bloody ink part 4

87 8 0
                                    

-selalu salah-

***
***
***
***
***

Setelah beberapa jam diluar akhirnya, Juna, Javi dan yohan tiba di rumah Javier

Seperti yang dijanjikan mereka mau main game bersama

Didepan pintu rumah yang sederhana, Juna menatap kosong

Ini baru pertama kali nya ia berkunjung dirumah orang lain, selama ini setiap pulang sekolah dia tidak pernah pergi main ataupun berkunjung kerumah temannya.

Yohan masuk lebih dulu, Juna masih terdiam di teras
"Woy, Juna ngapain disitu ayo masuk"titah Javier

Setelah disuruh masuk Javi, barulah Juna melangkah ikut masuk ke dalam rumah tersebut..

"Mama, Javi pulang"teriak Javier, kepada sang mama yang sedang memasak

"Iya sayang, jangan teriak teriak gitu ya, mama denger ko"ucap ibu Javier

"Sini gaiss duduk dulu"yohan dan Juna akhirnya duduk disofa setelah dipersilakan duduk oleh Javi

"Ehh ada yohan ternyata"
"Loh, siapa ini"ucap ibu Javi sembari menatap ke arah Juna.

Juna merasa tidak nyaman ditatap makanya dia menundukkan kepalanya, padahal ibu Javier menatapnya dengan lembut.

Rasa gelisah dan takut saat di tatap oleh orang lain, sudah ada sejak juna kecil, karena sang ayah sering menatapnya memandang dengan penuh kebencian yang membuatnya cenderung menjadi anak yang mudah tak percaya diri.

"J-juna t-tante"gugup Juna
Yohan yang melihat temannya gugup akhirnya menjelaskan kepada ibu javi

"Dia Juna tante, temen kuliah y
Javi sama yohan, dia emang anak yang pemalu"jelas yohan, membuat ibu Javi tersenyum

"Ohh Juna"sahut ibu Javi
"Oh ya... Javiiiii cepat ambilkan minum buat kedua temanmu ya"titah sang ibu

"iya mama, ini Javi udah bawa minumannya hehe"saat Javi membawa nampan gelas dan sebotol minuman bermerek, tiba tiba saja kaki nya tersandung oleh karpet di bawah kaki nya sehingga membuatnya jatuh.

"Ehh"

Prraannggg

"Aaaarrhh, Javi nak kamu gakpapa huh"sang ibu langsung memeluk javi, khawatir sang anak kenapa kenapa

"Jav, lo gakpapa kan... Jangan bergerak dulu itu banyak pecahan beling"ujar yohan

Juna yang sedari tadi shock melihat kejadian tadi hanya bisa terdiam memperhatikan bagaimana hangat nya dalam keluarga Javi,

Foto keluarga Javi yang di pajang di dinding pun sudah sangat membuat Juna yakin bahwa Javier hidup di keluarga yang baik. Beda dengan dirinya hidup di keluarga yang gagal. Bahkan yohan dan Javier pun belum mengetahui fakta yang sebenarnya, jika mereka tau seberapa hancurnya Juna, akankag mereka masih mau berteman dengannya.

"Oke ma, Javi gakpapa"

"Yaudah biar si bibi aja yang beresin.... Bi tolong beresin ini semua ya"titah ibu Javi

"Baik nyonya."

"Yaudah Javi, ke kamar gih, ajak teman teman kamu, nanti mamah suruh bibi anterin minuman sama cemilan ke kamar mu ya"jelas ibu javi

Javi tersenyum dan mengangguk "oke mama sayang"

"Cuy, lanjut di kamar aja yuuu"ajak Javi

Akhirnya yohan dan Juna mengikuti langkah Javi, menuju kamar nya

Kamar yang tidak terlalu sempit dan cukup luas, itu bisa di huni 3 sampai 4 orang, fasilitas Javi pun tidak main main. Di dalam kamarnya terdapat tv besar dan sebuah game yang sering kali ia mainkan jika merasa bosan

 Bloody ink [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang