35

360 54 14
                                    

JAEHYUN baru saja ingin bernafas lega setelah panggilannya ke Jaemin dijawab. Hari ini, ia tidak tahu sudah berapa kali ia menghubungi Jaemin dan tidak dijawab. Bahkan sekarang ia sudah kembali ke rumah dan bersiap-siap untuk makan malam ketika panggilannya akhirnya dijawab. Namun, suara yang tak dikenal membuatkan dahinya berkerut.

"Halo, apakah ini kenalan dari pemilik ponsel?"

Pertanyaan dari ujung telepon membuat Jaehyun menjauhkan ponsel dari telinganya dan melihat nama kontak. Benar, ia sedang menelepon adiknya tapi kenapa bukan Jaemin yang menjawab? "Ya, saya kakaknya. Maaf, tapi ini siapa?"

"Maaf, pak. Sebenarnya, pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan." Suara itu terdengar jelas di telinga Jaehyun. "Kami kebetulan sedang mencari kenalan dan bapak menghubungi. Tapi bapak jangan khawatir, adik bapak sekarang dalam perjalanan ke rumah sakit."

Mata Jaehyun membelalak. Jantungnya seakan ingin copot. Ia tidak menyangka berita ini yang menyapanya setelah panggilannya ke Jaemin tersambung.

Rose baru saja keluar dari kamar mandi ketika ia mendapati tubuh suaminya berdiri kaku dengan ponsel yang menempel di telinga. Ia bingung ketika berjalan menghampiri Jaehyun dan kaget melihat mata Jaehyun yang memerah. "Ada apa?"

"Sayang, Jaemin..." suara Jaehyun bergetar saat ponsel di tangannya diarahkan pada Rose.

Melihat reaksi Jaehyun yang tidak biasa itu membuat Rose sadar bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi pada Jaemin. Sadar kalau Jaehyun sudah tidak dapat berpikir jernih membuatkan Rose segera mengambil ponsel dan mencari tahu dengan siapa suaminya itu berbicara.

"Terima kasih." Panik? Tentu saja Rose panik setengah mati namun ia berusaha untuk tenang setelah mengetahui ke rumah sakit mana Jaemin dibawa. "Jaemin dibawa ke rumah sakit yang sama dengan Winter. Kamu siap-siap, aku akan turun untuk bilang ke mama dan papa."

🐰❄️

HYUNJIN merasa gelisah. Ia berjalan-jalan tidak tenang di kamar hotel. Entah kenapa ia memikirkan Yeseo, anaknya yang baru saja ia temui setelah bertahun-tahun. Perasaan Hyunjin menjadi sangat tidak tenang sehingga ia terus meninggalkan kamar hotel sendiri dan menuju ke kamar hotel Yeji di sebelah.

Pintu kamar terbuka dari dalam. "Ada apa?" Yeji bertanya bingung.

Mereka masih berada di Gangwon sejak tiba di rumah Lia beberapa hari yang lalu. Hyunjin membuat keputusan untuk tidak kembali ke Seoul dan meminta untuk berada di sini setidaknya untuk beberapa hari ke depan. Karena sadar situasi sekarang, Yeji menurut saja. Mereka memutuskan untuk bermalam di hotel di kota yang tidak jauh dari desa Gangwon. Meski tidak melakukan apa-apa, Yeji tahu Hyunjin sebenarnya sedang memikirkan berbagai macam hal termasuk bagaimana Yeseo menangis keras saat pertama kali bertemu dengannya. Yeji sendiri tidak menyangka betapa kuatnya ikatan antara kedua anak ayah tersebut meskipun mereka belum pernah bertemu sebelumnya.

Hyunjin memasang wajah gelisah. "Gue benaran khawatir. Ikut gue ke rumah Lia." Ia menatap wajah Yeji penuh harap. Entah mengapa Hyunjin menjadi takut seolah-olah sesuatu yang buruk terjadi pada Yeseo.

Raut wajah Yeji berubah menjadi bingung. Ia melihat jam di dinding kamar hotel. Saat itu hampir pukul sembilan malam. Bukankah akan mengganggu jika mereka datang ke rumah Lia pada jam segini?

"Please Yeji. Gue tidak akan bisa beristirahat sampai gue memastikan Yeseo baik-baik saja."

Yeji akhirnya mengangguk. "Lo turun duluan. Gue mau bersiap-siap." Ia setuju. Mendengar nada khawatir Hyunjin, kini menular padanya juga.

"Ya, gue tunggu di bawah. Lo juga jangan lama-lama." Hyunjin tidak pernah merasa begitu khawatir. Apa firasatnya benar? Yeseo baik-baik saja, kan?

🐰❄️

Return To Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang