XIX

8.1K 316 0
                                    

Di perjalanan pulang mobil yang Aura kendarai berpapasan dengan gerombolan anak SMA yang tengah tawuran.

Sial, hari ini benar-benar menyebalkan. Ayolah dia ingin pulang dan beristirahat.

Dengan kesal, Aura membunyikan klaksonnya.

TINN
TINNN
TINNNN

Mendengar suara klakson, seketika pandangan mereka beralih ke arah belakang di mana sebuah mobil hitam menyorot lampu ke arah mereka.

"WOY, KALO MAU LEWAT BISA PUTER JALAN!" Teriak seorang pria.

Aura membuang nafasnya kasar.

Dengan malas ia keluar dari mobil dan berjalan ke arah gerombolan anak SMA yang tengah tawuran.

Melihat ada yang keluar dari dalam mobil, seketika pandangan mereka tertuju ke satu objek.

Ketika sampai di depan gerombolan itu, dengan santainya Aura menatap mereka satu persatu. Seketika bibirnya tersenyum kecil saat melihat anggota dari Agares beserta intinya.

"Oh, jadi mereka yang tawuran? Dasar membuang waktu."

Aura tersenyum ke arah mereka "Bisa minggir, gue mau lewat."

"Ck, bisa muter arah kan? Dasar cewek" Ucap seorang pria yang kepalanya di ikat slayer.

"Ngapain muter arah? Kalo ada jalan yang lebih cepet? Lagian ini juga bukan jalan nenek moyang kalian yang bisa di blokir dengan kegiatan unfaedah." Saut Aura dengan menekan kata di akhir.

"Udah jadi cewek ngga usah ribet tinggal puter arah, abis itu cuci muka, cuci kaki tidur deh. Apa perlu gue yang nidurin lu sambil tu mulut ngedesah haha" Ucap pria lainnya di sambut gelak tawa dari yang lain.

Mendengar itu Aura tersenyum.

"Oh, seberapa kuat lu di ranjang?" Ucapan frontal Aura seketika mendapat tatapan aneh dari mereka dan tak lupa anggota dari Agares.

"Cih, ni cewek tinggal balik napa jadi ikut ribut sih."

"Gue ngga mau ya, sampe ni cewek luka kita di panggil komite sekolah."

"Udah sana suruh dia balik aja."

Berbeda dengan anggotanya, inti dari Agares memandang datar ke arah Aura dan jangan lupakan tatapan William yang tengah mengawasi pria yang kini berjalan ke arah Aura.

"Body lu okey juga, sejam berapa?" Saat akan memegang dagu Aura tangannya terpelintir ke arah belakang.

"Anjing!!" Sang pelaku yang memelintir tangan pria, tersenyum.

"Gue minta baik-baik ke kalian buat minggir dari sini, nyatanya ngomong sama gerombolan hewan itu susah." 

Saat akan melepaskan tangannya, seketika mereka di buat kaget dengan Aura yang menodongkan Revolver tepat di dahi pria yang tengah ia sandra.

Begitupun dengan Agares mereka memandang Aura dengan berbagai macam pertanyaan.

Lain dengan William yang kini tersenyum kecil melihat apa yang Aura lakukan.

"Menarik."

"Sebelum timah panas ini bersarang di otak ni cowok, sekali lagi gue minta minggir dari jalan ini."

Tak jarang ada yang menatap remeh ke arah Aura dan menganggap apa yang ia lakukan hanya gertakan saja.

"Cewek kaya lu mana bisa make pistol. Paling cuma mainan hahah"

Ah, rupanya ia menantang sisi iblis dari Aura yang saat ini akan bangun.

Aura sekali lagi membuang nafasnya "Hah, sebenarnya gue ngga mau gini ke kalian tapi-"

DOR

Ucapannya terhenti kala terdengar suara tembakan, mereka menatap ke arah Aura yang tengah menodongkan pistol ke depan dan tak lupa asap yang keluar dari ujung pistol seperti habis mengeluarkan peluru.

Tak lama terdengar suara teriakan.

"Arghhhh, anjing kaki gue!!!" Pandangan mereka teralihkan ke pria yang tadi sempat berdebat dengan Aura.

Tak kalah berbeda dengan pria yang ada di tangan Aura, seketika tubuhnya gemetar saat melihat salah satu temannya di tembak dan jangan lupakan senyuman yang terukir di bibir wanita itu.

Dengan santainya Aura berjalan ke arah pria yang tadi ia tembak "Sorry, tangan gue kepeleset."

"Sekarang gue minta bubar. Dengan ngelakuin hal unfaedah kaya gini buat apa? Pinter ngga goblok iya." Ucapnya dan berjalan ke arah mobil.

Setelah mendengar ucapan dan apa yang Aura lakukan tadi, membuat mereka mulai pergi meninggalkan jalanan.

Melihat mereka yang kabur kocar kacir membuat Aura menggelengkan kepala.

Sesampainya di rumah, Aura berjalan ke arah ruang keluarga dan menghempaskan tubuhnya di sofa panjang yang ada di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di rumah, Aura berjalan ke arah ruang keluarga dan menghempaskan tubuhnya di sofa panjang yang ada di sana.

Aura memandang langit-langit ruang tamu dan menghela nafas.

Tak lama dua pelayan mendekatinya dan mulai melepaskan sepatu serta mengambil tas yang Aura taruh sembarangan.

"Bi, hari ini masak apa?" Tanya Aura dengan mata tertutup.

Melihat tingkah nona nya, membuat kedua pelayan tadi tersenyum.

"Nona mau di masakin apa?"

Aura membuka mata dan mengubah posisi tubuhnya menjadi duduk.

"Ngga usah bi, hari ini kalian masak apa?" Tanyanya lagi.

"Eh, kami masak ayam serundeng, tempe dan sayur kacang panjang, nona." Mendengar itu membuat Aura bersemangat.

"Boleh deh bi, siapin ya aku mau mandi dulu." Mendengar jawaban dari sang nona, membuat kedua pelayan tadi saling menatap satu sama lain.

"Nona ingin di masakin itu?" Aura berdiri dari duduknya.

"Ngga bibi, makanan yang ada aja. Paham kan bi? Udah ah aku mau mandi." Setelah mengatakan itu Aura berjalan ke arah lift meninggalkan kedua pelayan yang masih bingung.

"Maksudnya nona Aura apa, tun?" Di saat bersamaan kepala pelayan menghampiri mereka.

"Kalian ngapain?" Kedua pelayan itu mulai menceritakan apa keinginan dari nona nya itu.

Mendengar penjelasan dari kedua pelayan tadi membuatnya tersenyum.

"Kalian pasti paham, nona ingin makan malam kali ini dengan apa yang kita makan."

"Tapi-" Ucapannya terhenti ketika kepala pelayan memotong nya.

"Udah, siapkan saja jangan sampai nona marah." Setelahnya mereka mulai meninggalkan ruang keluarga dan menyiapkan pesanan dari nona nya tadi.

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang