🐣39. Suprise

6.9K 710 245
                                    

Hellow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hellow... Aku up lagi, jangan lupa komen and vote ya...

Absen, siapa pacar terkuat mu di DH, harus satu ya... satu, yang paling banget banget di hati🤭

Happy Reading 🍓🎀

....

"Kalian jangan berisik," bisik Mahen seraya membawa dua balon ditangannya.

Tepat jam 12 malam, kelima remaja itu secara diam-diam memasuki kamar Jidar dan Carel. Dengan kue ditangan Naren, balon ditangan Mahen dan Jeano, Kado ukuran tidak terlalu besar ditangan Rayyan, dan juga mahkota kecil dibawa Haidar.

Terlihat, Jidar dan Carel yang sudah terlelap. Dengan pelan, Haidar menepuk pipi Jidar guna membangun kan sang empunya.

"Dek, bangun. Jidar," bisiknya tepat ditelinga sang sahabat.

Jidar terkejut, lantas matanya terbuka dengan alis yang menukik bingung. Ia melihat kelima sahabatnya itu sudah berada didepan nya, dengan membawa kue, balon, juga kado.

"Kenapa?" Tanya Jidar dengan air wajah yang sangat bingung.

"Bangun dulu, lo lupa ini hari apa?!" Ujar Haidar berbisik.

Jidar hampir lupa, hari ini tepat hari lahir nya Carel. Ia beranjak dari tidurnya, dan duduk lantas terdiam guna menghilangkan rasa kantuknya.

"Langsung di bangunin tah?" Tanya Rayyan.

"Tapi Ano kasian," sahut Jeano, tidak tega saat melihat tidur Carel yang sangat nyaman.

"Kasian apa, No? Kita kan mau kasih surprise," tanya Naren.

"Bangunin aja," ujar Haidar, menyahuti.

"Biar gue yang bangunin," Jidar mulai menepuk pipi sang sahabat pelan, "Rel, bangun bentar. Anterin gue ke kamar mandi, yuk."

Carel berdehem, menyahuti ucapan Jidar.

"Nggak bangun, gila kebo banget ini anak." Rayyan menggeleng, ternyata Carel cukup sulit dibangunkan. Untung saja laki-laki itu sekamar dengan Jidar, jadi ia tidak perlu menyiram nya dengan air untuk membangunkan.

"Bangunin lagi, Jie!" Titah Mahen, seraya menunggu Jidar membangunkan Carel.

"Rel, bangun bentar. Gue kebelet, anterin kekamar mandi." Bisik Jidar tepat ditelinga Carel.

"Biasanya juga sendiri, gue ngantuk Jie." Jawab Carel dengan suara parau, juga mata yang masih tertutup.

"Bentar, aja."

Alih-alih membuka matanya, laki-laki yang dibangunkan itu justru memeluk leher Jidar. Ia sangat mengantuk, dan tidak ingin dibangunkan.

"Malah meluk, Jidar." Kesal Rayyan, tau bakalan seperti ini mending mereka rayakan pagi hari saja.

Dream House [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang