I

18.7K 752 3
                                    

Sebulan telah berlalu, kejadian dimana para murid menyaksikan tragedi bunuh diri dari salah satu murid SMA SKJ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebulan telah berlalu, kejadian dimana para murid menyaksikan tragedi bunuh diri dari salah satu murid SMA SKJ.

Saat ini suasana tidak jauh berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

Bahkan, mereka masih saja menyaksikan bullying tanpa ada rasa ingin membantu sang korban.

Seolah menutup mata dengan ketidakadilan di depannya.

Kini suasana kantin tengah rame, karena memang sudah waktunya jam istirahat.

Semua meja mulai penuh, bahkan tak jarang para penjual menyediakan meja dan kursi tambahan untuk mereka yang belum mendapatkan tempat untuk menunggu pesanannya siap.

Tak berbeda jauh dengan keadaan meja nomor 28 yang terletak sedikit kepojok di kantin itu.

"Rena, you okey?"

"I'am okey, Nita"

"Bohong, kalo ada masalah cerita. Aku ngga mau kehilangan satu sahabat lagi, sekarang cuma kamu sahabat aku." Ucap Nita, sembari tersenyum kecil.

Rena memandang wajah sahabatnya itu, benar apa yang di katakan Nita, sekarang tinggal mereka berdua.

"Ko mereka bisa yah, ngga ngerasa kehilangan."

"Ren, kamu tau sendiri mereka itu gimana. Bahkan tadi saat ada yang di bully mereka juga diem bahkan seakan-akan itu ngga terjadi."

"Mereka jahat,"

"Iya, sama kaya kita." Perkataan Nita berhasil membuat Rena menghentikan makanannya.

"Kamu bener Nita, kita juga jahat. Jahat karena ngga pernah bantu Aurel pas di bully, bahkan kita ngga nolongin Aurel waktu itu." Di akhir kalimat, terlihat Rena yang mulai meneteskan air mata, segera mungkin ia menghapusnya.

"Coba aja kalo mereka tau siapa keluarga Aurel sebenarnya." Rena tersenyum mendengar perkataan Nita.

Setelah menghabiskan makanannya, mereka bersiap kembali ke kelas.

Bell jam pelajaran pun di mulai.

Tak jarang ada murid yang tidur bahkan makan saat kam pelajaran dimulai.

Tidak jauh berbeda dengan keadaan kelas XII Mipa-1, beberapa murid ada yang sibuk dengan dunianya sendiri, tanpa memperhatikan apa yang tengah guru terangkan.

"Aurel, coba aja kalo kamu masih ada disini. Aku ngga akan ngerasa kesepian." Rena hanya bisa membatin dan tersenyum kala melihat ke arah meja tempat di mana sahabatnya itu duduk.

Tak jauh berbeda dengan Rena, Nita juga kalut dengan pikirannya sendiri.

"Aurel, aku kangen kamu." Nita tersenyum kecut dan mengusap air matanya yang menetes.

" Nita tersenyum kecut dan mengusap air matanya yang menetes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jauh di belahan bumi lain, tepatnya di Sydney, Australia.

Seorang gadis terlihat menatap nyalang ke arah tangan kanannya.

"HAHAHAHA" Hening, tawa gadis itu terdengar bahkan sampai ke luar ruangan.

"Ck, kenapa lagi tu anak." Ucap pria yang tengah sibuk dengan laptopnya.

"Kaya ngga tau adik kita aja bang." Saut pria lainnya.

Setelah tawa itu terhenti kini mulai terdengar gebrakan meja dan beberapa barang pecah.

"Makin ngga bener, susul bang?" Tanyanya kepada saudara tertuanya.

Tak ada jawaban, yang lebih tua berjalan lebih dulu ke arah lift.

"Siapa?"

"Maaf nona, saya tidak tau siapa pelaku utamanya. Karena-"

"Karena apa?!" Terlihat tangan kanan itu mulai gelisah saat akan mengatakan apa yang ia peroleh dari berbagai informasi.

"Bahkan satu sekolah bisa di katakan menjadi pelaku nona," Ucapannya berhasil membuat gadis di depannya tak bisa lagi mengontrol emosinya.

BRAKK

PRANG

PRANGG

PRANGGG

Tak lama, setelah lemparan terakhir, pintu ruangan terbuka dengan keras.

BRAK

"AURA!!"

"AURA!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC!

Jangan lupa vote, komen and follow

See you next chapter.

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang