WINTER naik ke kamar setelah meluangkan waktunya untuk mengobrol santai dengan mama papa Jaemin setelah makan malam. Ia melirik jam di dinding. Saat itu sudah pukul sebelas malam. Ia diminta Yoona untuk beristirahat terlebih dahulu karena ia dan Jaemin menghadiri acara Renjun dan Shuhua hari ini dan Yoona masih mengkhawatirkannya yang baru baik dari demam. Jaemin belum juga masuk. Sebelumnya, ia melihat Jaemin masih di ruang tamu bertukar cerita dengan papa dan kakaknya. Winter mengusap leher dengan lembut, kemudian masuk ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya.
Winter berdiri di depan cermin dan melihat wajahnya sendiri yang terpantul di depan. Tiba-tiba ia merasa tidak nyaman melihat bayangannya sendiri. Perasaannya yang bercampur aduk sejak tiba di Seoul kini seakan-akan terlepas. Tanpa Winter minta, mutiara beningnya yang sering mengalir kini keluar membasahi pipinya yang mungil. Winter menggigit bibir dan membiarkan air matanya mengalir.
Winter tidak bisa menggambarkan perasaannya saat ini. Jujur saja, ia sangat senang saat Jaemin mengundangnya kembali untuk mengunjungi keluarga mereka. Winter sangat merindukan mereka semua dan ia sangat senang akhirnya bisa memeluk anggota keluarganya. Namun, ada sedikit rasa cemburu, kesal, sedih, kecewa, dan perasaan yang tidak bisa disebutkan oleh Winter sendiri. Melihat betapa bahagianya orang tua dan mertuanya meskipun usia pernikahan mereka sudah cukup lama. Melihat betapa beruntungnya Joy, Giselle, Shuhua, Karina dan Rose mendapatkan suami yang begitu mencintai mereka. Jelas mereka bahagia karena pernikahan mereka dibangun atas dasar cinta. Tidak seperti dirinya yang dipertemukan kembali dengan mantan kekasih melalui perjodohan. Perjodohan yang sama sekali tidak diinginkan oleh Jaemin dan bahkan terkesan menolaknya mentah-mentah. Ya Tuhan, rasanya Winter sudah tidak sanggup lagi menanggung perasaan ini sendirian. Winter sangat berharap ia masih diberi kekuatan untuk menghadapi hari-harinya. Tidak ingin membiarkan perasaan negatif terus menguasai dirinya membuat Winter menghapus air mata yang mengalir begitu deras. Ember air pun dibuka dan Winter menyiramkan air ke wajahnya yang putih bersih.
Terkadang Winter tertanya-tanya dosa apa yang telah ia lakukan di masa lalu sehingga ia harus merasakan penderitaan seperti ini. Winter telah berusaha membahagiakan semua orang meskipun ia telah menyakiti Jaemin dengan meninggalkan lelaki itu untuk mengejar mimpinya. Ia menerima perjodohan dengan Jaemin agar orang tuanya berpikir bahwa ia akan tetap bahagia bersama Jaemin meskipun mereka sempat berpisah. Winter tidak berbohong kalau ia menginginkan sebuah keluarga yang bahagia. Menginginkan sebuah keluarga lengkap dengan malaikat kecil. Boro-boro mau membesarkan seorang anak, Winter bahkan belum merasakan kebahagiaan yang seharusnya didapatkan oleh seorang istri. Begitu besar hukuman yang ia terima karena telah menyakiti hati Jaemin. Ketimbang membiarkan air matanya mengalir lagi membuat Winter menunduk dan membersihkan wajahnya dengan rutinitas yang ia lakukan setiap malam. Winter berada di dalam kamar mandi cukup lama dan setelah memastikan wajahnya tidak terlihat seperti baru saja menangis, Winter pun keluar dari ruang air.
Ketika ia keluar dari kamar mandi, Winter membeku di depan pintu. Jaemin rupanya sudah masuk ke kamar dan mengusap-usap lehernya. Pasti ingin menghilangkan rasa lelah yang mereka alami seharian. Untuk sesaat mereka saling bertatapan. Tangisan yang sempat terhenti tadi, kini tiba-tiba menguasai dengan sendirinya sebelum Winter memecah tatapan mereka. Ia tidak ingin terus melayani perasaan yang entah bagaimana begitu cepat tersentuh. Winter menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan perasaan yang menyambutnya sebelum pindah ke meja rias dan duduk di kursi.
Jaemin berdeham. Berusaha untuk tidak membiarkan kecanggungan mengambil alih kamarnya. Jika di rumah orang tua Winter, masih bisa dikatakan mereka aman dari kecanggungan karena selama dua malam di sana, situasi sekeliling seakan menyelamatkan mereka berdua. Tapi sekarang Jaemin tidak bisa mengelak terutama karena papa malah menyuruhnya masuk ke dalam kamar dengan alasan agar ia dan Winter bisa beristirahat lebih lama. Melalui pantulam cermin, ia menyadari kalau mata Winter sedikit memerah. Apa Winter sedang menangis atau menahan kantuk?
KAMU SEDANG MEMBACA
Return To Love✔️
FanfictionWinter itu cumalah seorang pelukis. Mimpi buruk yang kebiasaan dialami membuatkan Winter merasakan warna dalam lukisan corak kehidupannya jadi berkurang. Apa lagi setelah menyadari kalau ia adalah orang yang bertanggungjawab memutuskan hubungannya d...