Chapter 34: BLUE Menjadi Target?!

161 15 22
                                    

Ron dan Totomaru tiba di London; Eropa, setelah beberapa jam menaiki pesawat.

"Wow... jadi ini pemandangan Eropa." mata Totomaru berbinar begitu keluar melalui bandara.

"Yah, aku harap jika lain kali kita kemari, hari itu akan menjadi waktu untuk liburan, bukan untuk melawan penjahat." sahut Ron.

Untuk menuju ke penginapan, mereka menggunakan taksi sepanjang perjalanan.

Ron memandangi luar jendela taksi dengan sendu. Totomaru yang menyadarinya hanya terdiam sampai mereka tiba di penginapan.

Sesampainya, mereka langsung menuju kamar yang mereka pesan. Ron merebahkan tubuhnya di kasur.

Totomaru sebenarnya berniat untuk mengajak Ron makan, tetapi suara dengkuran yang didengarnya membuatnya mengurungkan niatnya. Totomaru menyelimutinya dengan pelan agar dia tidak bangun.

Begitulah, akhirnya ia pergi sendiri untuk memesan makanan. Untung saja dia sudah mempelajari percakapan sehari-hari dalam bahasa Inggris, jadi memesan makanan bukan hal sulit.

Ron mungkin kelelahan setelah perjalanan panjang....

Totomaru menyuap makanannya, sambil sesekali melihat keluar. Beberapa orang masih ada yang berlalu-lalang, padahal hari sudah gelap. Kehidupan kota memang tidak ada habisnya.

"Tototo!"

"Eh?!"

Totomaru terkejut dengan kehadiran tak terduga dari Spitz yang masuk. Ia duduk di samping Totomaru.

"Di mana Ron-kun?"

"Dia tidur."

"Padahal aku ingin berbincang sedikit." Spitz memelankan suaranya, "Aku mendapat informasi tambahan."

Spitz memperlihatkan sebuah foto dari ponselnya. Foto itu lumayan buram, tapi ada objek yang Totomaru tahu di dalamnya. Itu Mylo Moriarty.

"Bagaimana kau mendapatkan foto ini?" tanya Totomaru.

"Aku mendapatkannya setelah memeriksa rekaman CCTV kemarin. Letak CCTV ini ada di bagian luar akademi BLUE."

"Berarti ada kemungkinan dia sedang berencana untuk melakukan sesuatu di BLUE."

Satu suara tambahan nimbrung pembicaraan mereka. Totomaru dan Spitz reflek melihat asal suara tersebut.

"Eh, Ron? Kau sudah bangun?"

"Kau tidak ada di kamar, jadi aku turun untuk mencari."

Totomaru menghela nafas, "Habisnya, aku mana tega membangunkanmu."

Spitz berdeham, ia tidak ingin keberadaannya dilupakan secara mendadak. "Kita harus fokus di sini."

"Oh iya, maaf."

"Spitz, apa kau bisa menghubungi kepala sekolah BLUE agar aku dan Toto bisa masuk ke sana? Dengan kondisiku sekarang, masih tidak mungkin untuk masuk tanpa izin dan alasan yang kuat." Ron berbisik.

"Kurasa bisa kucoba...." balas Spitz agak ragu.

Totomaru hanya bisa menyimak, ia tidak tahu apapun mengenai BLUE; akademi elit khusus untuk para Detektif ini. Walau sudah berusaha mencarinya di internet pun, informasi yang di dapatnya sangat sedikit.

"Toto." panggil Ron.

Totomaru terbuyar olehnya, "Ada apa, Ron?"

"Maaf baru memberitahumu, tapi sebenarnya aku tertidur tadi karena efek obatku. Aku harus memperbanyak dosisnya agar bisa digunakan lebih lama."

"Ah, jadi itu semacam efek samping? Aku harap kau tidak tertidur di tempat yang aneh-aneh...."

"Makanya aku akan lebih mengandalkanmu dan Spitz juga." ujar Ron.

"Serahkan pada kami!" sahut Spitz.

Setelah selesai dengan urusannya, Spitz meninggalkan penginapan itu.

Mereka berdua juga sudah kembali ke kamar mereka.

Terlihat Ron duduk tertunduk di kasurnya, sementara Totomaru masih berdiri melihatnya.

Angin sepoi-sepoi yang masuk dari jendela membelai rambut hitamnya, menyapu poninya sehingga beberapa kali tatapan sinisnya terlihat jelas.

"Kalau sudah serius, sikapmu sangat berbeda dari yang biasa, ya, Ron." celetuk Totomaru.

"...apa maksudmu?"

"Kau biasanya berisik, keras kepala dan cerewet. Tapi kalau serius, kau jadi lebih tenang."

"Mau bagaimana lagi. Karena dalam situasi ini, pikiranku lah yang tidak tenang. Kalau Mylo menargetkan akademi BLUE dan merencanakan hal buruk pada para instruktur dan siswanya,..."

Helaan berat dari Partner nya membuat Totomaru ikut merasakan tekanan batinnya. Bukan hal yang mudah untuk bangkit dari masa lalu dan itu adalah hal yang sangat ia banggakan darinya.

Ia lalu duduk di sebelahnya.

Karena bukan pertama kali, jadi ia mengerti. Yang dibutuhkan Ron bukan sekedar kata-kata penenang, tapi dukungan nyata dari orang-orang yang dipercayainya.

Menatap sang malam berdua seperti ini, Totomaru merasakan déjà vu. Tentu saja, ia teringat dengan kasus pertamanya menghadapi M Family.

Benar-benar pengalaman yang buruk.

Apa kali ini akan jadi lebih buruk?

Sambil merenungkannya, Totomaru tiba-tiba merasakan pundaknya kejatuhan sesuatu.

Ron....

Ron sepertinya tertidur lagi. Efek obat itu terlalu kuat.

Totomaru tidak punya pilihan lain selain membuat posisi tidurnya benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Totomaru tidak punya pilihan lain selain membuat posisi tidurnya benar. Walaupun agak kesulitan karena tubuh Ron yang lebih berat darinya, pada akhirnya ia berhasil.

Selanjutnya, ia pergi ke tempat tidurnya. Bagaimana pun, sekarang ia juga sudah mengantuk. Untuk malam ini, mereka bisa tidur dengan tenang.

Note: Habis KKN, terbitlah PPL. Jadi bakal hiatus lagi nih? Iya dong, mau gimana lagi. Gk lama kok, paling 2-3 bulan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Biggest Mystery [Kamonohashi Ron x Isshiki Totomaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang