🐣16. Want time alone

8K 693 99
                                    

Yang kangen Idar cini kumpul, mau diajak ngerujak bareng Idar🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang kangen Idar cini kumpul, mau diajak ngerujak bareng Idar🤭..

Say hai dulu 👋 Hellowwww I'm Yeye pacarnya Lee Jeno🙈 dah lah...

Voment voment gratis kok tidak dipungut biaya💃 bersyAnDAaaaa...

Happy Reading Wamoy ✨🐣

.....



Semilir angin berhembus menerpa tubuh yang hanya terbalut kaus tipis berwarna putih, dengan celana hitam selutut. Bulan terang bersinar dengan bintang yang mengelilingi sang Rembulan.

Dibawah gelapnya langit malam, Haidar duduk sendirian dikursi yang berada dibelakang Rumahnya. Hanya suara jangkrik yang saling bersahutan, menemaninya dalam keheningan.

Manik mata coklat itu menatap diam kertas dalam genggamannya, sebuah amplop yang sudah memenuhi pikirannya akhir-akhir ini.

Baru kemarin mereka membayar sewa kamar Dream House, tidak mungkin ia kembali menagihnya.

Mereka terlalu baik untuknya, sampai membayar lebih harga sewa. Bahkan seharusnya uang itu untuk makan mereka selama sebulan juga, tetapi mereka yang membeli stok makanan di Dream House.

"Uang kemarin habis buat bayar hutang Papa, Mama. Besok juga harus bayar hutang lagi."

Haidar merasa hidupnya begitu hancur. Dan kehancuran itu dimulai, saat suatu insiden yang harus mengambil nyawa dua orang yang sangat ia sayangi.

"Nggak mungkin gue minta uang sewa lagi, ke mereka." Gumamnya frustasi.

Haidar menarik kasar Surai hitam nya, seraya memukul kepala nya guna meredakan rasa pusingnya.

"Bangsat! Gue harus gimana..."

Haidar sudah tidak sanggup untuk berjalan sendiri, hatinya selalu gusar kala pikirannya kacau. Mengakhiri hidupnya, selalu terlintas dalam benaknya. Namun, Sebuah kata yang terucap dari sang Mama masih teringat jelas, menjadi penyemangat hidupnya. Setidaknya hanya itu yang menjadikan seorang Haidar, laki-laki lemah ini untuk tetap kuat.

"Papa, Mama. Aa capek, Aa boleh susul Papa, Mama?"

Kepalanya mengadah, menatap langit cantik yang berhias bintang. Sudut bibirnya tersenyum simpul, tersirat kesedihan yang tercetak jelas.

"Papa sama Mama udah tenang ya disana? Aa takut, Aa lemah banget."

Haidar masih berbicara sendiri, menyadarkan betapa dirinya terlalu lelah untuk terus maju. Kadang kala sebuah ide gila terlintas dalam otaknya, menyelimuti rasa keinginan besar untuk melakukannya. Namun Haidar selalu yakin, jika semua tidak akan selalu seperti ini. Hari cerah akan tiba, hanya tentang waktu dan garis takdir yang menentukan.

Dream House [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang