"AHHH! Jika gue terus berpikir seperti ini, gue bisa gila." Winter menjambak rambutnya dengan kasar, mencoba mengingat-ingat kenapa ia bisa putus dengan Jaemin.
Ningning di sebelahnya hanya mengamati tingkah laku Winter. "Lo yang duluan mau putus dengan Kak Jaemin, lo juga yang gagal move on."
Winter langsung terdiam dengan kesepuluh jari-jarinya yang halus di celah-celah rambut. Mereka sedang berjalan menyusuri deretan kafe di Kota Seoul.
"Kenapa lo tiba-tiba sibuk memikirkan tentang hubungan lo dan kak Jaemin? Halo, Winter! Lo dan Kak Jaemin sudah menjadi mantan selama dua tahun. Selama itu, lo tidak menyebutkan apapun tentang Kak Jaemin. Lalu kenapa lo tiba-tiba bertingkah seperti orang yang baru ditinggalkan pacar hari ini?"
"Gue..." Winter mengerutkan keningnya membiarkan setiap kata Ningning masuk ke dalam pikiran tanpa ada yang tertinggal. "Ningning, lo sudah menjadi sahabat gue sejak kita masih sekolah. Jadi, lo pasti tahu kenapa hubungan gue dan Kak Jaemin putus."
Ningning tertawa tanpa rasa. "Apa lo pikir gue ini hidup cuma buat ambil tahu soal kehidupan lo?" Tawa Ningning terhenti saat ia mencolek Winter.
Mereka berhenti di depan sebuah kafe yang menyajikan berbagai jenis kopi dan hidangan pencuci mulut. Ningning menarik kedua tangan Winter yang masih berada di atas kepalanya. "Gue mengajak lo keluar dan cobalah agar tidak membuat keributan sesekali."
Winter membungkukkan bahunya sambil mengikuti Ningning masuk ke dalam. Kafe yang berwarna putih dengan dekorasi yang cukup sederhana itu menciptakan suasana yang nyaman. Menu yang menarik berupa aneka kopi, kue dengan berbagai bentuk, es krim dengan berbagai rasa dan cemilan lainnya membuat kedua gadis itu mengambil tempat duduk di salah satu sudut kafe.
"Bagaimana menurut lo kalau lo lihat diri gue sekarang?" Winter menatap Ningning yang sedang merenungkan deretan menu yang tertera di buku menu yang telah diletakkan di setiap meja di kafe tersebut.
Ningning merenungkan Winter. "Lo terlihat seperti orang sakit yang membutuhkan bantuan." Kemudian ia kembali merenungkan buku menu di tangannya. "Tapi lebih seperti seseorang yang gagal move on." Ia berkata dengan perlahan.
"Apa benar lo tidak tahu kenapa gue dan Kak Jaemin putus?"
Ningning menggelengkan kepalanya. "Gue benar-benar tidak tahu. Gue bahkan mengetahui tentang putusnya hubungan kalian daripada Chenle."
Winter merasa hampa mendengar jawaban Ningning. Memang, ia semakin bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya yang seakan tak mengingat apapun terkait perpisahannya dengan Jaemin. Pertama, ia dengan jelas mendengar bahwa Giselle menyebut Na Jaemin sebagai mantan kekasihnya. Kedua, ia mengetahui bahwa perpisahan antara dirinya dan Jaemin adalah karena dirinya sendiri daripada Haechan. Ketika ditanya tentang jika pernah terjadi kecelakaan terhadap dirinya, mama hanya mengatakan kepadanya bahwa ia hanya mengalami cedera yang kecil. Bukannya menjadi sangat parah hingga kehilangan sebagian ingatannya. Bahkan, mama juga mengatakan bahwa ia diperbolehkan pulang dan beristirahat di rumah. Namun, kecelakaan itu terjadi beberapa bulan yang lalu. Tidak ada hubungannya dengan kejadian dua tahun lalu di mana hubungannya dengan Jaemin hancur.
Ada hal yang paling ia rasakan bahwa ada yang salah dengan dirinya. Menurut mama dan kakak adalah bahwa sebelum ini, ia tidak pernah mengatakan apapun tentang Jaemin hingga saat ia terbangun dari tidurnya dua hari yang lalu.
"Winter, sebenarnya ada apa dengan lo?" Tanpa sadar Ningning telah memperhatikannya.
Winter menatap tepat ke wajah Ningning. "Gue merasa ada yang salah dengan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Return To Love✔️
Fiksi PenggemarWinter itu cumalah seorang pelukis. Mimpi buruk yang kebiasaan dialami membuatkan Winter merasakan warna dalam lukisan corak kehidupannya jadi berkurang. Apa lagi setelah menyadari kalau ia adalah orang yang bertanggungjawab memutuskan hubungannya d...