13

272 41 12
                                    

MALAM hari seperti biasa Lia akan menemani Yeseo hingga anak kecil itu tertidur. Kebiasaan yang sudah berlangsung lama ini membuat ikatan antara ibu dan anak itu semakin erat.

"Bunda, aku mau bertanya." Yeseo tiba-tiba membuka suara saat tangan Lia memainkan rambutnya. "Apakah bunda punya suami?"

Tangan Lia langsung terhenti memainkan rambut Yeseo guna untuk membuat putrinya terlena. Ia tersentak kaget mendengar pertanyaan Yeseo yang tiba-tiba. Lidahnya kelu untuk menjawab karena ia tidak pernah menyangka Yeseo yang baru berusia tujuh tahun akan bertanya tentang seseorang yang sebisa mungkin tidak ingin ia ingat. Tapi jawaban apa yang harus Lia katakan saat ini? Lagipula, Yeseo juga perlu tahu tentang ayah kandungnya, bukan?

"Mamanya David dan Tante Winter sudah punya suami. Kenapa bunda tidak?"

Dan benar-benar Lia dibungkam oleh pernyataan dan pertanyaan yang muncul secara bersamaan. Ada rasa tidak nyaman saat memikirkan bahwa Yeseo mulai ingin tahu tentang apa yang terjadi di sekelilingnya. Momen yang Lia pikirkan saat ini adalah momen yang paling Lia takuti.

"Bunda?"

Lia tersentak dari lamunannya. Yeseo menatapnya menunggu jawaban.

"Kenapa kamu bertanya tiba-tiba?" Lia secara otomatis bertanya.

"Aku bertanya-tanya kenapa Ayah Jaemin bukan suami bunda saja."

"Eh?" lagi-lagi Lia menjadi bingung karena nama Jaemin disebut secara tiba-tiba.

"Kata David, Ayah Jaemin itu adalah suami Tante Winter." Yeseo melanjutkan.

Lia tersenyum untuk menutupi kekesalan yang terlihat jelas di wajahnya saat ini. Ia hanya menggelengkan kepalanya pada Yeseo.

"Kenapa menggeleng? Ayah Jaemin tidak boleh menjadi suami bunda juga?" pertanyaan polos Yeseo tak henti-hentinya.

"Kenapa anak bunda ini begitu penasaran?" meskipun ragu-ragu, Lia menjawab setelahnya. "Mahu bagaimanapun, Ayah Jaemin itu adalah ayah kamu."

"Jika Ayah Jaemin bisa menjadi ayahku, apakah Ayah Jaemin juga bisa menjadi suami bunda karena bunda tidak memiliki suami seperti ibu teman-temanku yang lain." Kata-kata yang terdengar seperti permintaan yang menyedihkan itu membuat Lia tidak bisa berkata apa-apa setelah itu. Ia hanya menarik tubuh kecil Yeseo ke dalam pelukannya meski putrinya kebingungan karena tak kunjung mendapat jawaban yang diinginkan.

🐰❄️

SUASANA di rumah Jaemin di pagi hari seperti biasa sama suramnya dengan hubungan pasangan suami istri yang tinggal di rumah itu. Namun Winter sudah bangun dan menuju ke dapur.

"Aku ingin berbicara denganmu semalam ketika aku pulang tapi kamu sudah tidur." Jaemin muncul entah dari mana dan berbicara tanpa basa-basi. "Kupikir kamu baru tinggal di sini dalam waktu yang singkat, tapi kenapa aku sudah mendengar banyak hal dari penduduk desa?"

Winter terpaku di depan lemari es karena kehadiran Jaemin yang tak terduga. Gila, kapan Jaemin ada di dapur? "Kamu hampir saja membuatku terkena serangan jantung." Tangannya meremas dadanya perlahan karena jantungnya sebenarnya berdetak sedikit cepat. "Apa lagi yang sudah kulakukan kali ini?"

Jaemin mengamati wajah polos itu. Bahkan tanpa riasan apapun, Jaemin mengakui Winter masih terlihat cantik. Dan sedikit sebanyak wajah kaget Winter membuatnya merasa bersalah tanpa ia inginkan.

Return To Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang