BTP|04🕊

828 106 6
                                    

▪︎ 𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐟𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 ▪︎
𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐚𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰, 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐧𝐲𝐚.
𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🤍

▪︎ ▪︎ ▪︎

🔞 dikit hehe.

Memang seharusnya Azka tidak perlu terlalu berharap banyak pada Ziva, karna pagi ini kekasihnya itu kembali memakai seragam ketat—meskipun tidak separah tempo lalu tetap saja Azka tidak menyukainnya, Azka tidak terima dengan Ziva yang selalu memamerkan lekuk tubuh gadis itu.

Azka menjambak kasar rambutnya, merasa panas saat melihat Ziva tengah mengobrol dengan teman satu kelasnya. Bukan karna keduanya mengobrol, bukan! Melainkan dengan sorot mata lawan bicara kekasihnya yang terus saja memperhatikan tubuh Ziva.

Sialan! Azka paham dengan arti tatapan itu—seolah ingin menerkam tubuh Ziva.

Dengan cepat Azka beranjak dari posisinya, mendekat pada Ziva dan langsung melingkarkan tangannya pada pinggang gadis itu—berhasil membuat lawan bicara Ziva langsung mengalihkan pandangannya pada yang lain.

"Kenapa lo alihin pandangan lo itu? Bukannya dari tadi lo fokus liatin badan cewek gua?" tanya Azka dengan nada bicara yang terdengar tak suka.

"Azka!" panggil Ziva dengan mata melotot.

"Lo diem, urusan gua sekarang sama nih bocah!" titah Azka menatap sekilas pada Ziva sebelum ia kembali menatap pemuda di hadapannya.

"Lo salah paham, siapa juga yang liatin badan cewek lo," katanya yang berhasil membuat Azka mengeram kesal.

"Deo! Jangan kira gua diem aja selama lo ngorol sama cewek gua, dari awal gua perhatiin sorot mata lo itu yang terus fokus ke badan Ziva. Gua tau arti dari tatapan lo itu, gua cowok kalo lo lupa." Azka tersenyum sinis dengan emosi yang masih bisa dirinya kendalikan, tapi jika pemuda di hadapannya ini masih mau bermain-main dengannya, jangan harap ia akan melepaskan pemuda itu.

"Deo, kita omongin tentang tugas nanti aja yah. Gua permisi!" Ziva langsung menarik Azka pergi sebelum kekasihnya itu emosi dan melakukan hal gila pada Deo.

"Lo paham gak sih sama larangan gua?"

Ziva menghentikan langkahnya, membalikan tubuhnya menjadi menghadap Azka. Ia bisa melihat jelas wajah Azka yang memerah karna menahan amarah.

"Azka—"

"Lo selalu anggap remeh larangan gua! Padahal gua larang lo pake seragam kaya gini biar lo gak ditatap murahan sama cowok lain! Zivanya—" Azka menjeda ucapannya, mengusap kasar wajahnya seraya mengela napas lelah. Dirinya berusaha untuk menenangkan diri agar emosinya mereda.

"Gua akuin tubuh lo bagus dan gua gak munafik dengan hasrat gua yang selalu pengen nerkam lo dengan lo yang pake seragam kaya gini! Zivanya sayang! Kalo gua aja bisa panas bahkan gila saat liat lekuk badan lo ini, apalagi mereka? Kalo gak ada gua, dan lo lagi di luar area sekolahan, udah pasti mereka bakal ngelakuin hal gila! Udah pasti mereka bakal nyicipin badan lo ini!"

"Lo suka pamerin lekuk tubuh lo 'kan? Lo suka cewek-cewek yang lain iri liat tubuh lo yang bagus ini 'kan?"

Ziva menggeleng menanggapi pertanyaan Azka, "gua lakuin itu bukan buat bikin cewek lain iri, tapi gua lakuin itu biar lo fokus ke gua dan gak tertarik ke cewek lain," jelasnya dengan suara pelan.

"Zivanya, gak ada yang perlu lo takutin. Gua terlalu males buat tertarik ke cewek lain, punya lo aja udah bikin gua gila, apalagi kalo gua punya yang lain!" balas Azka dengan dengkusan sebal di akhir ucapannya.

𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐟𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang