S E A N D A I N Y A ✔- 07

490 81 34
                                    

"Maaf ya, Sehandara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf ya, Sehandara. Ayah sama Bunda benar-benar enggak ngasih ijin. Makanya aku cancel dadakan buat ikut nonton barengan sama kalian. Aku juga enggak enak sama Janie dan Kafa."

Sehandara tersenyum dan menggeleng pelan. Kafa dan Janie lanjut menonton karena mereka memang sudah ada di tempat lantaran sengaja menunggu Sehandara dan Reina di sana.

"Enggak apa-apa, Rein. Kamu kan emang lagi sakit, maaf ya... aku baru baca pesan dari kamu setelah aku sampai sini. Aku jadi ganggu waktu istirahat kamu."

"Enggak apa-apa. Aku udah mendingan kok, lagian bosen juga kalau harus rebahan terus."

Sehandara berulang kali menatap pada wajah Reina yang pucat. Namun bibir gadis itu selalu saja melukis senyum bahkan sesekali tertawa pelan seolah tidak sakit. Dan entah kenapa ada rasa khawatir yang menyeruak dalam hati kecilnya karena mendapati Reina yang berulang kali jatuh sakit.

"Kalau gitu aku pamit aja ya, udah mau magrib juga. Kamu istirahat, semoga lekas sembuh ya, Rein."

Sehandara tidak mungkin bertamu terlalu lama saat kondisi Reina tengah sakit seperti sekarang. Membiarkan Reina kembali istirahat dengan harapan jika kondisinya akan kembali membaik.

"Makasih ya, kamu juga hati-hati di jalan. Next time aku janji, kita bakalan pergi berempat buat nonton bareng."

Sehandara tersenyum tipis saat Reina mengatakan hal itu padanya. "Yang terpenting kamu sembuh dulu. Masih banyak waktu, Rein, tenang aja."

Reina menatap pada tangan Sehandara yang mengusap pelan pada bahu kanannya. Canggung yang awalnya lebih sering mereka rasakan perlahan memudar bahkan lenyap begitu saja. Sehandara yang awalnya Reina pikir sangat cuek dan irit berbicara nyatanya dia tidak seperti itu.

'Sebaliknya sangat hangat dan perhatian.'

"Ciyeee... yang lagi sakit di tengokin pacar. Ganteng juga ya calon kakak ipar aku."

Tuk!

"Aduh! Kak Reinnnn..."

Rora protes saat Reina menyentil keningnya. Namum tertawa kecil karena semburat merah yang terlihat menghias wajah Reina tepat di hadapannya sekalipun kakaknya itu berusaha untuk memperlihatkan wajah kesalnya.

"Ciyeee... mukanya mer-"

"Diem. Atau kak Rein bakalan aduin ke Bunda kalau kemaren kamu pulang dianter- emg!"

Saling membekap mulut. Kedua mata Reina memancarkan kemenangan namun sebaliknya dengan Rora yang menggeleng penuh penolakan. Bukan takut dituduh yang macam-macam, tapi Rora hanya malas jika harus dinasehati panjang lebar sama Bunda karena dia sudah ingkar janji pulang sekolah diantar temannya naik motor.

"Nah, kan-"

"Apaan sih. Kayak enggak kenal aja, Ruto kan emang teman aku."

"Sama aja, kamu udah ngelanggar jan-"

S E A N D A I N Y A ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang