Totomaru merenung di ruang kerjanya, dagunya bertumpu pada tangannya. Matanya memandang kosong daun-daun musim gugur yang berjatuhan dibalik jendela.
"Hey Isshiki!" panggil Kiku. Dia adalah lelaki tua yang memperkenalkan Totomaru pada Ron.
Totomaru tersentak, ia membalas dengan gelagapan, "A-ada apa, Pak Kiku?"
"Belakangan ini kau sering melamun, ya?"
Totomaru menggaruk kepalanya, "Benarkah...?"
"Kalau kau punya masalah, kau bisa cerita."
Kiku adalah Polisi senior yang selalu bisa jadi tempat curhat Totomaru. Mereka lumayan dekat.
"Pak Kiku, apakah normal kalau ada seseorang yang meminta agar ditemani untuk 'selamanya'?"
Kiku tertawa, "Kau sudah punya gebetan, ya?! Kapan tanggal pernikahannya?!"
"Hah?? T-tidak, bukan begitu...."
"Hm? Terus siapa?"
"Kemarin Ron bilang begitu padaku. Kupikir setelah dia mendapatkan hak nya kembali sebagai Detektif, dia tidak akan membutuhkanku lagi. Saat itu aku hanya meng-iya-kan nya, tapi setelah kupikir kembali, ucapannya lumayan aneh."
Kiku tersenyum, "Itu bukan hal aneh, Isshiki. Setelah 5 tahun kesepian, kau yang datang padanya pasti bagaikan sebuah anugrah baginya. Dia pasti tidak ingin melepasmu."
Totomaru mengangguk, ia setuju dengan pernyataan Kiku. Ia berpikir mungkin jika Ron bisa memilih, dia akan memilih Partner yang lebih kompeten dan memiliki kecerdasan yang sama dengannya.
Wajah Totomaru menjadi suram, Walaupun begitu, aku akan marah kalau sampai dia mencampakkanku karena mencari Partner baru.
"Baiklah, Isshiki. Aku akan kembali bekerja. Jaga dirimu baik-baik." Kiku meninggalkan ruangan itu.
Setelah itu, Totomaru merapikan semua dokumennya dan memutuskan pergi mengunjungi Ron.
Ding
"Ron, ini aku!"
Tidak ada jawaban.
Totomaru memutar ganggang pintunya, ternyata tidak terkunci.
"Aku masuk!" katanya.
Totomaru melihat sekeliling, tidak ada suara apapun selain seekor kucing yang mengeong padanya.
Kucing itu berjalan mengelilingi kakinya dan tidak berhenti mengeong seolah ingin memberi tahu sesuatu. Totomaru pun mengikuti kemana kucing itu pergi.
Setelah beberapa langkah, Totomaru dikejutkan dengan pemandangan di depannya itu.
Ron tergeletak tidak berdaya.
"Ron! Kau tidak apa-apa...?"
"...Toto?"
"Kau bisa bangun?"
"Tidak, kepalaku rasanya berat...."
"Coba kubantu," Totomaru menyentuh tangan Ron, "...Eh, Ron, kau demam."
"Ha?!" Ron mengerutkan dahinya, dia syok.
Totomaru menghela nafas, "Ayo kubantu ke tempat tidur."
"Y-ya, baiklah...."
Ruang Manajer yang biasanya kosong sekarang sudah berisi berbagai perabotan termasuk kursi untuk tamu. Sekarang, Ron bahkan memiliki tempat tidurnya sendiri dan tidak perlu lagi tiduran di lantai empuknya.
Setelah diukur dengan termometer, suhu tubuh Ron ternyata mencapai 40° C.
"Ini tinggi sekali, Ron. Aku akan memanggil Dokter...."
"Tunggu...!" Ron menahan tangan Totomaru yang hendak menekan nomor di ponselnya.
"Kau ini kenapa, Ron?! Kau bisa tambah parah!" Totomaru mulai kesal.
Ron terdiam. Ia melepaskan tangan Totomaru dan berkata pelan, "...Baiklah."
Tidak lama, Dokter datang dan memeriksa kondisi Ron. Setelah memberi beberapa jenis obat, Dokter pun meninggalkan tempat itu.
"Padahal kau sering berolahraga, tapi masih bisa terkena demam, ya? Orang aneh sepertimu terkena demam...." Totomaru terkikik.
"Apa boleh buat.... aku kan manusia juga." balas Ron dengan wajah cemberut.
Totomaru memberikannya beberapa pil dan air, "Ini, minumlah. Setelah itu kau tidur."
"Apa kau buru-buru, Toto?"
"Iya, sebenarnya masih ada yang harus kukerjakan. Kau tidak apa-apa sendiri? Atau mungkin harus kupanggilkan seseorang untuk menemanimu?"
"Tidak, tidak perlu."
Totomaru langsung beranjak begitu Ron meminum semua obatnya.
Ketika ia keluar, sepasang mata biru yang menatapnya akhirnya terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Biggest Mystery [Kamonohashi Ron x Isshiki Totomaru]
De TodoSudah dua bulan sejak Isshiki Totomaru mengenal Kamonohashi Ron, seorang Detektif yang dilarang menggunakan kemampuan deduksinya karena suatu kondisi. Setelah berhasil membawa Ron ke dunia luar setelah ia mengisolasi diri selama 5 tahun, mereka tela...