XXII

7.6K 300 1
                                    

BRAKK

Suara pintu di buka dengan keras.

Mereka menatap ke arah pintu dan terlihat seorang wanita berjalan masuk ke arah toilet dengan tatapan mengintimidasi.

Bibirnya menampilkan senyuman licik yang bisa mereka liat dengan jelas.

"Oh, ternyata ada sampah masyarakat di sini." Ucap Aura yang tentu saja mendapat tatapan tak suka dari ke empatnya.

Aura berjalan ke arah mereka, "Bukankah saat kita melihat sampah harus segera di singkirkan? Oh, atau di musnahkan dari dunia ini?" Mendengar itu, membuat ke empatnya menatap kaget saat Aura mengatakan itu.

"Sialan, awas aja lu!" Mereka berempat pergi meninggalkan Aura di sana.

Aura menatap ke arah wanita dengan tampilan berantakan di depannya, dan berdecak.

"Tch,"

"Lu okey?" Tanya Aura yang tak dapat jawaban.

"Jihan, lu okey?" Jihan menatap Aura dan kembali terisak.

Aura membuka almamater dan seragam identitas nya.

"Pakai," Jihan menggeleng.

"Udah pake aja, gue juga masih pake baju" Jihan kembali menatap Aura dan benar saja dia memang masih menggunakan baju t-shirt berwarna hitam.

Jihan mengambil seragam yang tadi Aura sampirkan di pundaknya dan segera memakainya.

"Rok lu masih okey kan?" Tanya Aura.

"Ngga papa ko Ra, rok aku aman." Aura mengangguk dan membantu Jihan berdiri, setelahnya mereka berdua meninggalkan toilet.

Di perjalanan banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka.

Melihat Aura yang hanya mengunakan t-shirt berwarna hitam dan Jihan dengan penampilan yang bisa di bilang kacau.

"Itu si Jihan kenapa?"

"Kayaknya kena bully dia"

"Lah sama siapa? Tina kan lagi di rawat"

"Lu cuma Tina doang yang ngebully di sini."

"Jangan-jangan, Jessica?"

"Gue juga mikirnya gitu."

"Gila, Aura badannya idela banget cokk"

"Iya yah, udah putih terus pake t-shirt hitam behhh"

Sesampainya di UKS, Aura segera membuka pintu dan membawa Jihan masuk.

"Lu bisa bersihin wajah sendiri kan?" Tanya Aura.

"Bisa ko Ra, kamu ke kelas aja bentar lagi bell."

"Aura ini seragamnya dan makasih udah nolongin aku." Aura menatap Jihan.

"Ngga usah, pakai aja bajunya kalo ngga nyaman karena bekas gue bilang aja nanti gue cariin di koperasi."

Jihan menggeleng, "Eh, ngga usah Ra. Tapi kalo ini aku pake kamu gimana?"

"Itu urusan gue, gue tinggal."

"Sekali lagi, makasih Aura." Tak menghiraukan apa yang Jihan katakan, Aura membawa langkahnya meninggalkan UKS.

Di perjalanan Aura sempat menghentikan langkahnya.

"Di koperasi ada seragam? Bodoh banget gue haha" Aura kembali membawa langkahnya.

Melihat para murid yang belum masuk ke kelas membuatnya berdecak.

Saat di persimpangan jalan, tepatnya di lorong antara ruang laboratorium, perpustakaan dan Koperasi tangannya di tarik ke arah ruang laboratorium.

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang