"Kafa, kenapa kamu enggak bilang kalau Sehan itu teman kamu?"
Janie menyenggol pelan lengan Kafa yang berjalan beriringan dengannya. "Sehan teman lama aku waktu dulu di SMP, saat masih tinggal di Bandung. Dia juga enggak ngasih kabar kalau ternyata pindah ke Jakarta dan satu sekolah sama aku."
Janie hanya mengangguk saat Kafa memberinya penjelasan. "Kenapa? Jangan bilang kamu naksir lagi sama Sehan?"
"Apaan, sih? Gimana caranya? Kamu aja enggak ngijinin aku buat selingkuh."
Janie dan Kafa sama-sama tertawa setelah melempar candaan satu sama lain.
"Reina, mana? Tumben belum lihat dia dateng?"
Janie baru sadar kalau Reina belum sampai. Anak itu biasanya datang lebih awal daripada dirinya. Akan duduk anteng di bangku mereka dengan membaca novel atau bahkan mengerjalan soal-soal latihan yang guru mereka sendiri belum memberi perintah untuk mengerjakannya.
Dan panjang umur setelah di omongin Reina terlihat melambai ke arah Janie dan Kafa yang masih berdiri di ambang pintu kelas. Berlarian kecil seperti anak-anak yang masih berusia di bawah sepuluh tahun.
"Tumben, Rein?"
"Iya, tadinya mau enggak masuk."
"Hah, kenapa?"
Menggeleng kecil. Reina hanya mengulas senyumnya pada Janie dan Kafa yang bersamaan menatapnya. Karena mimisan semalam Bunda dan Ayahnya sempat melarang Reina untuk masuk sekolah pagi ini. Bima juga memaksanya untuk memeriksakan keadaannya. Tapi tentu saja Reina menolak semua itu karena memang dia merasa baik-baik saja tanpa perlu ada yang dikhawatirkan.
"Sehan, baru sampai?"
"Iya."
Reina menatap pada Janie saat melihat Kafa yang begitu akrab dengan Sehandara teman baru mereka.
"Sehan teman lama Kafa waktu masih tinggal di Bandung dulu. Aku juga baru tahu." Reina mengangguk kecil setelah mendengar jawaban dari Janie.
"Kelas aku ada di paling ujung. Main aja kalau pas jam istirahat."
Sehandara mengangguk untuk mengiyakan ucapan Kafa. Teman lamanya masih sangat akrab sampai sekarang.
"Oh iya, kalau Reina mukul kamu lagi jangan sungkan buat bales ya, Han."
Kafa tertawa saat melihat wajah Reina yang sedikit terkejut dengan ucapannya. Ini pasti ulah Janie yang sudah bercerita pada Kafa tentang hal memalukan yang dia lakukan kemaren.
"Kafa, udah sana masuk kelas. Udah bel masuk, tuh!"
Janie mendorong Kafa untuk segera keluar dari kelasnya. Selain bel masuk sudah berbunyi, Janie juga tidak mau Kafa semakin ember dan membuat Reina kesal padanya.
"Janieeee..."
Reina menggeram pelan hanya untuk meredam rasa kesalnya pada Janie yang hanya tersenyum tanpa dosa di hadapannya. Hal itu juga yang tanpa keduanya sadari membuat Sehandara menarik senyum tipis pada bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
S E A N D A I N Y A ✔
Hayran KurguKita memilih untuk mengukir cerita bersama. Berjalan beriringan di antara dinding kokoh yang menjulang. Seandainya beda tidak di antara kita. "Janji untuk hidup lebih baik dan terus bahagia ya, Sehandara?" _ Reina "Kamu juga harus janji untuk terus...