BTP|22🕊

295 49 0
                                    

▪︎ 𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐟𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 ▪︎
𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐀𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰, 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐧𝐲𝐚.
𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🤍

▪︎▪︎▪︎

Ziva memperhatikan jalanan di hadapannya sambil memainkan cup berisi kopi dingin di tangannya, sesekali menghela napas saat gadis di sampingnya tak kunjung bersuara-Siska, padahal gadis itu sendiri yang mengajaknya ke kafe untuk membicarakan hal penting. Namun, sampai sekarang gadis itu masih belum mengatakan sepatah kata pun.

Lagi-lagi Ziva menghela napas, kali ini sedikit kasar. Dirinya benar-benar merasa bosan, sudah hampir 30 menit tidak ada pembicaraan di antara mereka. Dirinya yang sibuk memperhatikan jalanan dan Siska sibuk melamun, entah apa yang sedang dipikirkan oleh temannya itu hingga berakhir meniadakan kehadirannya.

"Siska—"

"Geri kayanya emang suka deh sama Maura." Siska menyela cepat ucapan Ziva.

"Tau dari mana?" tanya Ziva.

"Lo gak sadar sama tingkah dia akhir-akhir ini? Padahal jelas banget kalo dia nyoba buat deketin Maura," jelas Siska dengan raut wajah yang berubah lesu.

"Lo udah nyoba buat nanya langsung belum ke Geri?" Ziva menghela napas pelan saat Siska menjawab pertanyaanya dengan menggeleng pelan.

"Mending lo tanyain dulu—"

"Kalo ternyata bener, gimana?"

Ziva menaikan satu alisnya, menatap binggung pada Siska yang malah mendadak kesal itu.

"Ya lo maunya gimana? 'Kan lo sendiri yang selalu nolak ajakan Geri buat pacaran, padahal udah jelas lo berdua saling suka." Ziva menegakkan kembali tubuhnya, membenarkan posisinya sebelum kembali melanjutkan, "sekarang gua tanya ke lo, alasan lo gak mau pacaran sama Geri, itu apa? Apa yang bikin lo ngerasa gak yakin buat nerima Geri?"

Siska yang ingin kembali bersuara—untuk menjawab pertanyaan Ziva itu, mendadak tertahan oleh kedatangan Azka dan yang lainnya.

"Bahas nanti, yah." Siska berpindah tepat saat paham dengan tatapan Azka padanya. Pemuda itu memberinya kode untuk berpindah tempat.

"Asik bener nongkrong berdua doang." Vino memberi sindiran setelah menjatuhkan bokongnya pada kursi di samping Siska.

"Harus banget bawa rombongan terus?" tanya Siska dengan malas.

"Dih? Sensi bener," sahut Vino sambil terkekeh pelan.

Keributan Siska dengan Vino itu sama sekali tidak pedulikan oleh Ziva, dirinya memilih fokus memperhatikan Geri dan Maura. Keduanya asik mengobrol dengan duduk berdampingan.

Ah, yang dikatakan oleh Siska sepertinya benar. Ziva bisa melihat perbedaan dari Geri—pemuda itu memilih duduk di samping Maura ketimbang duduk di samping Siska, padahal jika kembali diingat, sejak dulu pemuda itu selalu menempel pada Siska. Meskipun kadang seperti kucing dan anjing, tapi Ziva tidak pernah melihat Geri menjauh dari Siska.

Pandangan Ziva teralihkan pada Siska, sialnya gadis itu tengah menatap padanya juga.

Ziva paham betul akan tatapan yang diberikan Siska padanya—seolah memberitahunya jika yang dikatakan gadis itu benar dan ia bisa melihatnya sendiri.

"Apa yang lagi lo pikirin, hm?" Ziva tersentak saat sesuatu yang dingin menyentuh pipinya.

"Apa?" Ziva balas bertanya sambil menatap pada Azka.

𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐟𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang