XXXV

6K 333 55
                                    

Tok

Tok

Ceklek

Seorang pria muda membuka pintu sebuah ruangan.

"Maaf Presdir, sebentar lagi jadwal kunjungan ke salah satu sekolah yang di donaturi perusahaan"

"Jam berapa?"

"Kurang dari 25 menit lagi, Presdir."

"Segera siapkan mobil"

Saat pria itu akan keluar, pria paruh baya yang di panggil Presdir tadi kembali bersuara.

"Tiar, berkas yang saya minta sudah di dapatkan?"

"Sudah Presdir, besok berkas sudah saya pegang."

"Bagus, kembali kerjakan tugasmu"

"Baik, saya permisi." Sebelum beranjak pergi, pria itu membungkukkan sedikit badannya dan berjalan keluar ruangan.

Seorang pria paruh baya, kini tersenyum kala menatap sebuah figura yang menampilkan foto tiga orang kesayangannya.

"Sebentar lagi, sebentar lagi kita akan bertemu adik. Papah mohon, kali ini sudahi permainan petak umpetnya."

Sebuah mobil berwarna putih, memasuki area parkir SMA SKJ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah mobil berwarna putih, memasuki area parkir SMA SKJ.

Beberapa murid terlihat berlarian guna menyerbu para pedagang yang kebetulan mangkal di depan gerbang sekolah.

Seorang pria muda yang biasa di panggil Tiar, berjalan memutar dan membukakan pintu mobil sebelah kiri.

Seorang pria paruh baya keluar dari dalam mobil dan menatap sekeliling area sekolah.

"Sepertinya banyak perubahan."

"Setelah kejadian waktu itu, banyak renovasi yang di lakukan oleh pihak sekolah, Presdir."

"Haruskah ku hancurkan saja sekolah ini? Ah, kurasa tidak. Kakak pasti akan marah padaku, benar bukan Tiar?"

"Benar Presdir, nona besar tidak akan menyukai jika anda terluka."

Keduanya mulai membawa langkahnya menuju ke tempat tujuan mereka.

Saat akan memasuki lorong sekolah, keduanya di sambut dua guru yang akan menjadi pemandu arah.

Sepanjang perjalanan, kedua guru terus berbicara tentang kemajuan sekolah dari tahun ke tahun. Tentunya, hal itu hanya di tanggapi oleh Tiar yang menjabat sebagai sekretaris pertama.

Awalnya tidak ada apapun yang aneh, hingga beberapa murid berlarian menuju kantin membuat kedua guru itu bingung.

"Sasa, ada apa ini? Kenapa kalia berlarian ke kantin?"

"Anu pak, itu-itu Tika sama Aura berantem."

"Mereka berdua lagi? Astaga!!"

"Maaf pak, sepertinya-" belum sempat guru itu menyelesaikan ucapannya, Tiar berjalan mengikuti bosnya menuju ke tempat para murid berkumpul.

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang