🐣37. There are ghosts

7K 701 213
                                    

Mau sama Rayyan apa Naren🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau sama Rayyan apa Naren🤭

Vote and komen ya guys✨🐣

Happy 85k views, thanks All and Happy Reading 🍓🎀

.....







Prang

Naren maupun Rayyan tersentak, saat pajangan didinding kamar mereka terjatuh. Rayyan yang sedang belajar di meja belajarnya, sontak berlari, merebahkan tubuhnya disamping Naren yang juga sama terkejutnya.

Rayyan menarik selimutnya, hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Suara apa itu, Na?!" Tanya Rayyan takut.

Dengan cepat, Naren ikut menyembunyikan seluruh tubuhnya dari balik selimut.

"Rayy, itu cuma pajangan jatuh aja." Ucap Naren mencoba menghilangkan pikiran horornya.

Rayyan dan Naren menyembulkan wajahnya dari balik selimut, melihat pajangan dinding yang terjatuh.

"Tapi, lo pikir aja Na. Nggak ada angin, masa tiba-tiba itu pajangan bisa jatuh." Rayyan sangat takut, ia tidak berani kalau mencangkup hal-hal mistis.

"Lo jangan nakutin, gue." Naren lebih mendekat pada Rayyan, dan memeluk sang sahabat erat.

"Anjing, ngapa lo yang takut sih." Gerutu Rayyan, saat pelukan Naren semakin mengerat.

"Gue takut."

"Buaya kayak lo bisa takut juga ya, ternyata," Celetuk Rayyan memutar bola matanya malas.

"Buaya ini juga manusia, Rayy. Wajar kalau takut," balas Naren tidak terima. Dari dulu dirinya sangat takut dengan hal berbau mistis, ia tidak suka.

"Terus gimana, Na." Rayyan melihat setiap sudut ruangan, takut-takut ada yang memantau mereka.

Krak

"AAAAAAAAAAAA," pekik keduanya, lantas saling memeluk takut.

"RAYYAN ANJING, ITU APA?!"

"GUE NGGAK TAU, NA. NA GUE TAKUT, ANJIR!"

"Kita liat bareng-bareng, ok." Ujar Naren takut, lantas melepas pelukan keduanya.

"Na, lo inget nggak. Pertama kali kita ke Dream House, Haidar bilang kamar yang kita tempati ini dulunya kamar almarhum papa mama nya Haidar?!"

Naren merinding, mengingat kembali ucapan Haidar.

"Lo jangan buat gue takut," kesal Naren. Sudah tau sama-sama penakut, tetapi masih saja menakuti satu sama lain.

Naren terkejut, dan terdiam seraya mencengkram kuat tangan Rayyan, membuat sang empunya mengaduh.

Dream House [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang