Di sekitar gubuk yang sudah dilahap habis oleh api, berkumpul para Petugas Forensik yang siap untuk mengangkut mayat yang tubuhnya terkena luka bakar hebat.
"Luka bakar ini seharusnya penyebabnya adalah karena korban terlambat membebaskan diri dari kebakaran." kata salah satu dari mereka.
"Apa benar begitu?" Ron datang dan menerobos paksa TKP.
Ia melihat sekeliling. Gubuk yang terbakar itu tidaklah terlalu luas, tidak banyak perabotan dan yang paling menarik adalah, fakta bahwa gubuk itu hanya setengah yang terbakar habis.
"Bagian ini tidak terbakar. Aku yakin Pemadam Kebakaran bertindak cepat. Aku lebih percaya bahwa dia sengaja mengurung diri hingga mati terbakar."
Ron mendekatkan wajahnya ke mayat yang sudah terkena kobaran api itu.
Wajah tidak akan bisa dikenali orang terdekatnya lagi karena sudah terbakar habis. Satu-satunya cara untuk mengenali siapa sebenarnya mayat ini mungkin hanyalah dengan memeriksa sidik jarinya yang belum terlahap api sepenuhnya.
Rasanya pasti sakit karena merasakan rasa panas luarbiasa yang merambat perlahan-lahan ke tubuhnya. Benar-benar kamatian yang mengenaskan.
Setelah merasa tidak ada lagi yang perlu dilihat, Ron menjauh dari TKP.
"Bunuh diri? Kau serius?" Totomaru terkejut.
"Menurutmu mengapa dia menjauhi pemukiman? Selain itu, aku menemukan benda ini tertindih tubuh korban."
Ron menyerahkan sebuah pematik yang sudah terbakar setengah.
"Jadi dia benar-benar bunuh diri...." Totomaru menatap pematik itu dengan sendu.
"Kenapa kau begitu? Ini bukan pertama kalinya kau melihat mayat yang bunuh diri, kan?"
"Aku memikirkan kemungkinan apa yang membuat korban itu sampai melakukan bunuh diri. Seberapa berat beban hidupnya sampai-sampai memutuskan untuk mati daripada terus berjuang untuk hidup."
Berani-beraninya masih memikirkan nasib korban yang sudah tiada. Hati selembut kapas itu sebenarnya tidak pantas berada di dunia yang kotor ini.
"Toto, aku penasaran kenapa kau menjadi Polisi." Ron blak-blakan.
Totomaru mencerna pertanyaan Ron sejenak. Ia pun bercerita, "Sejak kecil aku mengagumi Polisi yang mengayomi masyarakat. Kupikir itu sangat keren. Tapi sekarang aku sadar kalau tugas mereka lebih banyak daripada yang kukira. Menulis laporan, menyelesaikan kasus, rapat,...."
"Jadi, apa kau pernah menyesal menjadi seorang Polisi?"
Totomaru tertunduk, "Ya, karena aku tidak berguna. Kemampuanku sangat kurang. Seharusnya ada orang yang lebih baik yang bisa menggantikanku...."
Ia kembali mengangkat wajahnya dan menyadari Ron yang menatapnya dengan empati. Hal yang jarang terlihat pada dirinya.
Totomaru melanjutkan, "Tapi, karena aku percaya bahwa dengan memecahkan misteri dapat menyelamatkan banyak nyawa, aku bertahan di pekerjaan ini."
"Itu baru Partner ku." Ron menunjukkan senyum tipisnya.
Seminggu kemudian, mayat yang ditemukan di gubuk itu telah dikonfirmasi bunuh diri. Deduksi Ron benar adanya.
"Kasusnya jadi tidak menarik lagi, ya..." Ron mengeluh sembari menyeruput Sirup gula merah kesukaannya.
Totomaru menatapnya sinis, "Kau memang aneh."
"Yak sudahlah. Toto, malam nanti ayo jalan-jalan dan melihat kembang api! Tahun baru harus diisi dengan semangat baru!"
"Ah, benar. Ternyata sudah mau berganti tahun.... Eh, tapi memangnya dimana ada kembang api?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Biggest Mystery [Kamonohashi Ron x Isshiki Totomaru]
AcakSudah dua bulan sejak Isshiki Totomaru mengenal Kamonohashi Ron, seorang Detektif yang dilarang menggunakan kemampuan deduksinya karena suatu kondisi. Setelah berhasil membawa Ron ke dunia luar setelah ia mengisolasi diri selama 5 tahun, mereka tela...