"KAMU tidak pernah terlihat di desa ini sebelumnya. Kamu pasti warga yang baru saja pindah." Pria berseragam polisi yang dipanggil Abang Eunseok oleh Jisung itu mengamati wajah putih bersih Winter.
Winter hanya menganggukkan kepalanya. Tak lupa ia juga mengukir senyuman pada pria yang mungkin sebaya dengannya itu. Winter tahu kalau Eunseok ini pasti salah satu penduduk desa dilihat dari kedekatannya dengan Lami dan Jisung.
Lami yang melihat Winter hanya mengangguk dengan cepat bersuara. "Ya, Kak Winter adalah warga baru di desa kita. Kak Winter adalah istri dari Paman Jaemin. Sulit dipercaya tapi Paman Jaemin benar-benar sudah menikah." Gadis berlesung pipit itu melanjutkan. "Aku ingat ibu baru saja mengatakan bahwa Paman Jaemin sudah menikah."
"Lo seharusnya tidak berbicara seperti itu di depan Kak Winter." Jisung hanya bisa mengeluhkan tingkah Lami yang selalu berbicara seenaknya.
Eunseok menggeleng-gelengkan kepalanya. Lami dan Jisung, mereka sudah berteman sejak kecil dan selalu menghabiskan waktu bersama. Mereka bahkan berada di kelas yang sama. Setiap kali mereka bertemu, pasti disertai dengan pertengkaran kecil tanpa alasan yang jelas. Kepribadian mereka sangat bertolak belakang. Lami yang begitu heboh dan Jisung yang sedikit kalem.
Winter juga tampak memperhatikan kedua remaja itu dengan senyum yang tak pernah lepas sejak tadi. Entah kenapa melihat mereka berdua mengingatkan Winter pada kenangan masa-masa sekolah. Semua itu sangat indah untuk dikenangnya.
"Salam kenal Nona Winter. Aku Eunseok." Eunseok tampak dengan tenang memberikan salam perkenalan pada Winter.
"Salam kenal Eunseok." Meski ragu, Winter menyambut salam itu. "Tapi tidak perlu menyebut namaku dengan sebutan nona. Panggil saja aku Winter saja. Aku rasa kita seumuran."
Eunseok tersenyum lebar. Tautan salam perkenalan mereka terlepas perlahan. Ternyata wanita bernama Winter ini begitu ramah tidak seperti wajah dan namanya. "Aku merasa belum terlambat untuk mengucapkan selamat atas pernikahanmu dengan Abang Jaemin." Dengan tulus ia memberikan ucapan selamat.
Namun Winter merasa tercekik oleh status baru yang hampir dilupakannya. Senyum yang hampir pudar berhasil dipertahankan.
"Jangan lihat Kak Winter seperti itu, Bang Eunseok." Lami sekali lagi menegur ketika melihat cara Eunseok menatap Winter.
Jisung memejamkan matanya sejenak melihat tingkah Lami. Kenapa ia harus ada teman yang sering menempatkan orang lain dalam situasi yang canggung? Seharusnya Lami tidak mengatakan hal-hal seperti itu karena pasti akan membuat Eunseok dan Winter merasa tidak nyaman satu sama lain. Argh, Lami sepertinya harus lebih banyak mengambil kelas pidato dan moral agar tidak selalu berbicara sembarangan.
"Maaf, aku tidak bermaksud begitu." Eunseok memalingkan wajahnya dari wajah Winter yang tersenyum canggung. Eunseok merasa ingin menepuk pipinya sendiri karena mengagumi kecantikan istri orang.
"Kak Winter cantik, kan?" Lagi-lagi Lami mengucapkan kata-kata bercanda itu sebelum ia merasakan sebuah tepukan kecil di sebelahnya. Lami menatap Jisung dengan tidak setuju namun temannya itu malah menyipitkan matanya ke arah Lami sebagai tanda agar Lami menjaga bahasanya.
"Tidak apa-apa." Winter tertawa kecil sebelum menoleh ke arah Eunseok. "Senang bertemu denganmu Eunseok. Kuharap kita bisa menjadi teman baik."
Eunseok pun tersenyum sebagai tanda dimulai pertemanan dengan istri orang yang dihormatinya itu sebelum pamit untuk melanjutkan tugasnya. Sebelum beranjak, Eunseok menyempatkan diri untuk mengetuk kepala Jisung dan Lami yang masih belum selesai dengan berantam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return To Love✔️
FanficWinter itu cumalah seorang pelukis. Mimpi buruk yang kebiasaan dialami membuatkan Winter merasakan warna dalam lukisan corak kehidupannya jadi berkurang. Apa lagi setelah menyadari kalau ia adalah orang yang bertanggungjawab memutuskan hubungannya d...