🐣42. Konsekuensi

6.9K 699 187
                                    

Mau bilang apa ke Adik Kakak ini?☺️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau bilang apa ke Adik Kakak ini?☺️

Seng, aku mau double up... Tapi, tunggu komen dan vote nya mencapai target... Kalo udh mencapai target aku up lagi jam 11 malam , jadi komen dan vote nya jangan lupa, ya. Kalo emang kalian mau double up nya😽
.

Happy Reading 🍓🎀

.....

Suara tangisan terdengar samar-samar, Zizi yang sedang berjalan melewati salah satu lorong koridor merasa merinding. Bagaimana tidak, waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Ia pulang telat, karena ada kelas tambahan untuk olympiade mewakili sekolahnya.

Gadis itu menoleh kekanan dan kekiri tidak juga ia temukan seseorang, sedangkan suara tangis itu semakin jelas terdengar.

"Masa iya ada hantu," gumamnya.

Tungkainya melangkah pelan, dan tangisan itu semakin terdengar.

"Ini hantu gabut amat sih," gerutu Zizi kesal. Ia melihat salah satu ruangan yang pintunya sedikit terbuka, membuat rasa penasaran nya begitu besar.

Perlahan, gadis itu melangkah dan membuka kenop pintu tersebut. Ia menggunakan ponselnya untuk penerang, Karena ruangan tersebut yang gelap.

Zizi terkejut, saat siluet seseorang yang ia kenal sedang meringkuk disudut ruangan, seraya  menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangan yang bertumpu pada lututnya.

Dengan cepat, Zizi berjalan menghampirinya. "Telor Dadar, lo kenapa?"

Suara tangis yang membuat Zizi merinding, ternyata bersumber dari Haidar yang bersembunyi disalah satu ruangan.

Wajah yang semula menunduk kini mendanga dengan perlahan. Wajah yang sudah basah dengan air mata juga mata sembab itu, membuat Zizi terkejut.

"Dar, kenapa?" Tanya Zizi mengulangi.

"Cobaan gue banyak banget, Zi. Kenapa tuhan kasih cobaan itu berkali-kali, dengan waktu yang bersamaan?!"

Zizi terdiam, apa maksud Haidar. Bahkan ia saja tidak tau, kenapa laki-laki itu bisa menangis sendiri diruangan gelap ini.

"Dar, cerita ke gue." Ujar Zizi lembut, seraya mengusap bahu sang sahabat.

"Carel, Carel Zi..." Haidar menutup mulutnya tidak kuat, walau hanya sekedar untuk mengungkapkan yang sebenarnya.

"Dar, Carel kenapa?" Tanya Zizi ikut khawatir.

"Carel, dia adek gue yang selama ini gue cari." Lanjut Haidar, dengan suara serak.

"Tapi kenapa lo sedih, Dar? Carel yang lo cari, dia Adek lo Dar."

"Gue, gue enggak bisa Zi..." Haidar menggeleng. Ia memang menginginkan untuk dipertemukan sang Adik, tapi kenapa saat ia dipertemukan malah membuatnya belum siap.

Dream House [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang