39

624 32 25
                                    

"NINGNING..."

"Winter!" Dari tempat duduknya di kursi mewah dengan gaun putih membalut tubuhnya yang indah, Ningning berseru kegirangan karena kehadiran sahabatnya bersama sang suami. "Gue pikir lo tidak datang." Ningning bangkit dari tempat duduknya dan mereka berdua pun berpelukan erat. Ningning sejak tadi tidak sabar untuk bertemu dengan Winter. Ia mengira temannya ini tidak akan bisa datang sebelum acara dimulai tetapi Winter menepati janjinya untuk datang sebelum ia turun ke aula. "Terima kasih sudah mau menepati janji lo buat datang sebelum acara dimulai."

"Gue mana bisa tidak menepati janji dengan lo." Winter menggelengkan kepalanya setelah pelukan mereka terlepas. "Gue tahu lo deg-degan banget sekarang." Sudah tentu Winter tahu apa yang mengganggu Ningning. Hari ini adalah hari pernikahan Ningning dan pria yang selalu bersamanya. Setelah tiga tahun, Ningning dan Chenle akhirnya membuat keputusan berani untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. "Ningning, lo benaran cantik deh." Matanya sebagai seorang wanita saja tidak bisa berbohong tentang kecantikan Ningning hari ini. Apalagi jika Chenle yang akan melihat calon istrinya ini nanti.

"Ningning, selamat ya." Jaemin mengucapkan selamat setelah hanya mengamati istri berpelukan dengan Ningning sebelumnya. "Chenle ada di sebelah, kan?"

Ningning mengangguk. "Erm, lima belas menit lagi Chenle akan turun ke aula duluan."

Jaemin menoleh ke arah Winter. "Sayang, aku ke Chenle dulu ya?"

Winter mengangguk. Senyumnya mengembang lebar. Jaemin sudah banyak berubah sekarang. Ia diperlakukan seperti seorang ratu. Seperti hari ini, Jaemin mau menemaninya datang lebih awal sebelum upacara pernikahan Chenle dan Ningning secara resmi dimulai. "Kita jumpa di aula saja nanti."

"Baiklah kalau begitu. Ningning, selamat sekali lagi." Jaemin berkata dengan tulus. "Selamat melangkah ke jenjang rumah tangga dan berbahagialah. Aku mau menemui Chenle juga."

Ningning mengangguk sambil tersenyum. Bahkan senyumnya semakin melebar saat melihat telapak tangan Jaemin sempat menyentuh pipi Winter yang lebih berisi sebelum keluar dari ruang tempat ia menunggu sekarang. Tanpa sadar Ningning mengucapkan syukur atas kehidupan kedua sahabatnya yang sudah berbahagia dengan cara yang tersendiri. "Win, melihat lo begitu bahagia sekarang, gue jadi yakin dengan keputusan gue menerima lamaran Chenle. Terima kasih, Win."

Seketika Winter menatap Ningning yang tiba-tiba mengucapkan terima kasih. Namun, setelah beberapa saat Winter mengerti. Senyum manisnya sedikit terukir. Melihat wajah Ningning yang terlihat seperti akan menangis membuat Winter tidak bisa berkata-kata lagi. Ia hanya mendekat ke arah Ningning sebelum memeluk sahabatnya sekali lagi tanpa menghiraukan fotografer yang berada di ruang itu sejak tadi untuk mengabadikan momen saat mempelai bertemu dengan anggota keluarga dan kenalan mereka. Mereka berpelukan cukup lama sebelum Winter angkat bicara. "Lo berhak untuk bahagia, Ning. Kita semua berhak untuk bahagia."

🐰❄️

"SELAMAT, Chenle. Jangan pernah menyia-nyiakan kehadiran Ningning di sisi lo." Jaemin menepuk pundak Chenle. "Ingat, jangan pernah menjadi suami yang brengsek seperti gue ke Winter dulu." Pesannya kepada Chenle diikuti dengan harapan agar Chenle tidak akan pernah menjadi seperti dirinya. "Gue yakin lo akan menjaga Ningning seperti yang sering lo lakukan." Jaemin sudah mengenal Chenle sejak lama. Jadi ia tahu betapa setianya Chenle pada wanita yang telah lama berlabuh di hati teman merangkap adik kelasnya itu.

"Bang, terima kasih banyak karena sudah membantu gue untuk yakin dengan keputusan gue. Tanpa lo dan yang lainnya, gue tidak akan berani mengambil keputusan ini." Memang benar saat itu Chenle tidak terlalu mempermasalahkan hubungan yang lebih serius dengan Ningning karena mereka memiliki pemikiran yang sama. Namun, seiring berjalannya waktu Chenle menyadari bahwa ia tidak boleh membiarkan hubungan dengan Ningning berjalan tanpa status yang jelas. Jadi dengan bantuan Jaemin, keluarga dan teman-temannya yang lain, Chenle akhirnya berani mengambil langkah menuju masa depannya dan Ningning bersama. "Gue tidak akan pernah lupa bagaimana lo selalu menasehati gue untuk menghormati Ningning. Benar bang gue tidak akan pernah lupa." Chenle berkata dengan tulus karena ia benar-benar kagum pada bagaimana Jaemin sekarang memperlakukan wanitanya seperti Winter itu adalah pecahan kaca yang rapuh.

Return To Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang