XLV

1K 85 8
                                    

Seorang remaja pria tengah menatap lurus ke arah foto yang terlampir dalam sebuah dokumen yang ia terima sehari yang lalu.

Kebingungan mulai menyelimuti hati dan pikirannya.

"Ngga, ngga mungkin dia orang lain"

Memukul stir mobil di depannya.

"Sial, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kematian Aurel membawa banyak teka-teki saat ini"

Di saat yang bersamaan ponselnya berdering.

"Kenapa?"

"Maaf tuan, nona baru saja meninggalkan mansion lewat jalur belakang dengan setelan serba hitam"

"Terus awasi" Memutus sambungan telepon dan mulai melajukan mobilnya.

Setelah hampir setengah jam perjalanan, Aura sampai di sebuah bangunan terbengkalai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah hampir setengah jam perjalanan, Aura sampai di sebuah bangunan terbengkalai.

Berjalan masuk ke dalam bangunan tanpa sedikitpun rasa khawatir.

Sesampainya di tempat yang ia tuju, terlihat seseorang tengah menunggu sembari duduk membelakanginya.

"Sudah puas bermain?"

"Cih, dasar tua bangka!" Ucap Aura yang mulai mendekat ke arah pria yang berada di dalam ruangan.

Dua pelayan menutup pintu ruangan itu.

Saat berjalan masuk, tangannya menarik sesuatu yang ada di kepala hingga menampilkan rambut lain yang bersembunyi di balik sesuatu yang dia lepaskan.

"Kenapa itu di copot, saya rasa kamu lebih cocok dengan rambut panjang ketimbang pendek"

"Diamlah kakek!"

Pria paruh baya tersenyum.

Berdiri dari posisi duduknya dan berjalan mendekat ke arah cucu kesayangannya itu.

"Kapan kakek sampe di Indonesia?"

"Sekitar tiga jam yang lalu"

"Menyebalkan" Ucap Aura yang mulai mendudukkan dirinya di sofa panjang yang ada dalam ruangan.

"Sudah menemukan siapa pelakunya?"

"Kau tau aku kakek"

Pria paruh baya kembali tersenyum.

Mungkin, cucu perempuannya ini terlihat tidak perduli dengan hal yang ada di sekitarnya. Nyatanya, jika ada yang memasukkan garis horisontal dan garis batasnya itu tidak akan bisa berakhir dengan kata baik. Terutama, jika yang mereka lukai adalah seseorang yang dalam katagori penting.

"Apa yang akan kamu lakukan, jika keluarga itu tau?"

Mendengar perkataan sang kakek, tentu saja membuat Aura terkekeh.

"Ayolah kakek, tanpa harus di tanyakan kau tau jawabannya"

"Kakek tau, karena itu kakek bertanya"

"Terserah apa yang akan keluarga itu lakukan, jika keluarga itu benar menyayanginya tentu saja tidak akan mempermasalahkan apa yang ku lakukan."

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang