34

359 59 14
                                    

"BAGAIMANA Jaemin sekarang?" Baekhyun bertanya pada Siwon di ujung telepon. "Semuanya baik-baik saja, kan?" Pagi ini Doyoung menelepon dan menceritakan apa yang terjadi kepada Jaemin yang membuat Baekhyun segera menghubungi besannya. "Kenapa tidak langsung memberitahu aku dan Taeyeon, mas?"

"Kalian berdua sedang banyak pikiran, Baekhyun." Siwon menjawab. "Aku hanya tidak ingin membebani kalian lagi."

Baekhyun menggelengkan kepalanya meskipun Siwon tidak terlihat. "Bagaimanapun juga, Jaemin itu sudah seperti anak aku dan Taeyeon." Katanya berharap Siwon akan mengerti.

"Ya, tapi jangan khawatir. Semuanya sudah baik-baik saja."

"Jaemin sekarang ada di rumah?"

"Ya." Pagi ini Siwon untungnya akhir pekan yang membuatkan ia bisa ada di rumah. Siwon khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi di rumah lagi.

Baekhyun menekan pelipisnya. "Mas Siwon, kalau ada apa-apa hubungi aku. Aku akan bicara dengan Winter nanti."

Mendengar itu, Siwon terus mencegah. "Jangan Baekhyun. Emosi Winter perlu dijaga untuk saat ini. Jangan membuatnya stres."

Ditelan mati ibu, kalau diluah mati ayah. Itulah yang Baekhyun rasakan saat ini. "Lalu bagaimana dengan kondisi Jaemin kalau dibiarkan?"

"Jangan khawatir tentang kondisi Jaemin." Meskipun kepala Siwon terasa seperti mau pecah memikirkannya.

"Aku minta maaf atas semua yang telah terjadi." Baekhyun bergumam. "Sepertinya kita juga sebagai orang tua tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang."

Taeyeon yang sedang menyajikan sarapan untuk suaminya menatap Baekhyun dengan raut wajah sedih saat ia mendengar Baekhyun mengatakan hal itu. Mereka sekarang berada di meja makan untuk sarapan sebelum berangkat ke rumah sakit.

Baekhyun tersenyum pahit kepada Taeyeon dengan ponsel yang masih menempel di telinganya. Selama satu atau dua hari terakhir, emosi mereka seperti roller coaster. Segalanya menjadi kacau tak terkira.

Napas Siwon seperti terengah-engah. "Mungkin ini juga hukuman buat Jaemin atas apa yang telah ia lakukan selama ini. Tapi untuk saat ini Jaemin tidak akan berbuat buruk karena Yoona menjaganya. Ia juga sedang demam." Dengan lembut dan perlahan ia berbicara. Setidaknya ada hikmah dari apa yang terjadi. Kemarahan sang istri kepada putra keduanya itu telah hilang.

Hanya ucapan sebegitu adalah satu-satunya cara untuk membujuk hati mereka ketika menghadapi situasi yang sangat menantang buat anak-anak mereka.

"Kalau begitu, ya sudah. Setidaknya Jaemin bisa beristirahat selama beberapa hari." Mungkin memang benar apa yang terjadi masih memiliki banyak hikmah termasuk Jaemin bisa beristirahat.

Telepon dari kedua pihak besanan itu dimatikan setelah berbicara hampir sepuluh menit. Baekhyun meletakkan ponsel di atas meja dengan perasaan khawatir yang tidak bisa ia hilangkan.

Tangan sang suami yang mengulur di atas meja digenggamnya dengan lembut. Taeyeon tidak diam saja namun mengangguk pada Baekhyun untuk memberitahu Baekhyun bahwa mereka akan menghadapi ini bersama-sama. "Kita harus kuat untuk anak kita." Ia berkata dengan lembut dan Taeyeon benar-benar berharap pagi mereka setelah ini tidak lagi dimulai dengan wajah sugul seperti sekarang. Ia berharap akan adanya kemanisan.

🐰❄️

RASA berat di kepalanya mengganggu lena Jaemin. Perlahan-lahan ia membuka matanya dan mendapati dirinya berada di kamar sendiri. Ingatan Jaemin perlahan-lahan memutar kembali kejadian semalam. Tangannya menekan pelipis sebelum menyentuh kain yang diletakkan di dahinya. Oh, ternyata ia juga mengalami demam.

Return To Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang