31

356 60 19
                                    

"MEMALUKAN." Bersamaan dengan itu, sebuah tamparan mendarat di pipi Lia.

"Ibu." Mata bulat Lia menatap ibunya bernafas cepat dengan dada yang turun naik. "Ada apa, bu?"

Sunmi tidak akan pernah lupa bagaimana Boa dan Seohyun datang ke rumahnya pagi-pagi sekali hanya untuk memberitahukan apa yang telah terjadi. "Pantas saja semalam kamu pulang mengantar Yeseo dan keluar lagi. Ternyata kamu keluar untuk melakukan hal yang bodoh."

"Ibu, dengarkan dulu penjelasan aku." Lia terkejut mendapati bahwa ibunya sudah tahu. Ia seharusnya sudah menduga bahwa hal itu pada akhirnya akan sampai ke telinga ibunya meskipun ibunya hanya berada di rumah. Tadi malam, setelah ketahuan oleh tetangganya, Lia diperbolehkan pulang. Saat pulang, ibu dan anaknya sudah tidur membuat Lia terus masuk ke kamar dan baru sekarang keluar. "Semua yang terjadi adalah satu kesalahan, kami berdua sama-sama mabuk."

Sunmi menatap Lia dengan mata berkaca-kaca.

"Memang benar aku keluar dengan Jaemin tadi malam. Kami minum-minum bersama." Lia mencoba membela diri. "Kami melakukannya tanpa sadar, ibu."

Lia mendapat gelengan kecewa dari ibunya. Kemudian Sunmi mengambil sesuatu dari saku kardigan. "Jaemin mungkin mabuk dan tidak sadarkan diri karena obat yang kamu berikan tapi apa kamu juga mabuk, Lia?"

Lia tidak bisa berkata apa-apa. Matanya menyorot pada botol putih kecil di tangan sang ibu.

"Awalnya saat Bu Boa dan Bu Seohyun datang kemari untuk menceritakan apa yang terjadi, ibu masih membelamu seperti yang kamu katakan. Mabuk." Suara Sunmi sudah terdengar kesal. "Tapi begitu botol ini diberikan pada ibu, ibu merasa dunia ibu sudah runtuh."

"Dari mana ibu mendapatkan botol ini? Ibu, bisa jadi ini semua adalah fitnah yang Winter coba lemparkan padaku. Winter telah mengambil segalanya dariku termasuk kepercayaan tetangga kita. Jadi, mungkin saja ia yang meracuni tetangga kita." Lia berkata dengan ceroboh. Ia tidak memikirkan kemungkinan apapun saat itu karena ia hanya ingin menyelamatkan dirinya sendiri.

"Apa kamu tahu di mana botol obat tidur ini ditemukan?" Sunmi bertanya perlahan sambil menyoroti wajah anaknya itu. "Di dalam tas kamu yang tertinggal di rumah Jaemin."

Kali ini, mata Lia membulat sempurna dan kemudian pandangannya tertuju pada tas tangan yang tergeletak dengan baik di atas meja makan yang bisa dilihat dari tempatnya berdiri sekarang.

"Apa kamu bilang barusan? Winter merenggut segalanya dari kamu? Memangnya apa yang kamu miliki, Lia?"

Lia menelan ludah yang terasa lengket. "Ibu..."

"Pernikahan kamu sendiri sudah hancur." Air mata Sunmi jatuh. "Kamu sendiri tahu betapa sulitnya ketika sebuah pernikahan hancur, jadi bagaimana kamu bisa begitu tega menghancurkan rumah tangga orang lain?"

Lia terpaku mendengar pertanyaan ibunya yang menusuk dada. Perlahan-lahan, air matanya jatuh membasahi pipinya.

"Ibu memang tidak kenal dekat dengan Winter karena ibu tidak pernah bertemu dengannya tapi mendengar cerita tetangga kita tentang kebaikan yang ia lakukan, ibu yakin ia sangat tulus. Sayangnya, masih ada orang yang iri dengan ketulusan anak itu. Memangnya kamu tahu apa yang ia alami sehingga kamu menuduhnya sebagai orang yang merenggut semuanya dari kamu?" Sunmi melakukan segala cara untuk menyadarkan anaknya bahwa apa yang dilakukan Lia adalah salah. Ia sendiri tidak tahu mengapa Lia bisa melakukan hal terkutuk itu. Apa hanya karena cemburu atas kehadiran Winter di desa mereka?

Kedua ibu anak itu tidak menyadari bahwa Yeseo sedang mendengar semuanya dan menangis sendirian.

"Ibu memikirkan kalau ini mungkin salah ibu karena tidak pernah menegur kamu dengan cara yang benar atas apa yang terjadi sebelumnya." Air matanya jatuh semakin deras.

Return To Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang