bersalah dan tidak tahu apa-apa.
"Pasien di ruangan nomor 96 ada di dalam ambulan, dia pasien yang sedang koma."
Ron segera melihat kondisi pasien yang di maksud walaupun harus menerobos beberapa kerumunan.
Fujiwara adalah seorang wanita paruh baya dan dalam kondisi koma, di sampingnya ada kakak perempuannya.
Wajar saja. Dalam kondisi itu, biasanya ada anggota keluarga yang selalu menjaganya.
"Siapa kau? Apa dari tim pengevakuasi?" tanyanya.
"Tidak, tapi ini adalah kondisi darurat. Aku mohon bantu aku untuk menggeledahnya. Beritahu aku jika ada benda mencurigakan yang berada pada tubuhnya."
Kakak perempuan pasien tidak punya pilihan lain, ia menggeledah dengan hati-hati.
Sudah pukul 11:45 pm. Jika Ron gagal menemukan dan menjinakkan bom itu, bukan hanya Rumah sakit, dirinya sendiri juga akan menjadi korban.
Jika itu sampai terjadi, maka M Family bisa berbuat semena-mena pada pihak kepolisian dan hukum akan sulit menjerat mereka.
"Selain selang infus dan mesin-mesin dari Rumah sakit, tidak ada benda lain yang kutemukan." ujar sang kakak.
"Berarti bom nya ada di ruangan itu...." gumam Ron.
Di dalam sana, Totomaru bersama dengan beberapa petugas menggeledah seluruh ruangan itu dengan seksama. Mereka berusaha tetap fokus meski waktu mereka telah menipis.
Ruangan itu lumayan luas, dan barangnya banyak.
Memang membutuhkan waktu yang tak sedikit, tapi itu sepadan. Mereka menemukan bom nya.
Di menit-menit terakhir, mereka berhasil menjinakkan bom itu.
Totomaru yang sudah di banjiri keringat dingin, sekarang dapat menghembuskan nafas lega.
"Toto, kau baik-baik saja?" Ron menghampiri Partner nya yang baru keluar dari Rumah sakit.
"Ya. Bagaimana denganmu?" tanyanya balik.
"Aku juga."
Untuk beberapa saat, Ron tidak bisa mengalihkan matanya dari Polisi polos ini. Hari ini dia sudah bekerja keras dan memberikan yang terbaik. Lihatlah, rambutnya lebih berantakan daripada biasanya, jasnya penuh debu dan dasinya hampir terlepas.
"Kau berantakan sekali." komentar Ron.
"Heh, kau harus bercermin." balas Totomaru.
Sudah jelas, penampilan Ron pun juga berantakan setelah berlari kesana-kemari.
Setelah memastikan bahwa tidak ada lagi bom yang tersisa dalam Rumah sakit dan membawa kembali para pasien ke ruangannya, mereka semua memutuskan untuk beristirahat.
"Entah apa tujuan mereka sampai-sampai melakukan hal ini...." gumam Ron.
"Apa menurutmu ini sudah berakhir, Ron?" Totomaru membawakannya segelas kopi.
"Belum. Terlalu janggal jika berakhir semudah ini." ujar Ron sembari menyeruput kopinya.
"Oh, ya. Bagaimana kau mengetahui nama 'Fujiwara' pada kode itu?"
"Mudah saja. Petunjuk nya adalah tulisan huruf ZB = A, iya kan? Kau hanya harus mengambil huruf di tengah. Misalnya EG TV, E 'F' G, T 'U' V,... dan seterusnya.
"Oohh...."
Totomaru menatap wajah serius Ron. Ia jarang sekali memperlihatkan ekspresi semacam itu.
Ia ingat bahwa pada awalnya, ia mengira bahwa Ron hanya seorang Detektif yang tergila-gila pada kasus. Namun di balik itu semua, ada seorang lelaki yang kesepian dan membutuhkan bantuan. Pada akhirnya, Kamonohashi Ron adalah manusia biasa yang tidak bisa hidup sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Biggest Mystery [Kamonohashi Ron x Isshiki Totomaru]
De TodoSudah dua bulan sejak Isshiki Totomaru mengenal Kamonohashi Ron, seorang Detektif yang dilarang menggunakan kemampuan deduksinya karena suatu kondisi. Setelah berhasil membawa Ron ke dunia luar setelah ia mengisolasi diri selama 5 tahun, mereka tela...