▪︎ 𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐟𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 ▪︎
𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐚𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰, 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐧𝐲𝐚.
𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🤍▪︎ ▪︎ ▪︎
"ZIVANYA! LO MAKAN PUDING GUA? SIALAN, NAPA LO ABISIN!"
Teriakan mengelegar itu benar-benar mengganggu kesenangan Ziva yang tengah sibuk menonton drama.
"TURUN LO ANJING!"
Ziva mengeram kesal, melempar asal remot tv dan berlalu keluar dari kamar—menemui sang adik yang kini mungkin tengah kerasukan.
"Berisik anjing!" dengkus Ziva saat ia berada di tangga akhir menatap sebal pada Tasya yang kini terlihat begitu marah.
"Puding yang lo makan itu punya gua! Lo gak ada hak buat makan punya orang!" geram Tasya dengan wajah memerah. Gadis itu berusaha menahan amarahnya.
"Cuman puding doang, yaelah. Gak usah alay! Lo bisa minta Bi Inah untuk bikin lagi, 'kan? Ngapain kudu marah sih!" Ziva memutar malas bola matanya, merasa jengah dengan Tasya yang menurutnya terlalu berlebihan.
"Lo bener-bener yah! tuh puding sengaja gua taro di kulkas buat gua makan nanti, seharusnya lo sadar diri anjing! Kalo lo mau ambil yah sebagian aja, bukan malah lo makan semuanya! Udah salah bukannya minta maaf malah makin gak tau diri!" maki Tasya dengan penuh emosi.
"Tasya anjing! Lo juga salah, kenapa gak lo tulis 'jangan di makan' di puding lo itu? Asal lo tau—orang yang abisin puding lo itu Raka, bukan gua! Dasar anak dakjal!" Setelah ikut mengamuk, Ziva membalikan tubuhnya, lebih baik ia kembali ke kamarnya dari pada harus terus meladeni Tasya.
Namun niatnya itu tertahan oleh aksi gila Tasya, bahkan kakinya saja belum sempat melangkah. Tapi sialnya, kepalanya lebih dulu terkena lemparan piring.
Dengan rasa sakit di kepalanya, Ziva memejamkan matanya seraya mengeram kesal. Dirinya kini begitu emosi, adik sialanya itu bukan hanya dakjal tapi juga psikopat gila.
"Tasya anjing!" Ziva membalikan tubuhnya, berjalan mendekat pada Tasya tanpa memperdulikan pecahan piring yang dirinya injak, bahkan Ziva tidak peduli dengan kepalanya yang terasa pusing sekaligus sakit karna ulah gila adik dakjalnya itu.
"Gu-gua gak sengaja," cicit Tasya yang kini berubah takut. Perlahan mundur saat Ziva terus saja mendekat padanya dengan pandangan penuh emosi.
"Gak usah segan kalo lo mau matiin gua, sialan!" murka Ziva seraya menjambak kasar rambut Tasya, saat ini emosinya sudah kalang kabut—tidak bisa ditahan lagi.
"Gua minta maaf. Gua gak sengaja, Kak." Tasya berusaha menahan rasa sakit dari jambakan Ziva yang semakin terasa di kepalanya. Jambakan Ziva tak main-main, kepalanya saat ini seperti akan terputus dari tubuhnya.
"Lo kira gua percaya kalo lo gak sengaja? Enggak sialan! Dari dulu lo emang demen cari gara-gara sama gua!"
"Sialan! Lo berdua ngapain anjing!" Suara keras dari arah belakang membuat Ziva menghentikan aksi gilanya. Ziva membalikan tubuhnya tanpa melepaskan tangannya dari rambut Tasya—membuat gadis itu kembali meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐞𝐫𝐟𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧.✔
Novela Juvenil• 𝐁𝐞𝐫𝐭𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧𝐦𝐮 𝐩𝐚𝐝𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫-𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐬𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢. • • • Ziva dan Azka adalah sepasang kekasih yang telah menjalin hubungan untuk waktu yang cukup lama. Hubungan keduanya juga tak serta-merta s...