Dream House [✓]

🐣27. I can miss you, right?

Kangen gak sama Abang🥺...

Absen dulu lah ya🌼 sebutkan asal kota kamu🚀
I'm from Lampung ✨🐣

Voment ya, banyak juga gpp☺️

Happy Reading 🍓🎀

....

"Nay," Mahen menghentikan langkah Kanaya yang ingin memasuki ruang kelas.

"Kenapa?" Tanya Kanaya dengan wajah tertunduk.

Mahen mengangkat dagu Kanaya dengan telunjuknya, menatap manik cantik itu dalam.

"Jangan gini," ujar Mahen pelan. "Aku sedih," lanjutnya.

Kini Kanaya berani menatap Sang lawan bicara, ia harus sedikit mendanga untuk bisa melihat mata sendu itu.

"Kamu nggak mau bilang sesuatu?" Tanya Kanaya mengingat ucapan Jeano kemarin.

"Maaf."

"Bukan itu."

Mahen mengingat kembali, apa yang harus ia bicarakan. Ia ingat, Jeano sempat bicara kalau ia menyukai Kanaya.

"Aku suka kamu," jujur Mahen membuat Kanaya terkejut.

Mahen mengusap pipi chubby Kanaya, "Aku suka kamu, Nay." Ungkap Mahen mengulangi.

"Sejak kapan?"

"Pertama kali kita bertemu."

Kanaya cukup terkejut dengan pengakuan Mahen, ia kira Mahen hanya menganggapnya teman saja tidak lebih.

"Hen__"

"Kamu mau jadi pacar aku kan, Nay?" Kanaya terkesiap saat ungkapan kata cinta itu terlontar begitu saja.

"Hen, Adek kamu nggak suka aku." Masalah kemarin, membuat Kanaya bimbang. Seolah itu menjadi Boomerang untuk nya.

"Persetan sama Jeano, aku nggak perduli Nay." Kini tatapan sendu itu, berubah tajam.

"Aku mau, kalo kamu benar-benar suka aku."

Mahen mengulas senyum, "aku akan buktikan, kalau aku bener-bener cinta sama kamu."

Kanaya tersenyum senang, ia berhambur memeluk Mahen. Dengan senang, Mahen menerima pelukan itu seraya mengusap Surai kecoklatan Kanaya.

"Aku janji, akan selalu menjaga kamu Nay."

***

"Kasian gue sama Ano, kenapa Bang Mahen tega banget sih bilang kayak gitu." Rayyan terus berbicara sepanjang mereka berjalan di lorong koridor.