Tak terasa KKN hampir usai. Dua hari lagi kami akan kembali ke Bantul. Malam ini warga setempat mengadakan syukuran kecil untuk kami. Pertanda mereka sangat menganggap kami keluarga.
Suka duka KKN akan sangat melekat kuat dalam ingatan. Kami tak pernah sedikitpun menyesal ditempatkan di daerah ini. Justru dari perbedaan ini, kami menemukan keistimewaan. Pelajaran yang kami dapat tak bisa terucap dengan kata-kata.
Kami saling menguatkan dan menjaga kekompakan. Hingga hubunganku dengan Rania kini menjadi sehangat ini. Keadaan membuat kami saling ketergantungan dan mau tak mau mendorong agar kami saling melengkapi. Mengesampingkan ego dan sisa konflik masa lalu.
Hoori. Aku bahkan bertemu gadis kecil kelahiran Palestina itu dipantai Slili. Nyonya Haibah mengambil cutinya dengan membawa Hoori berlibur ke pantai-pantai Gunung Kidul. Hoori makin cantik dan menggemaskan. Wajah Timur Tengahnya semakin ketara jelas.
H-1 kami berkemas. Kepala desa mengajak kami mengajak kami mengunjungi pantai untuk yang kesekian kalinya. Kali ini kami memilih pantai Indrayanti sebagai latar perpisahan kami dengan Gunung Kidul. Pantai ini paling terkenal diantara puluhan pantai lainya.
Kami berlarian, bermain pasir, menangkap ikan dengan jaring kecil, makan di resto pantai, dan tak lupa memenuhi memori ponsel kami dengan potret kebersamaan.
Memiliki teman sehangat mereka it's high level of happines.
Malamnya, pukul satu dini hari, kami meluncur dari stasiun Maguwo dan akan tiba di Bantul selepas subuh.
°•🖤•°
"Emm.. Kangen bangett"
"Masa sii"
"Iyaaaaaa Qaiii"
Disya memeluku erat sampai hampir kehabisan nafas. Arwa tertawa melihatku terbatuk beberapa kali.
"Tapi kalian lancar kan programnya?" Tanyaku sembari menggigit sepotong kue khas jogja yang Arwa beli di Malioboro.
"Aku si oke. Malahan lebih banyak jalan-jalanya. Istilahnya healing sambil nugas hhh" Celetuk Arwa.
"Aku juga. So enjoy. Cuma capek dijalan ya aja si" Sahut Disya.
Aku tersenyum penuh makna mendengar pembicaraan mereka.
"Kalo kamu Qai? Pelosok gimana?"
"Luarrr biasaa" Ucapku bangga. Mereka tak perlu tau yang sebenarnya, dan aku juga masih malas bercerita.
"Tinggal ke skripsi aja si sekarang fokusnya" Imbuhku.
"Nah bener"
Kami berbincang melepas rindu setelah seharian istirahat sejak pulang dari stasiun.
Aku bangkit hendak mengambil oleh-olehku diatas lemari. Tiba-tiba aku teringat sesuatu.
"Eh iya, buku catatanku yang dikasih gus Ghazi ilang loh.. Ketinggalan dikelasku" Keluhku sembari mengeluarkan cemilan dari kantong.
"Lah kok baru nyadar sekarang?"
"Engga wa, pas aku baru nyampe di tempat KKN tuh sempet ada adek kelas yang bilang lihat catatanku didepan pintu fakultas. Mungkin jatuh terus ketendang atau gimana. Tapi pas dia cari lagi udah ga ada"
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDLESS LOVE [Terbit]
Romansa"Yang penting Qairina sekarang fokus ngaji, kuliah dan tingkatkan value diri" "InsyaAllah Gus, biar solikhah ya" "Biar jadi istri saya" Qai terbelalak. Keningnya mengerut. "Tapikan..niat saya belajar bukan untuk itu Gus" protesnya. "Tapi saya su...