WINTER tersenyum saat melihat keempat remaja di hadapannya.
"Terima kasih untuk waktu kalian, Lami... Jisung." Haewon berkata dengan tulus. Ia masih belum puas menikmati waktu bersama kedua teman barunya ini.
Lami membalas senyuman Haewon. Sepertinya mereka harus berpisah setelah akrab dalam tempoh dua hari penuh. Ia menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Seharusnya gue yang mengucapkan terima kasih karena lo sudah mau mengikuti kemauan gue."
Seunghan tertawa. "Tahu ni, mana ada orang biasa seperti kita tiba-tiba harus berlatih menari selama dua hari untuk cover dance lagu full."
"Ada..." Jisung mengangkat alisnya kepada Seunghan. Kepalan tangan dengan lembut menghantam dada Seunghan. "Itu lo dan Haewon."
Jaemin selesai memasukkan koper Haewon dan Seunghan ke dalam kap mobil.
"Kita akan tetap berhubung nanti, kan?" Lami bertanya untuk memastikan.
"Tentu saja."
"Kita masih bisa berhubung meskipun terpisah Gangwon dan Seoul."
Jaemin menghampiri keempat remaja yang masih belum selesai mengucapkan selamat tinggal. "Apa kalian sudah selesai? Kalian tidak mau ketinggalan bus, kan?" tanyanya dengan nada bercanda karena masih ada waktu lebih dari satu jam sebelum bus tujuan Seoul yang dinaiki Haewon dan Seunghan bergerak.
"Baiklah, gue dan Haewon pamit untuk pulang duluan." Seunghan melakukan tos dengan Jisung.
Lami dan Haewon juga berpelukan.
Winter masih tersenyum melihat mereka. Ia tiba-tiba merindukan Ningning saat melihat kedekatan mereka meskipun baru saja bertemu. "Tidak ada yang tertinggal, kan?" tanyanya untuk memastikan. "Apakah kalian sudah memeriksa semuanya?"
Haewon dan Seunghan mengangguk bersamaan.
"Baiklah, ayo kita pergi..."
"Paman dan Kak Winter antar Seunghan dan Lami ke terminal bus dulu." Jaemin mengatakan hal itu pada Jisung dan Lami. "Jika ada penduduk desa yang mencari paman, tinggal ngomong ke mereka nanti." Pesannya itu karena ia tahu bahwa ketika ada acara seperti ini, semua orang akan sibuk dan membutuhkan banyak tenaga untuk melakukan kerjaan bersama.
🐰❄️
LIA terlihat mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya seolah-olah mencari seseorang di tengah kerumunan. "Kenapa ia tidak terlihat?" tanyanya dalam hati. "Jaemin tidak pernah absen ketika ada acara seperti ini."
Sunny, yang menyadari tindakan dokter itu terus mendekat. "Dokter Lia sedang mencari Jaemin, kan?"
"Mbak Sunny! Mbak, jangan menyergapku seperti ini lagi. Aku jadi kaget, tahu tidak?" Lia mengusap dadanya perlahan. Siapa yang tidak terkejut tiba-tiba disergap saat matanya sedang fokus mencari seseorang.
Sunny hanya menyeringai sebelum seringai itu berubah menjadi senyuman usil. "Mencari Jaemin, ya?" tiba-tiba ia menirukan cara wanita itu mencari seseorang sebelum tertawa tanpa peduli ada yang mendengarnya atau tidak.
"Aku tidak mencari siapa-siapa."
"Sudah ah Dokter Lia. Tidak perlu berbohong padaku. Aku adalah pendukung pertama hubungan Dokter Lia dan Jaemin sebelum Jaemin menikah."
Lia terdiam. Mengapa ketika ia mendengar nama Jaemin disejajarkan dengan kata pernikahan, seperti ada yang mengganjal di hatinya? Ada sesuatu yang tidak ia sukai saat mendengarnya. "Jangan seperti itu, mbak. Seperti yang mbak katakan sendiri, Jaemin sudah menikah."
"Tapi pertemanan kalian tetap baik meski Jaemin sudah menikah, kan?" Sunny menduga. Sebenarnya, akhir-akhir ini, mereka jarang menghabiskan waktu bersama. Mungkin karena semuanya sibuk mempersiapkan Pesta Budaya yang sudah dimulai sejak dari awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return To Love✔️
FanfictionWinter itu cumalah seorang pelukis. Mimpi buruk yang kebiasaan dialami membuatkan Winter merasakan warna dalam lukisan corak kehidupannya jadi berkurang. Apa lagi setelah menyadari kalau ia adalah orang yang bertanggungjawab memutuskan hubungannya d...