5

311 38 5
                                    

HAECHAN merasa bahwa ia sedang berada di dua benua. Di depan, ada Jaemin yang wajahnya sudah takluk seperti letusan gunung berapi yang masih mengeluarkan rasa panas yang mengepul. Di sebelahnya ada Winter yang hanya duduk kaku seolah membeku karena badai salju yang turun menyapu jalanan bumi. Perbedaannya begitu kentara. Padahal suasana di dalam kafe itu biasa-biasa saja.

Haechan tahu ia tak bisa membiarkan jarum jam terus berputar tanpa tujuan di sini. "Kalian butuh waktu sendiri." Haechan mengucapkan kalimat itu sebelum berdiri dan berjalan meninggalkan mereka berdua.

Jaemin membiarkan matanya ke mana-mana. Jaemin menatap semua yang ada pada pandangan mata kecuali sosok manusia yang tunduk dan tak bergeming di sisi lain meja yang ia duduk. Merasakan kenyataan pahit itu terus-menerus mengejar di belakang, Jaemin tidak menyangka bahwa ia akhirnya terikat pada hubungan yang akan melangkah lebih jauh dengan Winter. Jaemin melirik jari Winter yang tergeletak di atas meja. Ada sebuah cincin emas putih yang melingkar di jari manis Winter. Sebuah cincin lamaran. "Bagaimana jika perjodohan ini berhenti di tengah jalan?" Jaemin pernah bertanya pada mama yang hampir membuat mama meriang saat mendengarnya.

Winter pun hanya menatap sepatunya yang berada di bawah meja. Hari ini Winter dipaksa untuk menghadapi Jaemin yang sudah resmi menjadi tunangannya meskipun hanya Winter sendiri yang berpikir demikian. Sudah lama kedua keluarga meminta mereka untuk bertemu namun tak satu pun dari mereka yang melakukan hal itu. Jadi Haechan yang baru saja kembali dari bulan madu bersama Giselle terpaksa mengambil jalan untuk mempertemukan mereka berdua. Itu setelah papa meminta bantuan Haechan. Jika tidak, jangan berharap ada perubahan dalam hubungan Jaemin dan Winter ini.

Jaemin tahu Winter tidak berani mengangkat kepala dan menatap wajahnya. Jaemin memasang wajah datar tanpa sedikitpun senyuman. Bagi orang yang mengenalnya, tentu saja mereka tahu arti di balik wajah itu, terutama Winter.

Sesak. Winter tidak menyukai ide untuk berdiam diri seperti ini.

Mulut Jaemin kini begitu ringan, ia ingin sekali mengucapkan kata putus. Tapi Jaemin tidak mungkin mempermalukan keluarganya sendiri yang sudah bersusah payah mengirimkan lamaran pada Winter meski Jaemin sama sekali tidak setuju.

Winter juga merasa bahwa ia tidak pantas untuk berbicara di sini terlebih dahulu.

Jaemin merasa pusing. Tanggal pernikahan yang sudah dibicarakan tidak sampai sebulan lagi. Apakah Jaemin benar-benar bersedia menyandang gelar suami untuk gadis yang telah menyia-nyiakan keberadaannya?

Winter sudah menyimpulkan bahwa Jaemin sebenarnya terpaksa menyetujui perjodohan mereka karena ikatan pertemanan yang terjalin di antara keluarga mereka. Seolah-olah semuanya sudah tertulis sejak awal bagaimana orang tua mereka saling mengenal karena mereka pernah satu universitas. Kemudian turun ke Doyoung dan Jaehyun yang juga berada di sekolah yang sama meskipun berbeda angkatan. Turun ke mereka terutama Haechan dan Jaemin yang merupakan teman sekelas sejak kecil hingga sekolah menengah atas. Sekarang, giliran Haewon dan Seunghan yang sudah berada di generasi ketiga. Betapa kuatnya ikatan persahabatan tanpa ikatan darah di antara keluarga mereka.

Jaemin memperhatikan Winter yang tenggelam dalam lamunannya sendiri. Entah apa yang sedang dipikirkannya. Tampaknya sangat dalam dan serius. Tujuh tahun merajut cinta dengan gadis itu, tentu gerak-geriknya bisa dibaca dengan mudah oleh Jaemin.

Haechan yang sengaja pindah ke meja lain untuk menikmati segelas kopi putih hanya bisa menyilangkan tangannya agar tidak membalikkan meja. Melihat sahabat dan adiknya yang hanya diam tanpa berkata apa-apa membuat Haechan merasa bahwa keduanya payah. Jika tidak ada yang memulai duluan, kemungkinan besar mereka akan terus terdiam hingga kafe tutup.

Jaemin mengalihkan pandangannya ke luar kafe melalui kaca tembus pandang untuk mengamati pergerakan mobil yang keluar masuk. Tiba-tiba Jaemin teringat akan tetangga terdekatnya di Gangwon. Jaemin mendapat banyak pertanyaan tentang dirinya yang sering datang ke Seoul sekarang. Jaemin sebenarnya masih belum memberitahu mereka semua bahwa ia akan menikah. Entah kenapa Jaemin merasa tidak perlu memberitahu mereka tentang sesuatu yang tidak disukainya. Namun pertanyaan Lia pagi ini terasa seperti menohok hidungnya.

Return To Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang