XL

3.4K 205 9
                                    

Hari ini adalah hari ketenangan untuk semua murid, selain tidak adanya queen bullying di antara mereka, salah satu faktor dari ketenangan mereka adalah diamnya seorang Aura.

Keterdiaman Aura saat ini tanpa sebab, melainkan salah satu dari rencananya. Tapi, faktor lain dari keterdiaman Aura yaitu, di panggilnya Adrian oleh pihak sekolah.

Sebelumnya, pihak sekolah sudah menelpon kedua orangtua Aura tapi sayang, panggilan itu di terima oleh Adrian yang secara tidak sengaja berada di kantor sang Papah.

Selama rapat dewan pembina dan para donatur SKJ, Aura hanya berdiam diri di kelas.

Ancaman yang Adrian ucapkan tidak membuat Aura takut, tapi jika dia berulah saat ini semua akan sia-sia.

Proses belajar mengajar berlangsung seperti biasanya.

Aura yang fokus ke papan tulis dan sesekali memandang ke arah luar jendela, atau lebih tepatnya ke arah lapangan di mana Aurel menjatuhkan dirinya.

Di saat bersamaan ponselnya berdering.

Wajah yang semula tanpa ekspresi kini menampilkan senyuman.

"Haruskah ku mulai?"

Menaruh ponselnya kembali dan mulai menulis apa yang ada di papan tulis.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, begitu juga dengan bell istirahat yang mulai berbunyi di seluruh kelas.

Seperti biasanya, begitu bell istirahat berbunyi semua murid mulai berhamburan menuju kantin.

Tapi berbeda dengan Aura, saat akan melewati lorong kelas seseorang memanggilnya.

"Aura" Menengok ke arah sumber suara dengan menampilkan wajah tanda tanya.

"Mau kemana?"

"Kantin. Gimana rapatnya, gue kena skor?"

"Ngga ada yang di skor, gue ngga tau harus bilang apa ke papah tentang masalah lu kali ini."

Aura memutar bola matanya malas.

"Cih, papah bakal tau tanpa lu kasih tau." Berlalu meninggalkan Adrian yang terkekeh saat mendengar jawaban dari adik perempuannya.

Adrian terus mengikuti Aura hingga memasuki area kantin.

Suasana kantin yang awalnya penuh dengan suara murid yang berceloteh ria kini berganti dengan teriakan dan ocehan melantur saat melihat cogan kaya raya di kantin.

"Anjir anjir itu siapa woyy!!!"

"Cogan abiss, look nya kaya bulewan banget fakk!"

"Filing gue bilang, dia doi Aura?"

"Bisa jadi, habis ngekor aura terus"

"Gue rasa bukan, aura aja masa bodo liat"

"Mau doi atau bukan, yang penting dia cogan cokkkk!! Sekalipun gue harus jadi pelakor rela dah"

"Murahan banget lu, seenggaknya rebut lah malah jadi pelakor."

"Jadi selingkuhan nya juga gue jabanin"

"Sama aja pelakor begooo"

"Siapa dia?"

"Sialan!"

Dan masih banyak lagi.

Aura berhenti di salah satu stand makanan, saat akan memesan Adrian bersuara.

"Lu alergi kacang" Aura menaikan satu alisnya saat menatap Adrian.

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang