🐣06. Can't be weak

11.3K 921 11
                                    

Aku keluarin semua draft aku nih Wamoy 🐣✨🍓
.
.

Voment ya, jangan lupa...
Happy Reading 🎀🍁
.
.
.


Setelah dari rumah orang tua nya, Rayyan langsung ke Dream House. Laki-laki itu tidak ingin berlama-lama bersama orang tuanya nya, ia merasa keberadaan nya hanya akan menjadi masalah.

Saat Rayyan memasuki Dream House, laki-laki itu melihat Sahabat-sahabat nya sedang menonton televisi. Disana juga ada Jidar yang asik dengan laptop yang laki-laki itu pangku.

Rayyan menghirup udara, dan mengeluarkannya perlahan. Kakinya melangkah menghampiri sahabat-sahabatnya, "widih, lagi pada nyantai." Rayyan berlagak seolah tidak terjadi apa-apa.

"Aaaaaaaa Ayay, darimana?!" Rengek Haidar manja, membuat Rayyan bergidik ngeri.

"Geli, anjir!" Cetus Rayyan.

"Ih, gue kan nanya." Balas Haidar dengan polos.

"Nggak salah lo nanya, tapi panggilan sama nada bicara lo bikin gue merinding."

"Dih, si setan." Gerutu Haidar kembali menonton acara di televisi seraya memakan keripik singkong.

Rayyan mendudukkan bokong nya disamping Jeano, dan langsung memakan keripik yang baru saja ingin Jeano makan.

"Ayay, kok keripik Ano di makan sih." Jeano menggerutu kesal.

Sang empunya hanya menyengir kuda, menampilkan deretan gigi rapi nya, "kali-kali suapi gue, No."

"Ano sering suapi Ayay," protes Jeano tidak terima. Dirinya sering menyuapi semua sahabat-sahabatnya, Karena menurut Jeano asik saja menyuapi dan di suapi.

"Ini masih banyak, Ano." Tegur Naren yang berada disamping Jeano.

"Nana," rengek Jeano kesal, Naren tidak membelanya.

"Denger, masih banyak itu." Ejek Rayyan, semakin membuat Jeano kesal.

"Ayay, nyebelin." Jeano bersidekap dada, Rayyan hanya tertawa gemas dengan adiknya satu ini.

"Dari mana lo?" Tanya Mahen yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.

"Biasa nongkrong dulu," jawab Rayyan beralibi.

"Sama siapa?" Kini Naren yang bertanya, karena tadi mereka tidak pulang bareng.

"Sama__" mendadak Rayyan menjadi gagap, harus menjawab apa. "Sama temen SD gue dulu, si Tono." Jawab Rayyan asal.

Mereka hanya mengangguk. Carel yang sedari tadi hanya menyimak sontak memincing kala ia menemukan luka lebam pada wajah sang kakak, juga sudut bibir yang sobek.

"Berantem lo, ya." Terka Carel tiba-tiba.

Rayyan sontak terdiam, "kagak!" Jawab nya singkat.

"Itu kenapa muka lo bonyok?" Tanya Carel penasaran.

"Dikit," Rayyan menyengir kuda. "Kan tadi habis berantem sama Geo anjing itu," lanjutnya.

"Kagak ada, tadi Geo cuma mukul lo sekali," balas Carel.

Benar, Geo hanya memukulnya sekali. Sedangkan dirinya, memukul laki-laki tinggi itu berkali-kali.

"Preman lo," celetuk Haidar. "Ayo lah gelut aja sama, gue."

Rayyan memutar bola matanya malas, "ogah."

"Dih," Haidar langsung melempar bantal didekat nya pada Rayyan.

Dream House [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang