🐣01. Destiny

26K 1.4K 82
                                    

I'm come back🤗

Vote dulu biar gak lupa, komen ya biar semangat nih ngetiknya...

Have fun, and happy Reading...

.
.
.

"AAAAAAAAAAAA"

Mendengar suara teriakan dari ruangan pintu bercat coklat itu, membuat kelima remaja yang asik menyantap makanan dimeja makan, harus menghampiri sumber suara tersebut.

Mereka memasuki ruangan itu, bersamaan. Mendapati remaja dengan setelan baju rumahan, kaus putih lengan pendek dan celana hitam diatas lutut itu sudah berdiri di atas kasur.

"Kenapa, Rel?" Tanya laki-laki putih, pemilik bulu mata lentik tersebut, Naren.

"Ada_ ada hewan," adu Carel terbata, masih setia di atas kasur.

"Hewan apa, Arel?" Tanya laki-laki lucu, yang masih memegang sendok di tangannya dengan bingung, Jeano.

"Ada Kecoa di situ bang, gue takut."

Mereka menghela napas, pikir mereka kenapa. Carel memang takut dengan hewan itu, bahkan dengan serangga pun laki-laki itu takut. Pernah, saat itu Carel menangis tengah malam hanya karena mendengar suara jangkrik yang saling bersahutan. Carel yang satu kamar dengan Jidar, hendak membangunkan laki-laki dingin tersebut, tapi ia ragu. Ia takut Jidar akan marah padanya, dan alhasil ia mengetuk pintu kamar Naren dan Rayyan. Cowok itu tidur diantara keduanya, dengan memeluk Naren sebagai guling.

"Udah nggak ada lagi, sekarang turun ya." Mahen_laki-laki yang umurnya paling dewasa diantara mereka, yang sedari tadi diam, langsung menghampiri Carel dan mengulurkan tangannya untuk membantu laki-laki itu untuk turun.

"Aelah, Rel! Nanti deh gue bersihin nih kamar." Celetuk Haidar_laki-laki yang masih mengenakan kaus putih dan celana abu-abu itu bersidekap dada.

"Gue kira kenapa lo, Anjir." Seloroh Rayyan_laki-laki paling mungil diantara mereka.

"Ya ini salah lo bang. Masa sewain kamar yang banyak kecoanya," protes Carel tidak terima.

"Ya sisa ini," jawab Haidar.

Haidar memang pemilik Dream House ini. Cowok itu menyewakan rumah minimalisnya untuk siapa saja yang ingin tinggal di sana. Sepeninggalan kedua orang tuanya, cowok itu kini hidup sendiri. Saudara nya bahkan tidak perduli dengan kehidupan Haidar sekarang, mereka bahkan selalu menyalahkan Haidar kalau cowok itu yang telah membuat kedua orang tua nya meninggal.

Haidar membutuhkan uang untuk membayar sekolah nya, dan menyewakan rumah minimalis itu adalah jalan terbaik. Hanya ada empat kamar, termasuk kamar miliknya. Rumah Haidar tidak tingkat, tapi cukup nyaman dengan interior bernuansa yang menyatu dengan alam.

"Jidar dimana?" Tanya Rayyan tidak menemukan Siluet yang paling muda di antara mereka.

"Gue nggak tau. Pas gue bangun, Jidar udah nggak ada di kamar."

"Anak itu, selalu berangkat lebih awal." Ujar Naren tidak habis pikir.

"Udah mau siang lanjut sarapan aja kalian, dan Carel cepat mandi nanti telat. Sama nanti biar gue aja yang bersihin kamar ini, lo sekolah aja."

Dream House [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang