bloody ink part 10

74 6 0
                                    

-dua jiwa-

****
****
****

Juna jalan tergesa gesa, memasuki kamar apartemennya, sembari membanting pintu dengan keras.

Seolah menahan cemburu tapi tidak bisa berbuat apa-apa,, Juna mengamuk dan menghancurkan semua barang-barangnya..

"Aaaarrrrhh shhiibbaaall ssshhh"marah Juna, raut wajahnya mengeras, dan sangat merah padam.

"Juna sadarrrrr jun, jangan sampai hilang kendali"

Juna tidak bisa mengontrol amarahnya karna ada jiwa davi yang mengamuk didalam sana.

"Brengsek, dasar lemahhh, biarkan gue keluar juna aaaaarrrhhh"

"Diiaaammm sssshhh"desis juna

Juna memejamkan matanya dan menarik nafasnya dalam dalam, dirinya semaksimal mungkin untuk bisa mengontrol emosinya.

Juna memejamkan matanya dan menarik nafasnya dalam dalam, dirinya semaksimal mungkin untuk bisa mengontrol emosinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****
****
****

Juna sejenak menatap dirinya sendiri di pantulan kaca cermin, tangannya mencengkeram kuat pinggiran wastafel.

"Oh ayolah jun, kita datangi langsung saja laura..."

"Enggak dav, gue gak mau cuma gara gara lo, laura jadi ngejauhin gue"

"Aahh, begitukah? Bagaimana kalau kita menculiknya saja mengurungnya disini agar dia tidak lari kemana mana, kau suka kan"

"Stopp davi itu bukan rasa suka tapi itu obsesi, jangan gila lo.. Laura itu gadis yang baikk"

"Aaaaahh Juna, kau jangan memancing emosiku,, cepatlah temui laura, bukan kah kau ada jadwal psikiater dengannya..."bujuknya perlahan

Sembari terpejam mata juna, ia masih enggan bertindak apapun yang telah davi katakan, dia masih menimang dan memikirkannya.. Ia takut jati diri nya ini diketahui oleh laura, dan laura menjauhi nya..

"JUNAAAA"marahnya davi rupanya mampu mengalahkan jiwa juna.

Juna membuka mata nya, seketika warna hazelnya berubah menjadi hitam pekat, dimana pergantian dua jiwa itu telah terjadi, kini davi lah yang berkuasa atas tubuh Juna.

"Goodboy,, seharusnya dari tadi lo biarin gue keluar dan menyelesaikan urusan ini"davi tersenyum smirk lalu ia keluar dari kamar mandinya, mengambil jaket kulitnya dan pergi.. kemana lagi kalo bukan ke apartemennya laura.

Dulu sebelum mengenal laura, setiap ada masalah Juna pasti berlari kepada mona, meskipun davi sudah muak dengan gadis itu.. Tapi berkat Juna ia tetap mengizinkan, kalo tidak mungkin sudah dari lama davi akan meninggalkan gadis itu, gadis manja, gampang menangis dan selalu saja mengeluh menurutnya. Mungkin bagi Juna itu hal biasa untuk cewe seumuran mona.

 Bloody ink [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang